Keberhasilan Mitigasi Kebencanaan di Kota Padang, Pasangan Hendri Septa-Hidayat Diapresiasi Iqbal

DEBAT PUBLIK PAMUNGKAS

Sabtu, 16/11/2024 07:26 WIB
Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padang Nomor Urut 3, Hendri Septa - Hidayat kompak hadir menggunakan pakaian putih dengan sarung merah dan peci saat Debat Publik Putaran ke-II, di Hotel Truntum, Jumat malam (15/11/2024).

Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padang Nomor Urut 3, Hendri Septa - Hidayat kompak hadir menggunakan pakaian putih dengan sarung merah dan peci saat Debat Publik Putaran ke-II, di Hotel Truntum, Jumat malam (15/11/2024).

Padang, sumbarsatu.com—Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padang nomor urut 3, Hendri Septa-Hidayat kompak hadir menggunakan pakaian putih dengan sarung merah dan peci saat Debat Publik Putaran II pamungkas yang dilaksanakan KPU Kota Padang di Hotel Truntum, Jumat malam (15/11/2024).

Ternyata, dalam debat yang berlangsung diiringi teriakan para pendukung masing-masing, pasangan Hendri Septa-Hidayat mendapat apresiasi yang tulus dari pasangan nomor urut 2, Muhammad Iqbal-Amasrul.

Pasangan ini mengapresiasi positif kinerja mitigasi bencana Wali Kota Padang Hendri Septa (periode 2021-2024) selama memimpin Kota Padang dalam 2,5 tahun.

"Saya mengapresiasi Uda Hendri Septa sudah bekerja keras untuk Kota Padang, terutama mitigasi kebencanaan," kata Muhammad Iqbal.

Terbukti, tambah kader PKS ini, dalam 2,5 tahun memimpin Kota Padang, Hendri Septa sudah berhasil menjalin kerja sama dengan pemerintah di pusat dan provinsi. Seluruh bangunan yang akan dibangun, harus mengikuti kondisi kebencanaan.

"Kami tidak mengizinkan bangunan yang memberikan masalah kepada masyarakat nantinya. Itu kami buktikan. Insyaallah ketika amanah ini diberikan. Kami akan lanjutkan dan tata lebih baik lagi. Penanganan bencana selalu melakukan dril, mengingatkan kepada masyarakat bahwa Kota Padang rawan bencana," papar Hendri Septa merespons apresiasi pasangan nomor urut 2 itu..

Hidayat juga menambahkan, mitigasi bencana upaya mengurangi risiko bencana. Ada fisik dan nonfisik. Untuk fisik, kita akan tambah selter. Di Koto Tangah terutama Pasia Nan Tigo butuh selter.

Penyadaran masyarakat terhadap kesiapsiagaan bencana akan tradisikan menjadi gerakan Bersama, di samping komponen masyarakat struktur sosial yang ada, juga di sekolah dimulai kesiapsiagaan bencana, kesadaran atas bencana yang datang suatu ketika, sudah ada protapnya. Apapun risiko bencana, masyarakat sudah mulai responsif terkait persoalan kesiapsiaagaan bencana, telah tahu apa yang meski dilakukan.

"Mitigasi bencana tidak hanya persoalan banjir. Begitu juga potensi bencana tidak ada persoalan banjir saja, bencana bisa datang dari laut, perbukitan, angin dan bawah. Untuk itu perlu SOP mitigasi bencana melibatkan seluruh stakeholder, termasuk anak-anak. Satuan pendidikan harus diramahkan risiko bencana. Dan pada 2025 APBD Kota Padang, telah menganggarkan Rp3,5 miliar untuk kebencanaan Kota Padang," tegas Hidayat.  SSC/*



BACA JUGA