Pasbar, sumbarsatu.com- Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Kabupaten Pasaman Barat terpilih H Baharuddin sangat menyesalkan tidak adanya perhatian Pemda selama 10 tahun terakhir terhadap LKAAM atau pun kaum adat.
"Saya prihatin hampir 10 tahun atau dua periode bupati sampai sekarang, perhatian Pemda terhadap LKAAM atau ninik mamak, bundo kanduang nyaris tak ada atau nol besar, " kata Baharuddin usai terpilih dalam Musda LKAAM Kabupaten Pasaman Barat Sabtu lalu (12/11/2022) di Hotel Gucci Simpang Empat.
Dia menyebut selama ini LKAAM Pasaman Barat sepertinya mati suri.
"Menurut pendengaran saya, selama hampir 10 tahun nol besar pembinaannya terhadap adat," kata Bahar bergelar Tuo Malin mengulangi ketegasannya.
Bahar menyebut bukan bermaksud berbangga diri bahwa selama dia menjadi bupati telah membuatkan rumah gadang adat tiap nagari dengan masing-masing rumah adat anggarannya Rp500 juta pada 19 nagari di Pasaman Barat.
Pemda juga memberikan pakaian adat kepada seluruh ninik mamak dan bundo kanduang di Pasaman Barat, sebagai bentuk perhatian kepada adat.
Dia juga menyediakan anggaran untuk nagari Rp1 miliar per nagari. Bundo kanduang dan ninik mamak dipinjamkan kendaraan operasional dinas. Tari pasambahan dilestarikan dan dikembangkan.
"Untuk adat dan agama selalu kita perhatikan, Paud, Linmas, Jorong diperhatikan. Bahkan jorong diberikan sepeda motor untuk memajukan nagari," kata Baharuddin.
Menurutnya guru yang menerima murid yang tidak pandai membaca Alquran, guru tersebut diberhentikan. Begitu siswa SMP/SLTA muslim pertama di Sumbar wajib berpakaian muslim dan wajib baca Alquran.
"Saya bertekad bagaimana kekuasaan digunakan untuk kepentingan agama dan adat," tegas Bahar.
Dia meminta asalkan ninik mamak kompak dan bersatu, maka dia bertekad untuk memajukan dan memperhatikan kaum adat atau ninik mamak. 'Mengembalikan siriah pulang gagangnyo, pinang pulang ka tampuaknyo'. SSC/NIR
