
Korban Dedi Gapuak meninggal dunia diduga dikeroyok polisi
Limapuluh Kota,sumbarsatu.com—Tragis nian kematian warga ini. Dedi Ilham alias Dedi Gapuak, demikian ia akrab disapa, meninggal dunia diduga dikeroyok sejumlah oknum anggota Polres Limapuluh Kota. Lelaki yang memang gemuk ini berusia 33 tahun. Dia warga Kelurahan Kaning Bukik, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat.
Dedi Gapuak menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Adnaan WD Payakumbuh, pada Sabtu (4/4/2015) sekitar pukul 14.00 WIB. Sebelum kepergian selamanya, Dedi Gapuak beberapa hari menjalani perawatan di dua rumah sakit: RSI Ibnu Sina dan RSUD Adnan WD Payakumbuh.
Peristiwa penganiayaan yang diduga dilakukan aparat keamanan ini yang berujung kematian, terjadi di Jorong Manggilang, Nagari Manggilang, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Limapuluh Kota, pada Sabtu (26/3/2015). Tapi pihak polisi membantah keterlibatan anggota Polres Limapuluh Kota dalam dugaan penganiayaan ini.
Anehnya pihak keluarga memberikan informasi kepada masyarakat setelah sepekan kejadian dengan menyebarkan pesan singkat lewat handphone kepada wartawan. Dalam waktu singkat, informasi ini membuat buncah warga, termasuk wartawan.
“Korban pemukulan polisi itu meninggal dunia” itu kalimat pesan singkat itu. Selain itu sms lainnya juga dikirimkan pihak keluarga kepada wartawan.
“Iko ama Dedi, Kaning Bukit, datang dari Pakanbaru. Dedi meninggal di rumah sakit, hari ini (Sabtu, (4/4/2015-red) mau dikebumikan (Minggu, 5/4/2015-red). Kami mengharapkan kedatangan,” sebut pengirim pesan yang mengaku orang tua korban. Pesan singkat tersebut dikirimkan sekitar pukul 07.47 WIB pada Minggu (5/4/2015) dari nomor 08137485XXXX.
Diberitakan sebelumnya, saat kejadian Sabtu (26/3/2015) sekitar pukul 03.00 dinihari, Dedi Gapuak korban bersama sejumlah rekannya sedang makan bersama di rumah Adel di Jorong Manggilang, Nagari Manggilang, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Limapuluh Kota. Tiba-tiba datang sejumlah orang mengetuk pintu, yang mengaku dari kepolisian, setelah dibuka oleh Adel, sejumlah orang tersebut langsung menyerobot masuk dan memerintahkan ia dan rekannya duduk. Tak terima dengan sikap oknum anggota polisi tersebut, pemilik rumah Adel dan polisi sempat terlibat perang mulut. Adel mengambil parang karena merasa terancam dengan sikap polisi yang juga membawa senjata api.
“Saya tidak tahu menahu kenapa saya dipukuli oleh oknum polisi, tapi kalau memang saya salah dan polisi juga datang dengan baik-baik, saya juga siap untuk dibawa ke Mapolres. Akibat dipukuli dan diseret saya mengalami luka di kepala, lengan kiri lecet dan perut saya gores-gores. Kepala saya terpaksa dijahit sebanyak tiga jahitan akibat dipukul dengan gagang senjata atau pistol. Saya akan melapor ke Polda atas tindakan polisi ini,” sebut Dedi Gapuak, sepekan lalu di RSI Ibnu Sina Kota Payakumbuh.
Ia juga mengatakan, akibat siksaan dan pemukulan tersebut, celana dan bajunya saat itu kotor dan robek. Saat kejadian, menurutnya, juga ada pemilik rumah bernama Adel, Ketua Pemuda, Soni dan Mak Buyung Lewas. Antara Adel dan oknum polisi sempat terjadi pertengkaran mulut sehingga polisi melakukan tembakan peringatan beberapa kali. Diduga karena tersulut emosi, sejumlah warga berhamburan, dan nyaris terjadi bentrok dengan oknum polisi.
Kapolres Limapuluh Kota, AKBP. Tri Wahyudi melalui Kasat Reskrim, AKP. Amral seperti dikutip dari Haluan, membantah dia ataupun anak buahnya melakukan pemukulan terhadap Dedi Gapuak. Saat itu mereka (Satreskrim, red) mendapat informasi adanya pesta narkoba di lokasi itu dan menurunkan personil
“Tidak benar kami melakukan pemukulan, saat itu kami hendak mencari pelaku dugaan kejahatan, karena kami dikejar oleh pemilik rumah dengan parang, untuk mengantisipasinya memang kami mengeluarkan tembakan peringatan beberapa kali. Kami berencana akan mengamankan Dedi Gapuak saat itu, namun karena ia melawan dan lari, mungkin ia terjatuh sehingga mengalami luka,” sebutnya.
Ia juga menambahkan, saat mendatangi lokasi yang dilaporkan masyarakat tersebut, polisi didampingi oleh tokoh masyarakat setempat. Setelah kejadian penggerebakan, korban dirawat dan akhirnya meninggal dunia. Korban dimakamkan di Kaning Bukit Kota Payakumbuh, Minggu (5/4) sekitar pukul 11.00 WIB.
Sebelumnya pihak keluarga juga telah melaporkan dugaan penganiayaan tersebut ke Polres Limapuluh Kota, termasuk ke Unit Propam. Kasat Reskrim, AKP. Amral mengatakan pihaknya menyerahkan laporan tersebut ke penyidik. (SSC)