Film Pendek “Siampa” Produksi Mozaik Laboratory Nomine SSFF 2020

-

Kamis, 14/01/2021 09:56 WIB
Film pendek “Siampa” masuk nomine 14 finalis dalam Smartphone Short Film Festival 2020  - foto poster dok

Film pendek “Siampa” masuk nomine 14 finalis dalam Smartphone Short Film Festival 2020 - foto poster dok

Solok, sumbarsatu.com—Film pendek “Siampa” yang diproduksi Mozaik Laboratory Kota Solok dengan produser Yeyen Hendarti Darmawan berhasil masuk nomine 14 finalis dalam Smartphone Short Film Festival 2020 yang diumumkan pada 25 Desember 2020 lalu.

Film “Siampa” bergenre horror-komedi yang disutradarai Mira Susanti ini, berhasil menyingkirkan 334 film pendek yang dihasilkan dari optimalisasi telepon pintar yang berasal dari 22 provinsi dari di Indonesia. Smartphone Short Film Festival 2020 yang diinisiasi TV Desa Kemendes dan didukung kementerian lainnya serta kerja sama dengan aplikasi Genflix.

Menurut, Yeyen Hendarti Darmawan, film pendek dengan latar budaya tradisi masyarakat Solok, Sumatra Barat ini mengisahkan tentang “Siampa”, sebuah kepercayaan tradisi masyarakat Minangkabau, khusus di Solok. Siampa dianalogikan makhluk yang dan tinggi besar, hitam dan mata merah menyala yang kerap mengganggu menusia tertidur. Manusia yang diganggu “Siampa biasanya yang terkesan pemalas beribadah dan kumuh. Siampa dianggap penghuni pepohonan besar dan rumah tinggal.

“Film ini berangkat dari kepercayaan masyarakat terhadap folklor “Siampa itu. Siampa merupakan cerita rakyat yang beredar dari mulut ke telinga sejak dulu kala. Tapi sebenarnya, jika ditilik dari cerita “Siampa” itu, ada pesan positif yang disampaikan kepada umat manusia, yaitu rajin dan selalu mengingat Sang Pencipta dan jaga kebersihan. Dan inilah yang kami angkat jadi sebuah karya seni film dengan perangkat yang sederhana,” kata Yeyen Hendarti Darmawan, kepada sumbarsatu.com, Kamis (14/1/2021) yang menjadi Mentoring Kelas Produksi Film ini.     

Proses pengambilan gambar film pendek "Siampa" --foto dok

Kerja penggarapan film “Siampa” merupakan kerja tim melalui sebuah program yang disebut Tim Kelas Produksi Film yang diwadahi Mozaik Laboratory.

Lebih jauh dijelaskannya, produksi film pendek “Siampa” memanfaatkan semaksimal mungkin potensi yang dimiliki tim, tapi dikesankan tetap menjaga nilai-nilai estetika dan kerja film.

“Alat yang digunakan Tim Kelas Produksi Angkatan I ini hanya kamera smartphone dengan bantuan cahaya Matahari yang menerangi objek. Perekaman gambar dan suara semua di take dengan satu  handphone yang sama sehingga hal tersebut membuat produksi film Siampa ini semakin mudah dan praktis,” urai Yeyen Hendarti Darmawan, yang juga inisiator Mozaik Laboratory.

Biaya produksi film  “Siampa” sebesar lebih kurang Rp900 ribu yang berasal dari hasil patungan dan subsidi dari Mozaik Laboratory. “Anggota Tim Kelas Produksi Angkatan I yang berjumlah 10 orang ini melakukan kerja militannya sejak pra-produksi hingga pancaproduksi  “Siampa”. Semua dikerjakan dengan semangat berkarya. Pengambilan gambar dilakukan di Salayo Solok dan Parak Gadang Solok. Masuk nomine 14 finalis dalam Smartphone Short Film Festival 2020 merupakan sesuatu yang buat kami makin semangat bikin film baru. Masyarakat dan budaya Kita punya potensi cerita yang inspiratif yang bisa dijadikan karya film,” tambah Mira Susanti, sang sutradara yang juga mahasiswa ISI Padang Panjang ini.

Film genre horor-komedi ini berdurasi 11 menit 50 detik, tambah Mira Susanti, menghabiskan waktu 2 hari untuk pengambilan gambar (shooting) dan membutuhkan kurun waktu 2 bulan (November-Desember 2020) untuk keseluruhan produksi dari tahapan praproduksi, produksi, pascaproduksi.

“Hari ini, sesuai jadwal jika tak ada perubahan, sutradara dan pendukung film “Siampa” akan mempresentasikan karya mereka di depan dewan curator (juri). Tahapan ini untuk mengambil yang terbaik dari 14 nomine SSFF 2020. “Siampa buat kami bangga,” tambah Yeyen Hendarti Darmawan disambut gembira pendukung proses produksi lainnya.

Dikutip dari situs http://ssff.tvdesa.id, SSFF (Smartphone Short Film Festival ) adalah ajang Kompetisi Kreativitas Remaja dalam Karya Film  menggunakan smartphone (telepon pintar) untuk menghasilkan karya luar biasa, mempromosikan potensi desa tidak harus terhenti karena  keterbatasan.

Dalam situs itu disebutkan, pengumunan & malam penganugerahan dilakukan pada 30 Januari 2021 di Gedung Kesenian Jakarta.

Rangkaian SSFF 2020 juga dilaksanakan workshop secara virtual dengan narasumber Dicky Kurniawan (Casting Director PH Visual Generation ), Miftah Fauzi (Film Maker Lens Art Community) dan AR Affandi (Founder Roemah FIlm Affandi). Dalam workshop dibahas seputar masalah Penulisan Skenario, Penyutradaraan, Proses Produksi. Dan Tata Kamera.

Para juri akan memilih Film Terbaik SSFF 2020, Film FIksi Terbaik, Fillm Dokumenter Terbaik, Film Tematik Terbaik, Film Favorit SSFF 2020, Sutradara (Fiksi dan Dokumenter ) Terbaik, Penata Kamera (Fiksi dan Dokumenter ) Terbaik, Penulis Cerita (Fiksi dan Dokumenter), Editor (Fiksi dan Dokumenter ) serta Aktor dan Aktris Terbaik.

Tim Kelas Produksi Angkatan I yang berpastisipasi aktif menghasilkan karya film “Siampa” adalah Mira Susanti (sutradara), Afifah Afra Amatullah (assisten sutradara), Afrianfadli (sound director/main talent), Handika Habibillah (editor), Jumaitul Fuad (penata kamera), M. Abdul Latif (penulis naskah), M. Rizki Adha (penata cahaya/pemain), Ronni Fatria (pemain), Mariani Mia (pemain), Cania (pimpinan produksi), Sarianto (operator kamera), dan Yusa Gusmaidi (art director/pemain).

Selain itu, proses produksi Siampa juga didukung penuh Angga Mozaik (Excetutive Producer), Hendarti Darmawan (Produser), dan Yulia Anggraini (Runner/ Desain). SSC/MN



BACA JUGA