Museum Adityawarman dan Unand Gelar Sumfest 2025: “Menyingkap Warna, Menjaga Warisan, Menghidupkan Naskah”

Jum'at, 18/07/2025 19:48 WIB
-

-

Padang, sumbarsatu—Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat melalui UPTD Museum Adityawarman, bekerja sama dengan museum-museum se-Sumatera, Kantor Arsip dan Tata Usaha Universitas Andalas, serta Mapping Sumatra’s Manuscript Cultures Project dari SOAS University of London, menyelenggarakan Sumatera Manuscripts Festival (Sumfest). Festival ini merupakan pameran temporer yang mengangkat khazanah iluminasi naskah sebagai warisan intelektual dan seni visual. Kegiatan akan berlangsung pada 21–30 Juli 2025 di Museum Adityawarman, Padang.

Dengan tema “Menyingkap Warna, Menjaga Warisan, Menghidupkan Naskah,” Sumfest 2025 menampilkan koleksi filologika, khususnya naskah dengan iluminasi, dari berbagai daerah di Sumatera.

Beberapa koleksi berasal dari Museum Aceh, Museum Pedir (Aceh), Museum Negeri Sumatera Utara, Museum Daerah Riau Sang Nila Utama, Museum Mande Rubiah (Sumatera Barat), Museum Adityawarman, Museum Negeri Sumatera Selatan Balaputra Dewa, Museum Negeri Provinsi Lampung "Ruwa Jurai", dan Museum Ketransmigrasian Lampung.

Kekayaan festival ini semakin lengkap dengan kehadiran koleksi naskah dari surau-surau tua di Sumatera Barat, seperti Surau Simaung, Surau Tuo Taram, dan Surau Syekh Mato Aia Pakandangan, yang memperlihatkan keragaman dan kedalaman tradisi literasi di Sumatera.

Sumfest bukan sekadar ajang pameran, melainkan ruang interaksi budaya yang menghadirkan masyarakat, akademisi, serta pegiat budaya melalui berbagai program menarik. Di antaranya, peragaan busana bertema iluminasi manuskrip Sumatera, tur museum dan wisata budaya, serta pertunjukan kesenian tradisional.

Selama festival, Museum Adityawarman juga menggelar sejumlah lomba seperti Lomba Mewarnai untuk tingkat TK, Lomba Peragaan Pakaian Tradisional, dan Lomba Permainan Tradisional.

Kegiatan edukatif bertajuk Belajar Bersama Museum juga akan dilaksanakan bagi siswa TK hingga SMA. Peserta akan belajar tentang kemuseuman dan seni budaya Minangkabau, dengan bimbingan narasumber ahli di bidangnya.

Selain itu, pengunjung juga dapat mengikuti kegiatan harian seperti bazar UMKM dan pelatihan membatik bersama instruktur dari komunitas Teman Tuli.

Pameran ini diselenggarakan dalam semangat pelestarian budaya sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2017, di mana naskah ditetapkan sebagai prioritas kedua dari sepuluh objek pemajuan kebudayaan nasional.

Iluminasi dalam manuskrip tak hanya merepresentasikan peradaban, tetapi juga menyimpan nilai estetika dan potensi besar untuk diolah dalam industri kreatif.

Melalui Sumfest 2025, Museum Adityawarman dan Universitas Andalas ingin memperkenalkan iluminasi naskah Sumatera sebagai warisan budaya Nusantara yang penting untuk dijaga dan dikembangkan. Festival ini mendorong kesadaran akan pentingnya pelestarian dan digitalisasi manuskrip guna menjaga kesinambungan pengetahuan dan estetika lokal.

Keterlibatan berbagai pihak, mulai dari akademisi, peneliti, pegiat kreatif, pelajar, hingga masyarakat umum, diharapkan dapat mendorong kolaborasi dalam mengembangkan inovasi, seperti desain batik berbasis iluminasi naskah, sekaligus menguatkan inklusivitas budaya melalui partisipasi komunitas difabel rungu.

Sumfest 2025 menjadi langkah konkret dalam merawat warisan budaya filologika Sumatera dan menghadirkannya sebagai kekayaan yang relevan dengan perkembangan zaman. Melalui kerja sama lintas wilayah dan disiplin, festival ini menempatkan naskah sebagai artefak hidup yang tak hanya dibaca, tapi juga dihayati, dikembangkan, hingga ke aspek visualnya.

Masyarakat yang tertarik mengikuti kegiatan dapat mengunjungi Museum Adityawarman pada 21–30 Juli 2025 (kecuali Senin, 28 Juli 2025, karena museum tutup). Harga tiket masuk sebesar Rp5.000 untuk dewasa dan Rp3.000 untuk anak-anak. Khusus pada hari pembukaan, 21 Juli 2025, pengunjung dapat masuk secara gratis.

Kepala UPTD Museum Adityawarman, Dr. Tuti Alawiyah, S.E., S.Pd.I., M.A., berharap kegiatan ini menjadi sarana edukasi dan pelestarian warisan budaya filologika Sumatera. 

“Melalui pameran ini, kami berharap dapat memperkaya pengetahuan masyarakat tentang naskah Sumatera, sekaligus memperluas apresiasi terhadap nilai estetika iluminasi, agar dapat dimanfaatkan dan dilestarikan bersama,” kata Tuti Alawiyah, Jumat (18/7/2025).

Museum Adityawarman terus berkomitmen menjadi pelestari warisan budaya dan intelektual bangsa. Dengan Sumfest 2025, museum ini membuka ruang kolaborasi, keterlibatan publik, dan inovasi untuk mendorong pemajuan kebudayaan Indonesia. ssc/rel



BACA JUGA