
-
Koto Gadang, sumbarsatu.com—Pejalan Nagari Walk (PNW) #2 akan digelar pada 22 Juni 2025 mendatang di 4 nagari di Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam. Keempat nagari tersebut meliputi Koto Gadang, Sianok Anam Suku, Guguak Tabek Sarojo, dan Koto Tuo.
Iven ini diinisiasi oleh Asosiasi Pejalan Kaki Sumatera (APKS) atau Sumatran Walkers Association, sebuah komunitas yang didirikan di Bukittinggi pada Februari 2024.
“APKS membawa semangat Stride for Nagari atau Langkah untuk Nagari. Nagari punya banyak potensi, baik alam maupun budaya. Melalui gerakan sederhana yaitu jalan kaki, kita coba mendorong pariwisata nagari yang berkelanjutan, pemajuan kebudayaan, dan pola hidup sehat,” ujar Dedi Novaldi, Ketua APKS, Rabu (28/5/2025).
PNW tidak sekadar jalan kaki biasa. Rute PNW akan melewati jalan raya, perkampungan warga, sawah, hutan, sungai, dan rawa yang ada di empat nagari tersebut. Peserta juga akan melewati rumah para tokoh bangsa kelahiran Koto Gadang seperti Roehana Kudus, Oesman Effendi, dan Agus Salim.
Selama perjalanan, peserta bisa berswafoto sepanjang rute, berinteraksi dengan warga lokal, melihat situs atau benda peninggalan sejarah, dan menikmati keindahan alam.
Ada tiga rute yang ditawarkan, yaitu 5 km, 10 km, dan 20 km. Peserta bisa memilih rute sesuai dengan kebutuhan. Even jalan kaki ini tidak bersifat perlombaan (race), jadi tidak ada istilah menang atau kalah. Setiap peserta berjuang hingga garis finis dan meraih medali sebagai tanda telah berhasil menyelesaikan tantangan di rute tersebut.
Ini yang membedakan aktivitas PNW dengan even running dan walking tour pada umumnya. Harapannya, even ini bisa berkembang menjadi ajang sport tourism berskala internasional.
“Jumlah peserta mencapai 300 orang. Mereka berasal dari berbagai kota di Indonesia, dan beberapa dari luar negeri,” ujar lelaki yang kerap disapa Chaink ini.
Demografi asal peserta antara lain Padang, Payakumbuh, Bukittinggi, Agam, Sawahlunto, Padang Panjang, Solok, Padang Pariaman, Pasaman, Pasaman Barat, Tanah Datar, Lima Puluh Kota, Dharmasraya, Jakarta, Pekanbaru, Depok, Tangerang Selatan, Medan, Singapura, dan Malaysia.
Riset Stanford University – California (2017) menyebutkan Indonesia menjadi negara yang penduduknya sangat jarang berjalan kaki. Orang Indonesia berjalan kaki rata-rata hanya 3.513 langkah per hari. Data ini didapat dari 700.000 orang di seluruh dunia yang menggunakan Argus, aplikasi pemantau aktivitas yang ada di telepon selular.
“Tentunya PNW juga punya semangat agar orang Indonesia lebih termotivasi untuk jalan kaki. Jalan kaki punya banyak manfaat, di antaranya meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi risiko penyakit jantung, menjaga berat badan, dan memperkuat tulang serta otot. Secara mental, bisa membantu mengelola stres dan meningkatkan kualitas tidur,” jelas Chaink.
Kolaborasi Membangun Nagari Lewat PNW
PNW #2 menggandeng Pokdarwis Nagari Koto Gadang dan Pokdarwis Nagari Sianok Anam Suku sebagai penyelenggara. Palang Merah Indonesia, UPTD Puskesmas IV Koto, Rumah Sakit Tentara Bukittinggi, dan Universitas Fort De Kock juga terlibat sebagai tim kesehatan.
“PNW adalah ruang belajar bersama. Sport tourism di Sumatera Barat bisa terbangun lewat partisipasi bermakna komunitas lokal. Lepas iven ini, kita punya pengetahuan dan ide baru untuk mempromosikan potensi nagari,” ujar Syukra Maulana, Program Manajer PNW.
Syukra melihat potensi keberlanjutan dari aktivitas ini. Ke depan, melalui gerakan kolaborasi, PNW akan merangkul nagari-nagari lain yang ada di Sumatera Barat. Sumatera Barat memiliki lebih dari 1.035 nagari yang bisa dieksplorasi dan dikembangkan secara kolaboratif lintas sektoral melalui program jalan kaki.
Selain berjalan kaki, peserta juga akan dihibur oleh berbagai penampilan dari anak nagari. Ada tambua Koto Gadang RMJ MTNI (grup musik tambua tansa dari remaja Masjid Koto Gadang), Sanggar Seni Palanta Gantang – Nagari Koto Gadang, Sanggar Anam Suku – Nagari Sianok Anam Suku, Sanggar Seni Intan Sarojo – Nagari Guguak Tabek Sarojo, Saandiko – Bukittinggi, Circle Breath – Padang Panjang, Panca Ragam Sakato – Padang, dan Gantorio – Padang.
Ada lapak nagari, di mana UMKM lokal akan menyuguhkan berbagai jenis kuliner tradisi. Jadi peserta bisa berwisata kuliner mencicipi kuliner khas Minangkabau. Selain itu, juga ada pameran produk lokal seperti sulaman dan perak, serta workshop kerajinan. Sulaman dan perak merupakan produk kerajinan Koto Gadang yang telah diekspor ke berbagai negara sejak ratusan tahun yang lalu.
“Pada workshop kerajinan, peserta diajak mengenal bagaimana sulaman Koto Gadang dan kerajinan perak dibuat. Ini sebuah pengalaman menarik karena peserta juga berkesempatan untuk mempraktikkannya langsung di tempat,” jelas Syukra.
Penyelenggaraan PNW tentunya memiliki dampak positif bagi perkembangan ekonomi kreatif di Sumatera Barat. Syukra berbagi informasi bahwa homestay di Nagari Koto Gadang yang dikelola oleh warga telah penuh dibooking oleh peserta menjelang tanggal pelaksanaan.
Peserta lainnya juga memilih menginap di penginapan sekitar Bukittinggi–Agam. Tentu ini akan berpengaruh pada peningkatan ekonomi di bidang jasa homestay dan perhotelan. Berbagai kebutuhan even juga dibeli dari UMKM yang ada di sekitaran Agam dan Bukittinggi.
“Kerja semacam ini merupakan gerak bersama untuk mendukung kemajuan nagari. Sehatnya dapat, ekonomi meningkat, dan potensi budaya serta alam nagari diperkenalkan ke khalayak luar,” tutup Syukra.
Bagi yang ingin mendapatkan pengalaman tak terlupakan ini bisa mendaftar pada kanal website www.pejalannagariwalk.com. Pendaftaran PNW #2 masih dibuka sampai tanggal 31 Mei 2025. Narahubung: Dedi Novaldi/Chaink (Ketua Asosiasi Pejalan Kaki Sumatera): 0852-7474-2300, dan Syukra Maulana (Program Manager Pejalan Nagari Walk): 0813-7418-6445 ssc/rel