Tanah Datar Konsisten Jaga Kelestarian Ikan Bilih Danau Singkarak

Rabu, 16/07/2025 06:20 WIB

Tanah Datar, sumbarsatu.com — Pemerintah Kabupaten Tanah Datar berkomitmen menjaga kelestarian ikan bilih, salah satu ikan endemik Danau Singkarak, dari ancaman kepunahan.

Hal itu disampaikan Wakil Bupati Tanah Datar, Ahmad Fadly, saat mengikuti Focus Group Discussion (FGD) bertema Efektivitas Restocking Ikan Endemik Bilih di Danau Singkarak. FGD tersebut digelar oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar bekerja sama dengan PKSPL-IPB di aula Kantor Gubernur Sumatera Barat, Selasa (15/7/2025).

“Pemerintah daerah sangat concern agar ikan bilih kembali lestari dan tidak punah. Ikan endemik bergizi ini harus menjadi primadona dan pilihan pangan masa depan,” ujar Ahmad Fadly.

Ia menambahkan, pemerintah daerah melalui OPD terkait dan para wali nagari di sekitar Danau Singkarak secara aktif melakukan sosialisasi pentingnya menjaga ekosistem ikan bilih kepada masyarakat.

“Setelah FGD ini, kami akan mengambil langkah nyata untuk pelestarian ikan bilih, karena keberadaannya berdampak besar bagi perekonomian dan ketahanan pangan masyarakat,” tambahnya.

Staf Ahli Gubernur Sumbar Bidang Hukum, Politik, dan Pemerintahan, Jasman Rizal, menyebut ikan bilih sebagai satu-satunya ikan endemik yang hanya ditemukan secara alami di Danau Singkarak.

“Ikan bilih punya nilai ekonomi tinggi dan menjadi target utama tangkapan masyarakat. Karena itu, gerak cepat sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan populasinya,” tegas Jasman.

Menurutnya, pengelolaan ikan bilih juga harus memperhatikan aspek keberlanjutan dengan mengedepankan pengawasan, pengendalian sampah, serta peningkatan kesadaran masyarakat.

Kepala PKSPL-IPB University, Prof. Dr. Yonvitner, menjelaskan bahwa FGD ini merupakan bagian dari kolaborasi lintas lembaga, termasuk dengan Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN), dan didukung oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar.

“Tujuan utama diskusi ini adalah peningkatan efektivitas restocking ikan bilih, serta peningkatan produksi ikan kecil di Indonesia,” jelasnya.

Ia menambahkan, kegiatan penangkapan ikan bilih yang berlangsung lama telah berpengaruh terhadap jumlah produksi. Sejak 2006, rata-rata terjadi penurunan produksi sebesar 4,74 persen per tahun.

“Produksi tertinggi tercatat pada tahun 2013 sebanyak 970,072 ton. Namun sejak 2015 menurun menjadi 680,58 ton per tahun. Ini bukti bahwa populasi ikan bilih terancam punah akibat overfishing,” paparnya.

FGD ini diharapkan menjadi wadah masukan dan kolaborasi lintas sektor demi pelestarian ikan bilih sebagai warisan hayati Danau Singkarak.

Selain menghadirkan Wabup Tanah Datar dan jajaran, FGD ini juga dihadiri narasumber lain seperti Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar Dr. Ir. Reti Wafda, M.Tp, Direktur CSR PT Semen Padang Deni Zein, Peneliti Fakultas Perikanan Universitas Bung Hatta Prof. Dr. Hajrial Syandri, MS, serta Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Solok Ir. Syoufitri, MM. (SSC/NC)



BACA JUGA