Nazif Basir bersama dengan H. Basril Djabar. Kedua sahabat konco palangkin ini sama-sama mendirikan Harian Singgalang. Foto Ist
Padang, sumbarsatu.com—Ranah Minangkabau berduka. Salah seorang putra terbaiknya, Nazif Basir, suami penyanyi legendaris Elly Kasim, meninggal dunia, pukul 20.30 Jumat (1/5/2020) di Jakarta. Belum ada informasi dari pihak keluarga di mana akan dimakamkan.
Nazif basir merupakan seorang sastrawan, budayawan, wartawan, serta salah seorang tokoh Minangkabau.
Kabar meninggalnya salah seorang pendiri Harian Singgalang ini didapat dari konconya, Pemimpin Umum Harian Singgalang, H. Basril Djabar. “Telah berpulang ke Rahmatullah, Nazif Basir Sutan Pemanen, di Rumah Sakit Pertamina,” tulis Uda Bas, demikian ia akrab disapa.
Nazif Basir lahir di Bukittinggi, 5 Juni 1934, meninggal dalam usia 86 tahun. Almarhum seorang senian, wartawan dan satrawan. Palimo Alang Bangkeh, salah satu cerbung karaynya yang terkenal itu.
Nazif bersama istrinya, Elly Kasim, merupakan pendiri Sanggar Tari Nasional Bunda, yang lebih dikenal dengan nama Sangrina Bunda pada 1978. Mereka telah membawa sanggar tari tersebut keliling dunia memperkenalkan kebudayaan dan kesenian Indonesia ke-118 kota di 35 negara.
Selain dikenal sebagai penata tari (koreografer), Nazif juga dikenal sebagai pencipta lagu, terutama lagu-lagu Minangkabau.
Nazif telah menulis sejak masih sekolah di Yogyakarta pada 1953. Ia merupakan alumni angkatan pertama dari Akademi Seni Drama & Film Yogyakarta pada 1957.
Luncurkan Buku
Tiga tahun lalu, Kamis 25 Mei 2017, Wakil Gubernur Sumatra Barat Nasrul Abit meresmikan peluncuran buku karya Nazif Basir berjudul In Memoriam 100 Seniman, Wartawan dan Budayawan Sumatera Barat di Basko Hotel Padang. Ikut hadir dalam peluncuran buku itu tokoh masyarakat Minangkabau, antara lain Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon, Prof. Dr. Taufik Abadullah, Prof. Dr. Mestika Zed , Prof. Dr. Harris Effendi Thahar, para guru, seniman dan budayawan Sumatera Barat.
Buku ini merupakan sumbangsih yang sangat penting dalam khazanah pengetahuan dan wawasan terhadap perjuangan 100 plus 10 tokoh Sumatera Barat.
Dalam sambutanya Nazif Basir mengatakan, proses penulisan buku ini saat kondisi dirinya terbaring sakit (2016-2017). Memorinya saat itu terkenang semua sahabat-sahabat seniman, wartawan dan budayawan yang telah berpulang terlebih dahulu.
Sepanjang karier profesionalnya, di samping sebagai seniman, Nazif Basir juga pernah berkarya sebagai penulis dan jurnalis. Ia telah menulis sejak masih sekolah di Yogyakarta pada tahun 1953, dengan menulis berbagai cerita pendek yang dimuat di berbagai majalah yang terbit di berbagai kota di Indonesia. Sebagai wartawan, dia juga pernah aktif di berbagai media, baik sebagai redaktur maupun pemimpin redaksi.
Bersama Taufiq Ismail, ia pernah memimpin LKAM (Lembaga Kesenian Alam Minangkabau Jakarta) dari tahun 1984 hingga 1987, dan juga pernah menjabat Ketua bidang kebudayaan BK3AM (Badan Koordinasi Kemasyarakatan dan Kebudayaan Alam Minangkabau Jakarta) selama dua periode dari tahun 1988 sampai 1998.
Wikipedia mencatat, Nazif Basir bersama dengan sanggar yang ia dirikan telah melakukan tur budaya ke mancanegara antara lain, pertunjukan di 6 Negara Bagian Malaysia Barat (Februari 1979), pertunjukan di Comptoir Swiss di Lausanne (September 1979), hingga Pertunjukan di Kota Warsawa (Polandia), Paris dan Orleone (Prancis) serta Praha dan ?eské Bud?jovice (Ceko) dalam rangka Visit Indonesia 2008 (Mei 2008).
- Tampil di Teater Nasional Bangkok, Thailand (Desember 1979)
- Pertunjukan keliling pada 4 Hotel Hilton di Abu Dhabi, Dubai Al-Ain dan Sarjah, Uni Emirat Arab (Maret 1980)
- Pertunjukan keliling pada 3 Hotel Hilton di kota Perth, Melbourne dan Sydney, Australia (Juni 1980)
- Tampil di Pusat Kebudayaan Filipina di Manila (Juli 1980)
- Penampilan kedua di Abu Dhabi dan Dubai, Uni Emirat Arab (Februari 1981)
- Tampil 3 kali pertunjukan di Helsinki (Finlandia), Stockholm (Swedia), Brussel, Kenn dan Lamur (Belgia), Hague dan Amsterdam (Belanda) (Februari 1981)
- Tampil dalam acara Indonesian Night di Ming Court Hotel, Singapura (Juli 1982)
- Tampil pada Warana Festival di Brisbane, Australia (April 1983)
- Misi Kesenian Indonesia dalam rangka perayaan hari kemerdekaan Brunei di Bandar Seri Begawan (Maret 1984)
- Pertunjukan keliling di Roma (Italia), Tunis (Tunisia), Marrakesh, Rabat dan Casablanca (Maroko), London (Inggris), Amsterdam (Belanda), Mainz dan Mannheim (Jerman Barat) (Juni 1987)
- Tampil pada Asia Fest 88 di Miami, Florida, Amerika Serikat (Desember 1988)
- Tampil dalam Festival Kesenian Rakyat se-Dunia di kota Krems dan Wina, Austria (September 1989)
- Pertunjukan di Bratislava dan Pieš?any, Cekoslowakia (September 1989)
- Pertunjukan di kota Kraków, ?ód? dan Warsawa, Polandia (September 1989)
- Pertunjukan di Bern dan Geneva, Swiss (September 1989)
- Tampil dalam Festival Kesenian Rakyat (Inconteri Internazionalli di Folklore E Speltoco) di kota Pavullo dan Bologna, Italia (Agustus 1990)
- Pertunjukan di kota Bonn, Koln, Munchen dan Dusseldorf (Jerman Barat), Bern (Swiss) dan London (Inggris) (Agustus 1990)
- Sebagian penari-penari Sangrina Bunda tampil pada acara Indonesia Night dalam acara perayaan 17 Agustus di KBRI, Ho Chi Minh City (Vietnam) (Agustus 1990)
- Tampil dalam sepekan pertunjukan di The La Rinacente Departemen Store, Roma dan Milan, Italia (Maret 1991)
- Tampil mewakili Indonesia di Asean Folklor Festival yang diadakan di kota Fusan dan Seoul, Korea Selatan (Juni 1991)
- Peresmian Pembukaan Penerbangan Garuda jalur Medan – Munchen, Jerman (Mei 1992)
- Pertunjukan keliling di kota Rothenburg, Passau, Aschaffenburg, Lohr, Wurzburg, Veitshöchheim, Bonn, Essen, Bremen, Hamburg, Bad Hersfeld dan Augsburg, Jerman (Mei 1992)
- Tampil 7 malam pertunjukan di Archipelago Fair di kota Utrecht, Belanda (Juni 1992)
- Tampil pada acara Indonesian Night di Grand Ballroom Imperial Hotel Tokyo, Jepang (Agustus 1992)
- Pertunjukan di Madrid, Spanyol pada Resepsi Inaugral Flight Garuda to Spain (Mei 1993)
- Tiga pertunjukan di kota Frankfurt, Heidelberg dan Bonn, Jerman (Mei 1993)
- Pertunjukan tetap selama 2 minggu di Paviliun Indonesia pada EXPO 93 di Taejon, Korea Selatan (Agustus 1993)
- Lima hari pertunjukan pada International Turismus Borce (ITB) di Berlin, Jerman (Maret 1994)
- Penampilan di Hamburg, Kiel dan Mönchengladbach, Jerman (Maret 1994)
- Pertunjukan di Buenos Aires dan di tiga kota di tiga provinsi Argentina (Juli 1994)
- Pertunjukan di Paraguay dan Brasil (Juli 1994)
- Pertunjukan di London dan Manchester, Inggris (Nopember 1994)
- Pertunjukan di Brussel (Belgia) dan Eindhoven serta Rotterdam (Belanda) (Nopember 1994)
- Pertunjukan di Milan, Italia dan dilanjutkan ke Paris, Prancis (Februari 1995)
- Tampil pada Acara Opportunity Indonesia 95 di Paris, Prancis (April 1995)
- Penampilan kedua di Buenos Aires, Argentina (Mei 1995)
- Penampilan dalam acara 50 tahun kemerdekaan RI di London, Inggris (Agustus 1995)
- Pertunjukan di kota Karlsruhe, Hamburg dan Bonn, Jerman (Agustus 1995)
- Mewakili Jakarta dalam penampilan-penampilan pada acara Indonesian Opportunity ‘95 di kota New York, Chicago dan Los Angeles, Amerika Serikat (September 1995)
- Tampil di kota Kairo dan Tanta, Mesir, dilanjutkan ke Jeddah, Arab Saudi (Maret 1996)
- Tampil kedua kalinya di Mesir, di kota Alexandria, Tanta dan Cairo dalam rangka 50 tahun hubungan diplomatik RI dan Negara Mesir (Januari 1997)
- Pertunjukan dalam rangka peringatan 52 tahun Kemerdekaan RI di Los Angeles, San Fransisco dan Chicago, Amerika Serikat (Agustus 1997)
- Tampil di kota-kota Washington DC, Boston, Indianapolis, San Fransico dan Los Angeles, Amerika Serikat (April 2000)
- Tampil pada Multicultural Festival di Canberra, Australia (Maret 2001)
- Pertunjukan di kota Sydney, Melbourne, Australia (Maret 2001)
- 5 malam pertunjukan di Istana Budaya Kuala Lumpur, Malaysia (Nopember 2001)
- Tampil pada ajang Festival Rencontres de Folklore Internationales di Fribourg, Swiss (Agustus/September 2002)
- Pertunjukan di Paris dan Aniane, Prancis (Agustus/September 2002)
- Tampil pada acara Canadian Art Festival di Ottawa dalam rangka peringatan 50 tahun hubungan diplomatik RI dan Negara Kanada (Mei 2003)
- Tampil dalam Festival ke VIII Mustra Solidaria de Los Puiblos di Kota Ingenio, Kepulauan Canary (Juli-Agustus 2003)
- Mengikuti X Festival Nacional de Folklore Isla di kota Arona, Kepulauan Tenerife digugusan kepulauan Gran Canaria (Juli-Agustus 2003)
- Tampil pada acara ke 24 FITUR (Festival Folklorico de Los Pueblos) di Madrid, Spanyol (Januari-Februari 2004)
- Tampil di kota Burgos, Galapagar dan Salamanca, Spanyol (Januari-Februari 2004)
- Mengisi acara pada Indonesia Ultimate In Diversity di Barcelona, Spanyol (September 2004)
- Pertunjukan di kota Roma, Italia dan Wina, Austria (September 2004)
- Tampil seminggu di Indonesian Expo di Sarjah, Uni Emirat Arab (September 2005)
- Tampil di Teater Pusat Kebudayaan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (September 2005)
- Tampil dalam The IV Silk Road Festival di Damascus dan Aleppo, Suriah (September 2005)
- Pertunjukan di kota Warsawa (Polandia), Paris dan Orleone (Prancis) serta Praha dan ?eské Bud?jovice (Ceko) dalam rangka Visit Indonesia 2008 (Mei 2008)
Karya Tari dan Operet
- Sendratari Nelayan (1966)
- Sendratari Setan-Setan Lubang Buaya (1967)
- Sendratari Molimo (Tico-Tico) (1968)
- Sendratari Imam Bonjol (1969)
- Operet Memoria Oslan Husein (1972)
- Operet Baralek Gadang (1977)
- Operet Bancah Sunuah (1978)
- Operet Manikam Jajak (1979)
- Operet Bapisah Bukan Bacarai (1979)
- Operet Galodo (1979)
- Operet Maharak Anak Panceu (1980)
- Operet Fatimah-Ila Nurul Falah (1981)
- Operet Membangun Nagari (1982)
- Konsep untuk Tari Massal MTQ XIII (1983)
- Opera Randai Cindua Mato (1983)
- Operet Batagak Penghulu (1984)
- Operet Derap Pembangunan (1985)
- Operet Malam Bainai (1985)
- Operet Rajo Palagak (1986)
- Operet Harimau Nan Salapan (1986)
- Operet Sabai Nan Aluih (1987)
- Operet Manjapuik Marapulai (1988)
- Operet Pucuak Aru (1988)
- Operet Bumi Dipijak, Langik Dijunjuang (1989)
- Konsep Tari Massal Derap Kemakmuran (1990)
- Drama Tari Tuanku Imam Bonjol (1990)
- Konsep Tari Nuansa Sumatra (1991)
- Operet Minal Aidina Operetta (1992)
- Konsep Tari Asean Night (1992)
- Operet Silau Kemilau Minangkabau (1992)
- Operet Hablum Minallah, Hablum Minannasy (1993)
- Konsep Tari Kedip Bintang dari Timur (1994)
- Operet 7 Bidadari (Malin Deman) (1994)
- Opera Malin Kundang (1994)
- Operet Manikam Jejak di Jalur Perak (1996)
- Drama Tari Legenda Minangkabau (1996)
Seni Teater
- Sebagai sutradara untuk Drama Klasik Arjuna Wiwaha (1956)
- Sebagai sutradara untuk Drama Klasik Midsummer Night Dream, Shakespeare (1957)
- Penggali Intan (1961)
- Tanda Silang (1962)
- Hanya 1 Kali (1963)
- Malin Kundang (1964)
- Arjuna Trikora (1965)
- Penagih Hutang (1965)
- Bunga Api Revolusi (1966)
- Kumidi Bagalau (1966)
- Bung Besar (1967)
Karya Tulis
- Tersapa di Rimba Panti (cerita bersambung, 1960)
- Kaba Bagalau (sketsa humor)
- Tujuh Pahlawan Revolusi (1966)
- Palimo Alang Bangkeh (cerita silat bersambung, 1968-1971)
- Sapik Kalo Sigalapuang (cerita silat bersambung, 1968-1971)
- Siapa Mengapa sejumlah Orang Minang (buku bersama Ed Zoelverdi dan Yunisaf Anwar, 1995)
- Tata Cara Perkawinan Adat Minangkabau (buku bersama Elly Kasim, 1997)
- Malin Kundang dan Naskah-naskah Operet lainnya (buku, 2004)
- Yusaf Rahman – Komponis Minang (buku, 2007)
- 30 Tahun Sangrina Bunda (buku, 2008)
Karier Jurnalis
- Redaktur Mingguan Fakta, Jakarta (1959)
- Pers Publicity Puspenad, MBAD, Jakarta (1960)
- Wartawan/Redaktur Harian Res Republika, Padang (1961)
- Pemimpin Redaksi Harian Res Republika (1965)
- Pemimpin Redaksi Harian Duta Pancasila (1966)
- Pemimpin Redaksi Harian Dwikora Edisi Padang (1966)
- Pemimpin Redaksi Bulanan Genta dan Redaktur Harian Mercusuar (1967)
- Pendiri dan Wakil Pemimpin Redaksi Mingguan Singgalang, Padang (1968)
- Pemimpin Redaksi Majalah Aneka Minang, Jakarta (1972)
- Pemimpin Redaksi Majalah Varia Minang, Jakarta (1973)
Uda Nazif demikian almarhum sering disapa, merupakan seorang yang humoris. Basril Djabar mewakili ahli waris memohon maaf kepada semua pembaca, sebaliknya jika ada salah sudah dimaafkan. Selamat jalan Uda Nazif. SSC