Ediwar (18 Desember 1962-23 Januari 2025) Foto Dok
Padang Panjang, sumbarsatu.com—Berita duka cita kembali memayungi keluarga besar dan civitas akademika Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang. Salah seorang pengajar senior, Ediwar, S.Sn., M.Hum., Ph.D, berpulang ke Rahmatullah pada Kamis, 23 Januari 2025 pukul 06.00 di Rumah Sakit Umum Pusat Muhammad Djamil, Padang. Sebelumnya, Syaiful Erman S.Kar., M.Sn pergi selamanya meninggalkan keluarga besar kampus seni ini pada Rabu, 13 November 2024 lalu.
Ediwar, seorang dosen senior dan lector kepala di Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang, meninggal dunia dalam usia menjelang 63 tahun. Ia lahir di Nagari Paninjauan, Tanjung Raya, Agam, pada 18 Desember 1962. Informasi yang diperoleh sumbarsatu, mendiang berpulang karena sakit yang diidapnya. Ia telah menjalani perawatan intensif belakangan ini.
Rektor ISI Padang Panjang Dr. Febri Yulika, S.Ag., M.Hum mengungkapkan rasa kehilangan yang mendalam atas kepergian almarhum.
"Bapak Ediwar bukan hanya seorang dosen, tetapi juga mentor dan panutan bagi kami semua. Kepergiannya meninggalkan luka yang dalam bagi civitas akademika ISI Padang Panjang, dan seni," katanya.
“Bapak Ediwar dikenal sebagai sosok yang berdedikasi tinggi dalam dunia pendidikan seni dan budaya. Selama bertahun-tahun, beliau menjadi inspirasi bagi mahasiswa dan koleganya di ISI Padang Panjang melalui kontribusinya dalam pengembangan seni tradisional dan modern. Selain itu, almarhum juga aktif dalam berbagai kegiatan akademik, baik di tingkat lokal maupun nasional,” sebut Dr. Sahrul N, S.S., M.Si. Wakil Direktur Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang.
“Pengalaman saya ketika Silek Art Festival yang terakhir, saat itu almarhum Direktur Festival dan saya curator, saya melihat semangatnya sangat tinggi, tidak mempedulikan kesehatan dalam bekerja. Sehingga ketika kami di Payakumbuh penyakit beliau kambuh lalu dibawa pulang ke Padang Panjang. Tetapi besoknya beliau aktif lagi yg harusnya istirahat dulu agak lama,” tambah Sahrul.
Syuhendri, seniman dan pegiat literasi Tanah Ombak Padang, mengatakan, almarhum Ediwar, salah seorang doktor seni, dan perintis serta berkotribusi sangat signifakan terhadap perkembangan ISI Padang Panjang.
“Ediwar itu orangnya sederhana, ramah dan mudah bergaul dengan siapa saja. Sosok yang dikenal sebagai orang yang konsern pada dunia penelitian seni di lingkungan pendidikan yang selama ini yang lebih berorientasi pada teknis semata,” kata Syuhendri mengenang mendiang.
“Kami semua merasa kehilangan, namun akan selalu mengenang jasa dan bimbingan beliau dengan penuh rasa hormat,” tambah Dr. Ali Sukri, S.Sn., M.Sn, sesama kolega almarhum.
Hal senada juga disampaikan Dr. Afrizal H, S.Sn., M.Sn, pengajar seni teater ISI Padang Panjang.
“Pak Ediwar, dosen Prodi Seni Karawitan, peniliti seni budaya, terakhir beliau melakukan penelitian tentang perkembangan silat di Minangkabau di samping beliau juga berkonsentrasi dalam penulisan kritik musik dan penelitian musik Nusantara,” terang sosok yang akrab disapa Babab ini.
Selain sebagai seorang periset dan peneliti yang tekun, Ediwar juga tidak pelit berbagi pengetahuan dan pengalaman, serta membuka dan memberi kesempatan kepada yang muda-muda.
“Pak Ediwar merekomendasi saya sebagai kurator dalam kegiatan Festival Limpapeh di Kampuang Sarugo, Nagari Koto Tinggi, Lima Puluh Kota. Figur yang terbuka dan senang diajak berdiskusi tentang keilmuan seni termasuk pengalaman dalam kegiatan festival budaya di Sumatera Barat,” tambah Babab dengan suara berat. Ia terpukul atas kepergian sosok idolanya ini.
Dalam kaumnya, suku Chaniago, Ediwar juga seorang pengulu ninik mamak bergelar adat Datuak Kayo.
Semasa mengabdi di ISI Padang Panjang, Ediwar mengampu berbagai mata kuliah penting di ISI Padang Panjang, baik di Tingkat sarjana maupun pascasarjana, antara lain Manajemen Seni, Pengkajian Seni, Teknik Penulisan Ilmiah, Isu-isu Seni, Kritik Karawitan, dan Kebudayaan Melayu.
Ediwar menyelesaikan pendidikan S-1 di STSI Surakarta, (1991–1994) dengan karya tulis berjudul “Studi Tekstual dan Musikologis Kesenian Indang di Ngari Toboh Padang Pariaman.” Melanjutkan pendidikan S-2 di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (1996–1999), judul tesis “Perjalanan Kesenian Indang dari Surau ke Seni Pertunjukan di Padang Pariaman.”, dan doktoral (S-3) dirampungkan di Universiti Kebangsaan Malaysia (2007–2012), dengan disertasi berjudul “Dinamika Muzik Islami Minangkabau di Sumatera Barat, Indonesia.”
Ediwar juga banyak terlibat dan menggagas pelbagai festival-festival seni di Sumatera Barat, antara lain Silek Art Festival. Festival Danau Maninjau, dan lain sebagainya. Karya-karya riset dan penelitiannya sudah banyak dibukukan.
Jenazah kini disemayamkan di rumag duka Jl. Dr. A. Rivai Dalam No. 73, RT. 14 Guguk Malintang, Padang Panjang Timur. Rencana hari ini dikebumikan di kampung halamannya di Nagari Paninjauan, Agam setelah disalatkan di Masjid ISI Padang Panjang. SSC/MN