
GANDA
Sawahlunto, sumbarsatu.com—Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Fitra Arda, mengatakan bahwa rangkaian Galanggang Arang merupakan langkah awal dalam aktivasi warisan dunia yang terletak di Sumatra Barat ini.
“Galanggang Arang merupakan upaya Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek, bekerja sama dengan UPT, nagari, seniman, budayawan dan masyarakat dalam melestarikan dan menjaga ekosisten WTBOS khususnya ekosistem budaya,” kata Fitra Arda saat membuka secara resmi Galanggang Arang #8 Sawahlunto WTBOS di Museum Goedang Ransoem Kota Sawahlunto, Jumat malam 1 Desember 2023.
Ia mengatakan, sejumlah properti penting telah dipugar sesuai dengan prinsip pelestarian dan pelindungan, sehingga Kota Sawahlunto pantas disebut dengan World Heritage City. Salah satu yang cukup menarik adalah apa yang disebut dengan Goedang Ransoem, sebuah dapur besar yang dulu tempat memasak untuk makan ribuan orang buruh, dan sekarang disulap menjadi Museum Goedang Ransoem.
“Ada pula lubang tambang yang dijadikan objek wisata sejarah, yakni Lubang Tambah Mbah Suro, yang diperkaya dengan sebuah museum. Kemudian Museum Kereta Api yang memiliki koleksi tentang sejarah perkembangan kereta api di Sumatera Barat. Tak lupa kantor pusat tambang dengan menara khas bangunan Eropa, dan banyak yang lain,” urainya.
Selain itu, yang tak kalah menarik adalah masyarakat Kota Sawahlunto yang multietnik, dengan kehidupan budayanya yang multikultur.
“Berdasarkan peninggalan sejarah dan budaya yang multikultural ini, Galanggang Arang #8 WTBOS yang dilaksanakan di Kota Sawahlunto ini mengakomodir kekayaan budaya multietnik dan memberikan ruang seluasnya dalam kegiatan malam ini,” kata Edy Utama, kurator dan penanggung jawab iven ini.
Amran Nur, Sosok Visioner
Menurut Edy Utama, Galanggang Arang #8 Sawahlunto WTBOS diintegrasikan dengan Hari Jadi ke-135 Tahun Kota Sawahlunto sekaligus gelaran pameran foto dengan tema “Menduniakan Sawahlunto: Mengenang Sosok Amran Nur.” Bersamaan dengan pameran ini juga diluncurkan program strategis yang disebut dengan Sawahlunto Ceria yang melibatkan kalangan anak-anak dan remaja dan memokuskan pada peningkatan sumber daya pendidikan dan penguatan literasi dan budaya.
“Pameran foto ini bercerita tentang apa yang dikerjakan Wali Kota Sawahlunto periode 2003-2013, almarhum Amran Nur, yang telah menjadikan Kota Sawahlunto kembali berkibar setelah 2 tambang batu bara ditutup,” jelas Edy Utama.
“Salah satu kontribusi besar yang merupakan Visi Sawahlunto 2020 dari almarhum Amran Nur adalah adalah mempromosikan Sawahlunto ke dunia sebagai Kota Wisata Tambang yang Berbudaya,” tambahnya.
Upaya Amran Nur membangkitkan Kota Sawahlunto salah satuyang dilakukannya dengan menggelar pelbagai iven seni dan budaya, baik dalam skala lokal, nasional, dan internasional.
Ia menginisiasi dangan melibatkan budayawan Edy Utama menggelar iven berskala dunia “Sawahlunto Internasional Musil Festival (Simfest), Festival Wayang Nusantara, Karnaval Songket, dan lainnya. Selain tentu saja sektor lain seperti peternakan, pertanian, UMKM, dan pariwisata juga mendapat perhatian Wali Kota Sawahlunto dua periode ini.
Hal monumental yang dilakukan Amran Nur bersama dengan pihak-pjhak terkait adalah mengawal secara sungguh pengusulan Warisan Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto sebagai warisan budaya dunia, yang pada 2019 ditetapkan Unesco di Ajarbaijan.
Sebagian jejak-jejak yang ditinggalkan Amran Nur terekam pada Pameran Foto Menduniakan Sawahlunto Mengenang Amran Nur di Galeri Temporer Museum Gudang Ransum, Kota Sawahlunto. Ada 50 foto yang menceritakn perjalanannya sosok yang sudah melegenda ini.
Beberapa foto yang dipamerkan di antaranya foto-foto penampilan para seniman di Simfest dan Festival Wayang Nusantara. Ada juga foto-foto “makan bajamba” yang selalu menjadi tanda perayaan Hari Jadi Kota Sawahlunto yang jatuh setiap 1 Desember. Lalu ada pula foto Amran Nur pada Majalah Tempo terbitan 9 Desember 2012 sebagai Tokoh Inspiratif Pilihan Majalah TEMPO pdalam Liputan Khusus Kepala Daerah Pilihan 2012.
“Apa yang ditampilkan di ruang pemeran ini adalah sebagian kecil saja dari peristiwa-peristiwa yang muncul selama 10 tahun Amran Nur menjadi Wali Kota Sawahlunto,” jelas Edy Utama, yang dukup dekat mengenal gagasan dan pemikiran Amran Nur ini.
Masa 2010 hingga 2013, menurutnya, adalah puncak-puncak capaian seorang Amran Nur. Terutama dalam membangun berbagai peristiwa yang ada di kota ini.
Sementara itu Penjabat (Pj) Wali Kota Sawahlunto Zefnihan mengatakan, menduniakan Sawahlunto dan mengenang Amran Nur adalah satu hal yang sangat luar biasa. Karena tidak ada daerah atau negara yang berhasil bila melupakan pendahulunya. Ini sebagai upaya membangun kesadaran warga kota bahwa ternyata Sawahlunto memiliki sosok pejuang yang tangguh di zaman modern ini yang membawa Sawahlunto ke pentas dunia.
Amran Nur, Wali Kota Sawahlunto dua periode lahir 13 Oktober 1945 dan berpulang pada 22 Juni 2016 dimakamkan di tanah kelahirannya Talawi, Kota Sawahlunto.
Malam Multikulral
Malam tadi, panggung di Museum Goedang Ransoem benar-benar penuh keceriaan dengan keberagaman seni dari pelbagai latar belakang suku. Semua dikemas dalam kerja kolaborasi. Representasi Sawahlunto sebagai kota multietnik dan kultur terasa dalam Galanggang Arang #8 Sawahlunto WTBOS, yang akan berakhir pada 3 Desember 2023 yang akan datang.
Panggung dibuka dengan penampilan seni music tradisi khas Sawahlunto Talempong Batuang. Dua perempuan membawakannya. Bunyi bambu yang diketuk tak begitu kuat menyayat seisi kawasan museum yang banyak mengisahkan duka pekerja buruh tambang saat ransum dibagikan.
Dua orang perempuan yang memainkan talempong batuang adalah Misriani dan anaknya. Misriani mengatakan,dirinya dan anaknya merupakan generasi kedua dalam keluarganya yang melanjutkan keberadaan talempong batuang ini.
“Saya dan anak saya ini generasi kedua dalam keluarga kami yang melanjutkan keberadaan talempong batuang ini. Saya belajar kepada ayah saya sejak tahun 2009. Saat ini seni khas dari Silungkang Oso ini belum begitu diminati masyarakat, tapi usaha kea rah itu terus dilakukan. Kita tampil malam ini di Galanggang Arang, sebagai penampil kehormatan, membuktikan usaha agar seni khas ini tidak punah,” kata Misriani kepada sumbarsatu, setelah tampil di acara yang disaksikan banyak pejabat dan pemangku kepentingan.
Misriani merupakan anak dari maestro talempon botuang almarhum Umar Malin Parmato. Ia melanjutkan amanah orang tuanya agar seni ini tidak punah. Pada tahun 2023, talempong botuang terdafar dan mendapat sertifkat warisan budaya takbenda nasional dari Kemendikbudristek.
Selain penampilan talempong botuang, penampilan musisi perempuan yang tergabung dalam kelompok Srikandi. Kelompok ini tampil membawakan musik tradisi gamelan dengan lagu Jawa, Minangkabau, Batak, dan daerah lainnya. Srikadi didrikan tahun 2017 dengan puluhan anggota aktif.
Sanggar Musik Srikandi Sawahlunto mengusung Konsep “Kolaborasi Musik Multietnik Sawahlunto” dengan mengadopsi beberapa garapan lagu yang mengangkat kearifan lokal Kota Sawahlunto. Kota Sawahlunto memang memiliki keragaman budaya, termasuk musiknya, karena sebagai daerah yang pernah dihuni berbiang kaum, jejak budaya dari masing
Kolaborasi Musik Etnik kedua ini didominasi oleh kaum laki-laki, dan menawarkan pengalaman musik yang tumbuh dan berakar di Kota Arang ini. Karya ini menggabungkan keindahan dan kekayaan budaya dari empat tradisi musik yang berbeda: Sunda, Jawa, Batak, dan Minangkabau.
Pertunjukan pamungkas pertunjukan “Piring Bernyanyi: Migrasi Perempuan dari Dapur ke Ruang Tamu”, yang menggabungkan berbagai elemen seni ke dalam ruang pertunjukan. Pembacaan narasi puisi oleh Noni Sukmawati, aktor dan sekalgus pengajat di FIB Unand, memperkuat pertunjukan ini. Akhir dari pertunjukan, penonton, termasuk Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kepala BPK III Sumatera Barat, Pj Wali Kota Sawahlunto, Kepala Dinas Kebudayaan Sumatera Barat, bersama dengan ratusan penonto, menokok piring yang sidah dibagikan sebelumnya yang memumculkan nuansa musikal yang mistis di malam itu.
Galanggang Arang Sawahlunto merupakan titik kedelapan dari rangkaian pagelaran budaya “Anak Nagari Merayakan Warisan Dunia”, sebagai upaya penguatan ekosistem WTBOS.
Kota Sawahlunto sebagai lokus utama industri tambang batu bara sejak akhir abad ke-19, meninggalkan jejak sejarah dan budaya yang sangat kaya dan beragam. Di kota ini ditemukan berbagai situs peninggalan tambang, yang sebagian besar telah ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO sejak tahun 2019. SSC/MN