Cheonggyecheon, Dulunya Sungai Kumuh

Bagian 2 dari 3 Tulisan

Rabu, 18/10/2023 04:48 WIB
Sungai-Cheonggyecheon

Sungai-Cheonggyecheon

OLEH Ivan Adilla (Dosen Jurusan Sastra Indonesia FIB Unand)

Di tahun lima puluhan, daerah sepanjang aliran sungai itu hanyalah wilayah kumuh. Air sungainya butek, disertai bau busuk yang terbawa angin ke mana-mana. Warga membuang sampah ke sungai, sesuka hati dan tanpa rasa bersalah. Pejabat pemerintah tak ada yang sudi melihat, mengunjungi, apalagi merawat wilayah itu. Cheonggyecheon adalah borok memalukan.

“Untuk menutupnya, dibangunlah jalan bebas hambatan di atasnya pada 1950-an," ujar Kee Yeon Hwang, salah satu inisiator proyek pembangunan Sungai Cheonggyecheon, seperti dikutip dari Grist.org.

Hampir tiga puluh tahun kemudian, jalan empat jalur dibangun di atas borok wilayah perkotaan itu. Kali ini jalan layang empat jalur yang menjadi simbol kebangkitan dan industrialisasi Korea. Namanya juga pencitraan, pembagunan jalan layang itu tak menyentuh sumber permasalahan. Sebaliknya, sarana transportasi itu malah menimbulkan masalah baru. Kerusakan lingkungan dan alur sungai makin parah. Warga Seoul kehilangan ruang publik, kota kekurangan lahan hijau, suhu menjadi panas dan udara penuh polusi.

Sepanjang aliran sungai berubah menjadi wilayah kumuh, tempat tinggal favorit para pengemis dan tunawisma. Lengkap dengan bandit dan prostitusi kelas kambing. Di sepanjang bantaran sungai dibangun rumah-rumah sederhana dari bertiang bambu dengan dinding triplek atau karton. Borok itu tak bisa lagi disembunyikan dan ditutupi.  

Pada 2003, saat Seoul dipimpin oleh Lee Myung-bak, sang wali kota membentuk sebuah panitia untuk mencari solusi bagi lingkungan kumuh sepanjang Sungai Cheonggyecheon.

Perundingan dan jajak pendapat dilakukan. Hasilnya, sebagian besar warga setuju Sungai Cheonggyecheon direstorasi. Selama dua tahun, pemerintah kota menata wilayah kumuh itu, memulihkan fungsi sungai dan mengubahnya menjadi taman kota yang rapi dan bersih. Dihiasi lampion-lampion yang diikat pada kawat yang membentang kedua sisi sungai. Di bawah jembatan, terdapat sebuah ruang besar untuk pameran. Di sini digelar pameran lukisan anak-anak dan kerajinan. (ivan adilla)



BACA JUGA