Hadiahtulloh Montela: Sijunjung, Ranah Agraris yang Terabaikan

-

Kamis, 25/07/2019 16:44 WIB
Ketua DPD Partai Nasdem Sijunjung Hadiahtulloh Montela

Ketua DPD Partai Nasdem Sijunjung Hadiahtulloh Montela

Sijunjuang, sumbarsatu.com—Komoditas andalan Sijunjung adalah karet dan menjadi penghasil terbesar di Sumatera Barat. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017 dari jumlah kebun karet seluas 141 131.90 hektar, di Sijunjung terdapat 33 827.00 hektar. Itu meliputi yang telah produksi, tua, dan belum produksi.

Dari hasil perkebunan karet tersebut umumnya masyarakat Sijunjung menggantungkan perkonomian dari pekan ke pekan.

Namun, beberapa tahun belakangan komoditas utama itu turun dratis. Harga karet berkisar di bawah Rp10 ribu per kilogram, bahkan sempat bertahan cukup lama pada harga Rp5 ribu per kilogram.

Kondisi tersebut menjadi salah satu pemikiran dari Ketua DPD Partai Nasdem Sijunjung Hadiahtulloh Montela saat berdiskusi dengan sumbarsatu di Padang Sibusuk, Kamis (25/7/2019).

"Turunnya harga karet itu dalam waktu cukup lama berimbas pada perekonomian masyarakat di Sijunjung," ucapnya.

Ia menambahkan, seharusnya pemerintah dan pemangku kepentingan cepat tanggap terhadap rendahnya harga karet dan tidak membiarkannya berlarut-larut.

"Sudah saatnya kita tidak bersifat menunggu kasihan ombak. Harus proaktif menggaet investor untuk mendirikan pabrik pengolahan karet di Sijunjung," ujar pengusaha muda pemilik Montela Sport Centre itu.

Ia juga menyayangkan, Sijunjung sebagai ranah agraris tapi belum memiliki masterplan, tidak menjadikan pertanian sebagai primadona utama.

"Seharusnya kita sudah bisa mengekspor hasil pertanian kita, memutus mata rantai toke. Misalnya Manggis, itu buah favorit dan mahal, seperti di Turki dan Selandia Baru. Kulitnya sudah dijadikan esktrak obat herbal pula," ujarnya.

Untuk itu, kata Hadiahtulloh, pemerintah harus memiliki regulasi terhadap sektor pertanian yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.

"Jangan sampai Sijunjung jadi ranah agraris yang terabaikan," katanya.

Menyinggung soal pengembangan ekonomi di kawasan Jalan Lintas Sumatera, Hadiahtulloh menuturkan, perlu perhatian lebih.

"Daerah di Sijunjung yang dilewati oleh Jalan Lintas Sumatera bisa dijadikan sebagai kawasan perdagangan. Kalau perlu dijadikan kota satelit. Kita bisa ambil contoh kepada Bangko, Muaro Bungo, bahkan Pulau Punjung dan Sungai Rumbai yang berkembang pesat sejak berpisah dengan Kabupaten Sijunjung," pungkasnya. SSC/thendra



BACA JUGA