Puluhan Rumah di Siguntur Mudo Tak Layak Huni

MASYARAKAT HANYA DIBERI JANJI SETIAP PEMILU

Minggu, 25/12/2016 15:08 WIB
Salah satu potret rumah warga miskin di Kenagarian Siguntur Mudo, Kampung Koto, Kecamatan Koto XI Tarusan>>Foto Haluan

Salah satu potret rumah warga miskin di Kenagarian Siguntur Mudo, Kampung Koto, Kecamatan Koto XI Tarusan>>Foto Haluan

Pesisir Selatan, sumbarsatu.com--Puluhan rumah di Sunguntur Mudo, Kecamatan XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan tidak layak huni. Tak jarang, atap, lantai dan dinding puluhan rumah warga yang bermukim di lereng perbukitan dan dekat di Kota Padang itu sudah bocor dan rapuh dimakan usai.

Pantauan sumbarsatu.com di lapangan, terlihat puluhan rumah warga, selain terbuat dari seng, atap rumah warga juga ada yang dari daun rembio. Namun, demikian dengan kondisi dinding dan lantai yang terbuat dari kayu itu, juga banyak yang lapuk serta bolong-bolong.

Sebelumnya, kami sudah mendata rumah warga miskin pada lima tahun silam, dan data itu Kami serahkan ke pemerintah nagari hingga kini batuan itu juga tak kunjung turun. Kami juga tak tau apakah sudah diserahkan oleh wali nagari ke Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan atau tidak," kata Wendi Permana (43), Kepala Kampung Jirat, Nagari Siguntur Mudo, Minggu (25/12/2016) di Kampung Jirat.

Dijelaskannya, aparat kampung juga telah mendata, di mana rumah warga miskin akan ada program bedah rumah. Waktu itu, memang rumah yang kondisinya banyak rusak akan dapat program bedah rumah, tapi sudah hampir lima tahun lamanya tidak ada kejelasannya," ujarnya dengan nada kesal.

Dia mengaku, jika puluhan warga pemilik rumah yang sebelumnya dijanjikan bakal dibedah ini terus menunggu program rehab rumah tersebut. Karena sebelumnya sudah didata sehingga warga berharap sekali rumah yang dinding serta lantainya bolong-bolong, sebab masih menunggu bantuan dari pemerintah.

"Harapan kita kalau memang niat baik dari pemerintah untuk bedah rumah itu ya bisa segera direalisasikan jangan menunggu-nunggu lagi. Kasihan melihat warga di sini, apakah memang kampung kami ini jauh dari Kota Painan apakah itu diacuhan saja," harapnya.

Dikatakannya, ada sekitar 50 lebih bangunan rumah yang sudah dalam kategori tidak layak dihuni, kondisinya sudah miring. Menurutnya, jumlah penduduk di nagari ini, tergolong padat, Nagari Siguntur Mudo dipekirakan memiliki penduduk sekitar 5.000 jiwa. Dan nagari ini, selalu menjadi lumbung suara, di setiap pesta demokrasi dengan jumlah 3.000 perserta pemilih, dan setiap pariode masyarakat di nagari ini jarang mendapat perhatian dari pemerintah daerah setempat.

"Bisa dikatakan nagari kami ini lumbung suara. Setiap ada pemilihan, sejumlah politisi, jor-joran untuk membujuk masyarakat disertai janji. Tetapi pariode ke pariode, masyarakat selalu menanti janji-janji dari calon. Namun janji itu hanya tinggal janji," terang Wendy.

Lanjut Wendi, kenagarian Siguntur Mudo secara adminitratif terbagi menjadi dua kampung, di antara seperti Kampung Koto dan Kampung Jirat. Masing-masing kampung ini, memiliki masyarakat dengan mata ekonomi ke ladang dan ke sawah.

"PNS dan pendidikan serjana, bisa dihitung jari saja. Mayoritas berladang gambir dan ke sawah. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sangat sulit. Apalagi jika ada warga yang sakit. Itu kami sebagai tokoh masyarakat dan pemuda kececeran untuk mencari bantuan, karena banyak yang tidak memiliki jaminan dari pemerintah," jelasnya.

Ditahun 2016 ini, dirinya selaku tokoh masyarakat terus mengusulkan puluhan rumah tak layak huni untuk dibenah oleh Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan. Kami mesti nyinyir, kita terus memasuki proposal ke Pemkab, seperti Kampung Jirat 21 buah rumah. Dan Kampung Koto sekitar 30 buah rumah.

"Tidak hanya itu, khusus dua Kampung, belakangan ini memang mankin dibelit masalah. Dampak terbesar, minimnya hasil pertanian dan perkebunan karena kurangnya irigasi," tutup Wendi. (MIN)



BACA JUGA