Objek Wisata Batu Malin Kundang Terancam Lenyap Ditimbun Pasir

Selasa, 10/03/2015 17:05 WIB
Objek wisata Batu Malin Kundang terancam lenyap ditimbun pasir

Objek wisata Batu Malin Kundang terancam lenyap ditimbun pasir

Padang, sumbarsatu.com—Batu Malin Kundang di Pantai Aie Manih, yang merupakan salah satu daya tarik destinasi wisata Kota Padang, terancam lenyap dari kawasan tersebut. Batu yang menyerupai kapal dan ibu Malin Kundang ini setiap hari terkikis ombak atau abrasi sehingga dikhawatirkan akan lenyap.

Melihat kondisi demikian, pada Selasa (10/3/2015), Wakil Walikota Padang Emzalmi mengunjungi lokasi objek wisata Batu Malin Kundang bersama sejumlah kepala SKPD terkait. Emzalmi melihat langsung kondisi dan keberadaan Batu Malin Kundang yang telah mulai tertimbun pasir pantai.

“Yang menjadi tujuan wisata para wisatawan ke sini berkaitan dengan legenda Batu Malin Kundang. Sekarang kondisinya cukup memprihatinkan, tertimbun pasir,” kata Emzalmi.

Emzalmi melihat, penyebab tertimbun pasirnya Batu Malin Kundang yakni karena alur sungai yang tersumbat karena tertimbun pasir.

“Kamis depan akan kita kerahkan alat berat untuk mengeruk alur sungai sehingga posisi Batu Malin Kundang itu kembali seperti dulu,” katanya.

Agar lokasi ini terlihat lebih menarik dan tertata dengan baik, sejumlah pedagang kreatif lapangan (PKL) yang berdagang di sekitar bibir sungai dan seputar kapal Malin Kundang akan dipindahkan. Demikian juga dengan pedagang di sekitar batu Malin Kundang akan dipindahkan ke lokasi yang lebih baik.

“Kita berharap, kalau yang menjadi objek utama adalah kapal Malin Kundang, tentunya akan kita bebaskan dan view-nya dan akan dikembalikan seperti semula,” tambah Emzalmi.

Dengan ditertibkannya PKL yang berada di seputar Batu Malin Kundang diharapkan nanti dengan sendirinya akan menambah keamanan dan kenyamanan para pengunjung.

“Melalui konsep pemberdayaan masyarakat yang dibina langsung oleh SKPD teknisnya seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Perhubungan, Pekerjaan Umum, DKP, TRTB, termasuk Pol PP dan Asita, diharapkan dalam waktu dekat ini objek wisata pantai Aie Manih akan ramai dikunjungi,” harap Emzalmi.

Sebagai jalur penghubung bagi wisatawan yang ingin mendatangi objek wisata ini, jalan masuk dari Koto Kaciak hingga Aie Manih. Jalan ini nantinya diharapkan mampu menjadi jalur penunjang dan penghubung. Sementara jalan utama dari Nipah hingga Teluk Bayur dalam tahun ini ditargetkan selesai.

“Kalau selama ini yang menjadi kendala di lokasi ini adalah tanah, alhamdulilah telah ada penyelesaian. Maka badan jalan selebar delapan meter akan bisa dilewati bus besar ke pantai Aie Manih. Harapan kita pembenahan objek wisata yang prioritas ini akan kembali dan bisa memotivasi kunjungan wisatawan,” tukuk Emzalmi.

Pada kunjungan ke Pantai Aie Manih itu, Wawako Emzalmi melihat langsung master plan yang menjadi rencana pembangunan di seputaran pantai tersebut.

Ketua BPOW Pantai Aie Manih, Syahrul mengatakan pihaknya setuju jika pantai ini dibuat tacelak. Untuk mencapai itu semua perlu dilakukan sosialisasi dan pendekatan kepada masyarakat sekitar terutama para pedagang di sepanjang pantai.

Sementara, Ketua Pemuda Pantai Aie Manih Padang, Anto menuturkan masyarakat di sekitar pantai sangat mendukung penuh rencana Pemko Padang dalam mempercantik objek wisata tersebut. Karena, menurutnya ,selama ini masyarakat sangat merasakan dampak positif dengan adanya objek wisata Malin Kundang. Mendukung rencana Pemko itu, masyarakat menyiapkan sejumlah lahan sebagai tempat parkir bagi kendaraan yang akan masuk ke lokasi wisata.

“Satu hektare lahan sudah kita siapkan jika Pemko mau menggunakannya untuk tempat parkir,” tutur Anto.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang, Dian Fakri menyebut pembenahan pantai Aie Manih ini disebut dengan era baru perubahan objek wisata Pantai Aie Manih.

Manajemen yang selama ini dianggap kurang berdaya akan diubah dengan melibatkan unsur masyarakat. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menggandeng masyarakat dengan membentuk Badan Pengelola Objek Wisata (BPOW), dimana pengurusnya terdiri dari masyarakat setempat.

“Kalau selama ini PAD yang masuk dari objek wisata ini sebesar Rp250 juta per tahun, harapan kita setelah dilakukan pembenahan ini akan meningkat menjadi miliaran rupiah,” sebutnya. (SSC)

 



BACA JUGA