Diduga Dikeroyok Oknum Polres Limapuluh Kota, Dedi Gapuak Meninggal Dunia

SEPEKAN DALAM PERAWATAN

Senin, 06/04/2015 05:43 WIB
Korban Dedi Gapuak meninggal dunia diduga dikeroyok polisi

Korban Dedi Gapuak meninggal dunia diduga dikeroyok polisi

Limapuluh Kota,sumbarsatu.com—Tragis nian kematian warga ini. Dedi Ilham alias Dedi Gapuak, demikian ia akrab disapa, meninggal dunia diduga dikeroyok sejumlah oknum anggota Polres Limapuluh Kota.  Lelaki yang memang gemuk ini berusia 33 tahun. Dia warga Kelurahan Kaning Bukik, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat.

Dedi Gapuak menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Adnaan WD Paya­kumbuh, pada Sabtu (4/4/2015) sekitar pukul 14.00 WIB. Sebelum kepergian selamanya, Dedi Gapuak beberapa hari men­jalani perawatan di dua rumah sakit: RSI Ibnu Sina dan RSUD Adnan WD Payakum­buh.

Peristiwa penganiayaan yang diduga dilakukan aparat keamanan ini yang berujung kematian, ter­jadi di Jorong Mang­gilang, Nagari Manggilang, Kecamatan Pang­kalan, Kabupaten Limapuluh Kota, pada Sabtu (26/3/2015). Tapi pihak polisi membantah keterlibatan anggota Polres Limapuluh Kota dalam dugaan penganiayaan ini.

Anehnya pihak keluarga memberikan informasi kepada masyarakat setelah sepekan kejadian dengan menyebarkan pesan singkat lewat handphone kepada wartawan. Dalam waktu singkat, informasi ini membuat buncah warga, termasuk wartawan.

“Korban pemukulan polisi itu meninggal dunia” itu kalimat pesan singkat itu. Selain itu sms lainnya juga dikirimkan pihak keluarga kepa­da wartawan.

“Iko ama Dedi, Kaning Bukit, datang dari Pakan­baru. Dedi me­ninggal di rumah sakit, hari ini (Sabtu, (4/4/2015-red) mau dike­bumikan (Minggu, 5/4/2015-red). Kami meng­­harapkan keda­tangan,” sebut pengirim pesan yang mengaku orang tua korban. Pesan sing­kat tersebut diki­rimkan sekitar pukul 07.47 WIB pada Minggu (5/4/2015) dari nomor 08137485XXXX.

Diberitakan sebelumnya, saat kejadian Sabtu (26/3/2015) sekitar pukul 03.00 dinihari, Dedi Gapuak korban bersama sejumlah rekannya sedang makan ber­sama di rumah Adel di Jorong Manggilang, Nagari Mang­gilang, Kecamatan Pangkalan, Kabu­paten Limapuluh Kota. Tiba-tiba datang sejumlah orang mengetuk pintu, yang me­ngaku dari kepolisian, setelah dibuka oleh Adel, sejumlah orang tersebut langsung me­nye­robot masuk dan meme­rintahkan ia dan rekannya duduk. Tak terima dengan sikap oknum anggota polisi tersebut, pemilik rumah Adel dan po­lisi sempat terlibat perang mulut. Adel  mengambil pa­rang karena merasa terancam dengan sikap polisi yang juga membawa senjata api.

“Saya tidak tahu menahu kenapa saya dipukuli oleh oknum polisi, tapi kalau me­mang saya salah dan polisi juga datang dengan baik-baik, saya juga siap untuk dibawa ke Mapolres. Akibat dipukuli dan diseret saya mengalami luka di kepala, lengan kiri lecet dan perut saya gores-gores. Kepala saya terpaksa dijahit sebanyak tiga jahitan akibat dipukul dengan gagang senjata atau pistol. Saya akan melapor ke Polda atas tindakan polisi ini,” sebut Dedi Gapuak, se­pekan lalu di RSI Ibnu Sina Kota Payakumbuh.

Ia juga mengatakan, akibat siksaan dan pemukulan ter­sebut, celana dan bajunya saat itu kotor dan robek. Saat keja­dian, menurutnya, juga ada pemilik rumah bernama Adel, Ketua Pemuda, Soni dan Mak Buyung Lewas. Antara Adel dan oknum polisi sempat terjadi per­teng­karan mulut se­hingga polisi melakukan tem­bakan peri­ngatan beberapa kali. Diduga karena tersulut emosi, sejum­lah warga ber­ham­buran, dan nyaris terjadi bentrok dengan oknum polisi.

Kapolres Limapuluh Kota, AKBP. Tri Wahyudi melalui Kasat Reskrim, AKP. Amral seperti dikutip dari Haluan, membantah dia ataupun anak buahnya melakukan pe­mu­kulan terhadap Dedi Gapuak. Saat itu mereka (Satreskrim, red) men­dapat informasi adanya pesta narkoba di lokasi itu dan menurunkan personil

“Tidak benar kami me­lakukan pemukulan, saat itu kami hendak mencari pelaku dugaan kejahatan, karena kami dikejar oleh pemilik rumah dengan parang, untuk me­ngantisipasinya memang kami me­nge­luarkan tembakan peri­ngatan beberapa kali. Kami berencana akan menga­man­kan Dedi Gapuak saat itu, namun karena ia melawan dan lari, mungkin ia terjatuh se­hing­ga mengalami luka,” sebutnya.

Ia juga menambahkan, saat mendatangi lokasi yang dila­porkan masyarakat tersebut, polisi didampingi oleh tokoh masyarakat setempat. Setelah kejadian penggerebakan, korban dirawat dan akhir­nya meninggal dunia. Kor­ban dimakamkan di Ka­ning Bukit Kota Payakumbuh, Minggu (5/4) sekitar pukul 11.00 WIB.

Sebelumnya pihak ke­luar­ga juga telah melaporkan du­gaan penganiayaan tersebut ke Polres Limapuluh Kota, ter­masuk ke Unit Propam. Kasat Reskrim, AKP. Amral mengatakan pi­hak­nya me­nye­rahkan laporan ter­sebut ke penyidik. (SSC) 



BACA JUGA