Kasus Pasien Meninggal karena Terlambat Ditangani, Jadi Kado Buruk Ultah ke-70 RSUP M. Djamil Padang

-

Senin, 13/11/2023 13:26 WIB
Devi Diany, Caleg DPRD Sumatera Barat Dapil Kota Padang

Devi Diany, Caleg DPRD Sumatera Barat Dapil Kota Padang

Padang, siumbarsatu.com—Pelayanan sejumlah rumah sakit di Padang yang dinilai tidak profesional, agaknya sudah sering dikeluhkan keluarga pasien. Bahkan sikap tidak profesional petugas medis ini berujung kematian pada pasien. Dan kali ini, berita viral datang dari keluarga pasien RSUP M. Djamil Padang yang mengeluhkan petugas medis lambat menangani orangtuanya sehingga sang ibu meninggal dunia.

Pada 2020, RSUP M. Djamil Padang juga pernah dilaporkan keluarga pasiennya ke Ombudsman Perwakilan Sumbar dan ke Polda Sumbar karena hal yang sama. Keluarga mengeluhkan prosedur pelayanan yang diduga lamban dalam menangani pasien gawat darurat seorang bayi, buah hati dari Fery Hermansyah dan Rydha, warga Kota Pariaman. Sang bayi yang terlambat mendapat pertolongan akhirnya meninggal dunia.

“Kita sangat kecewa dengan pelayanan rumah sakit sekelas RSUP M. Djamil Padang yang seperti ini. Apakah seperti itu Standar Operasional Prosedu (SOP) pelayanan yang diterapkan?”  kata Devi Diany, Praktisi Hukum di Kota Padang kepada sumbarsatu, Senin, 13 November2023.  

Kejadian ini, lanjut Devi Diany yang juga calon anggota legislatif (Caleg) DPRD Sumatera Barat Daerah Pemilihan (Dapil) Kota Padang itu, mestinya menjadi catatan penting bagi manajemen RSUP M. Djamil Padang yang akan merayakan ulang tahunnya ke-70 pada 23 November mendatang.

“Pada usianya yang sudah kenyang dengan pengalaman itu, mestinya pelayanan terbaik bagi pasien sudah berjalan. Selain itu, dengan usianya yang mencapai 70 tahun itu, selayaknya RSUP M. Djamil bisa dijadikan contoh dan teladan bagi rumah sakit lainnya di Sumbar dalam hal pelayanan,” papar Devi Diany yang juga seorang perempuan jurnalis di Padang. 

Saat ini RSUP M. Djamil menyandang predikat sebagai rumah sakit rujukan di Sumatera Tengah. Bahkan, Kepala Staf Kepresidenan RI Moeldoko saat peresmian pembangunan perluasan layanan kelas rawat inap standar setahun lalu menyebutkan, dengan perluasan bangunan ini tidak ada lagi masyarakat yang berobat ke luar negeri. Sebab, RSUP M Djamil Padang saat ini telah melayani masyarakat yang berobat dengan pelayanan primanya.

“Dengan kejadian ini, meski menyandang status sebagai rumah sakit rujukan di Sumatera Tengah dengan pelayanan prima, serta usianya yang sudah 70 tahun, namun manajemen pelayanannya harus dibenahi,” terang kader Partai Golkar tersebut.

Belum lama ini, persisnya Jumat (10/11/2023), RSUP M. Djamil juga mendapat penghargaan Kepatuhan Perilaku Interaksi Pelayanan Publik dari Kementerian Kesehatan RI karena dinilai telah berhasil memberikan pelayanan sangat baik kepada masyarakat. Tetapi faktanya di lapangan, justru sangat bertolak belakang. Jika pelayanan RSUP M. Djamil sangat baik maka keluarga pasien tak perlu mengamuk karena orangtuanya meninggal akibat terlambat ditangani.

“Saya baca di website RSUP M. Djamil Padang, baru saja rumah sakit ini mendapat penghargaan karena memberikan pelayanan publik yang baik. Tetapi 2 hari kemudian, terjadi peristiwa ini, terlambat menangani pasien yang berakibat kematian. Sungguh ironis,” terang Devi Diany.

Kualitas pelayanan kesehatan menjadi hal penting yang harus diwujudkan rumah sakit. Pelayanan yang baik, ramah dan cepat  tanggap terhadap pasien, diyakini menjadi motivasi bagi pasien untuk segera sembuh. Perilaku para petugas medis yang demikian tentu berdampak atau memberi kesan mendalam di hati para pasien dan anggota keluarganya karena mereka merasa dilayani oleh anggota keluarga sendiri.

Sebelumnya, viral sebuah video di media sosial yang menunjukkan kekesalan keluarga pasien kepada petugas rumah sakit. Peristiwa tersebut diduga terjadi di RSUP M. Djamil Kota Padang, Minggu (12/11/2023). Awalnya video tersebut diunggah oleh akun @aimkhan192 yang kemudian diposting ulang oleh akun @matarakyat_sumbar, Minggu (12/11/2023) sore. Dalam video itu, terlihat keluarga pasien meluapkan kekesalannya lantaran salah seorang keluarganya meninggal dunia, diduga lambat dilayani petugas rumah sakit. 

"Saya sudah kasih tahu kepada perawat yang jaga kalau ibu saya sekarat, detak jantungnya tidak normal, sudah terlihat jelas di mesin itu seperti garis lurus, bukannya ditanggapi dengan cepat, tapi malah dijawab (maaf bang, kami mau ganti shift, tidak bisa kami melayani pasien). Saya tunggu sampai jam 14.40 WIB, perawatnya baru datang dan memberi kabar ibu saya sudah meninggal," seorang pria dalam video tersebut.

Pria dalam video tersebut menyampaikan permohonan maaf jika dia emosi dan kata-katanya tidak terkontrol lagi. Ajal seseorang memang adalah kuasanya Allah, tapi sebagai rumah sakit besar dan alat lengkap ini, sangat sayang sekali memiliki pelayanan yang sangat-sangat buruk. SSC



BACA JUGA