Padang, sumbarsatu.com–Mahasiswa program studi Ilmu Sejarah Angkatan 2020 UniversitasAndalas menggelar pameran fotografi dan film dokumenter di Clayton Café & Resto di Jalan Moh Hatta Padang, Sumatera Barat.
Setidaknya ada 24 karya fotografi dan satu karya film dokumenter yang ditampilkan dalam pameran ini. Karya-karya fotografi dan film dokumenter tersebut merupakan hasil kerja tangan-tangan mahasiswa Prodi Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unand yang sebelumnya sudah menjalani proses penyaringan dari dosen pembimbing mereka, Yenny Narny. SS, MA, Ph.D dan Yudhi Andoni, SS., MA.
Pameranini mengangkat tema tentang Padang dalam Naungan Keberagaman. Bercerita tentang harmonisasi yang terbentuk dari jejak cerita masa lalu. Pameran ini dihadiri Prof. Dr. Marlina, MS, Apt dari Farmasi Unand dan Kurniadi Ilham, S.Si., M.Si dari FMIPA Unand.
Marlina mengatakan bahwa fotografi sangat erat kaitannya dengan banyak bidang ilmu, farmasi adalah salah satunya. Ia sangat ingin ada mahasiswa yang bisa memvisualisasikan produk dari hasil-hasil penelitian famasi, terutama untuk foto dan video produk yang dihasilkan.
Sementara itu Kurniadi Ilham menyebutkan bahwa pameran ini adalah bentuk keberanian mahasiswa untuk mengapresiasikan diri mereka. Di sisi lain Alek Darmawan, SS., MA, dosen FIB Unand yang juga hadir dalam pemeran dan pemutaran film documenter. “Saya salut, ini luar biasa, pertama kalinya saya melihat bagaimana mahasiswa menggagas untuk mengadakan pameran secara terbuka,”kata Alek Darmawan.
Sementara Surya Dipohari, salah seorang masyarakat yang hadir dalam acara tersebut menyatakan pemeran yang dilakukan mahasiswa adalah langkah positif yang mudah-mudahan menjadi langkah awal bagi kemajuan dan perkembangan Ilmu Sejarah ke depannya.
Pameran ini berlangsung satu hari tanpa banyak acara seremonial. “Ini memang disengaja, untuk tidak membuat sekat ruang antara mahasiswa, dosen dan pengunjung, sehingga acara bisa berjalan lebih santai dan lebih mencair,” sebut Koordinator Pelaksana Muhammad Gani dan Wendi Fernandes.
Selanjutnya Dicky Ari Yanto, sutradara dari film pendek berharap agar kegiatan ini terus berlanjut untuk angkatan berikutnya.
“Saya sebagai director dari pembuatan film pendek sangat merasakan manfaat dari semua kegiatan ini,” katanya. SSC/REL