Dari capaian terbaiknya itu, “Dua Ratu” karya Hendarti Darmawan, yang akrab disapa Yeyen, mendapat penghargaan dari Kemenparekraf/Baparekraf RI yang diserahkan pada rangkaian “SHOWCASCENE 2024”yang dilaksaanakan pada Jumat-Rabu, 18-23 Oktober 2024 di Movenpick Hotel Jakarta City Centre. foto dok
Pariaman, sumbarsatu.com—Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menghadirkan “SHOWCASCENE 2024” yang merupakan ajang perayaan dan penghargaan bagi talenta penulis skenario baru yang siap mewarnai industri layar Indonesia.
Hendarti Darmawan, salah seorang sineas perempuan muda bertalenta dari Sumatera Barat, ide cerita yang kelak sebagai embrio untuk skenario film “Dua Ratu” masuk 10 besar dalam ajang Masterclass Pengembangan Skenario Original Series (SCENE) 2024 itu. Ia berharap, skenarionya dilirik dan diproduksi agar bisa dinikmati pencinta film Indonesia sekaligus membangun ekosistem perfilman Indonesia.
Dari capaian terbaiknya itu, Hendarti Darmawan, yang akrab disapa Yeyen, mendapat penghargaan dari Kemenparekraf/Baparekraf RI yang diserahkan pada rangkaian “SHOWCASCENE 2024”yang dilaksaanakan pada Jumat-Rabu, 18-23 Oktober 2024 di Movenpick Hotel Jakarta City Centre. Mewakili Menteri, penghargaan diserahkan oleh Fadjar Hutomo, Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf RI, sekaligus Ketua Dewan Pengawas PT. Produksi Film Negara (PFN).
Menurut Yeyen, yang berasal dari Desa Balai Kuraitaji, Kecamatan Pariaman Selatan, Kota Pariaman ini, lebih dari 500 orang mendaftar ditahap roadshow yang digelar pada Juli-Agustus 2024 dengan total 336 submisi pitch deck ide cerita dari seluruh Indonesia yang masuk ke panitia.
“Dari jumlah itu, pada tahap inkubasi online tersaring menjadi 100 ide cerita terbaik yang diberikan beragam materi dan penugasan dari para experts. Lalu tinggal setengahnya, 50 ide cerita. Setelah mengikuti perbagai tahapan kurasi dan pengembangan yang ketat, disaring lagi jadi 20 ide cerita, lalu “Dua Ratu” akhirnya masuk 10 besar nasional,” terang Yayen kepada sumbarsatu, Minggu, 27 Oktober 2024, dengan penuh rasa bangga.
Dari 10 naskah terbaik yang dipresentasikan pada SHOWCASCENE 2024, adalah “Dua Ratu”, “Dunia NYI”, “Pulang Kampung”, “Bengkel Gigi Ambo Tahang”, “Joko Business Masterclass”, “CNGKR”, “Harta Karun Sindai”, “Menolak Tua”, “Bangkit”, dan “Tolak Rizki”.
Yeyen menjelaskan, untuk menuju 10 besar itu, skenario (idenya) yang menceritakan problematik padusi (perempuan) Minangkabau yang menganut sistem kekerabatan matrilineal, melewati serangkaian inkubasi online dan kurasi ketat pada September 2024, dan tersaring menjadi 50 karya ide cerita dan kemudian tersaring lagi menjadi 10 ide cerita terbaik dari 20 peserta yang berhak diberangkatkan ke Jakarta untuk mengikuti inkubasi offline (luring) hingga demoday (dipresentasikan) di depan para stakeholders yang bergerak dalam industri film pada SHOWCASCENE 2024.
Lebih jauh dikatakannya, 10 penulis ide cerita terbaik, sebelum berangkat ke Jakarta untuk menjalani inkubasi langsung, masing-masing penulis ide cerita itu “diwajibkan” memilih 1 orang story developer untuk berkolaborasi mengembang cerita. Story developer ini dipilih dari 50 peserta yang masuk pada babak atau tahapan sebelumnya.
“Jadi total yang berangkat ke Jakarta untuk mengikuti inkubasi “SHOWCASCENE 2024” sebanyak 20 orang. Saya memilih Servita Ramadhianti sebagai story developer,” jelasnya.
Saat mengikuti “SHOWCASCENE 2024”, tambah Yeyen, yang pada 2020 lalu memproduseri film pendek “Siampa” yang diproduksi Mozaik Laboratory Kota Solok yang berhasil masuk nomine 14 finalis dalam Smartphone Short Film Festival 2020 ini, ide cerita (scenario) “Dua Ratu” langsung mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang dicatatkan pada Surat Pencatatan Ciptaan dengan judul cipta “Dua Ratu”.
BACA: Film Pendek “Siampa” Produksi Mozaik Laboratory Nomine SSFF 2020
“Tujuan mendaftarkan ka HKI agar ide ciptaan yang sudah dipresentasikan saat SHOWCASCENE 2024” tetap terjaga dari pencurian dan plagiasi ide. Ini juga sebagai
bentuk apresiasi dan tanggung jawab kami kepada para penulis skenario untuk mendapatkan Hak Ciptanya dan melindungi mereka dari pencurian dan plagiasi ide karya,” ujar Ari Juliano Gema, konsultan HKI saat menyampaikan materi Hak Cipta Penulis Skenario.
Yeyen, perempuan lulusan Magister Seni Film ISI Padang Panjang ini mengaku, program SCENE 2024 yang digelar Kemenparekraf/Baparekraf RI berkolaborasi dengan Wahana Edukasi ini, memberi kemanfaatan yang sangat besar terhadap dirinya.
Selama “SHOWCASCENE 2024” berlangsung, Yeyen bertemu dan berbaur bersama 20 peserta dari pelbagai daerah di Indonesia. Baginya, ini sangat membanggakan.
“Kita berdiskusi, bertukar informasi, memperkuat jejaring, dan mengembang ide-ide carita yang potensinya cukup besar dengan latar budaya yang kaya dan beragam di Nusantara ini. Banyak hal pengalaman dan pengetahuan yang bisa saya serap,” papar Yeyen.
Ia mengatakan, program SCENE ini masih berlanjut 2 bulan ke depan dengan tahapan pengembangan skenario. Ia berharap setelah skenarionya selesai, bisa dilakukan produksi shooting di Pariaman bersama "Over-the-top" (OTT) kebanggaan Indonesia yang tertarik melakukan kontrak dengannya.
“Sebelum “SHOWCASCENE 2024”, para peserta presentasi di depan pengelola platform OTT yang dihadiri Vidio+, Maxtream dan Amazon Prime Video. Plafform OTT ini menarik karena memungkin penonton untuk menonton konten sesuai permintaan tanpa harus melalui penyedia satelit atau kabel tradisional. OTT dapat diakses melalui perangkat apa pun, seperti ponsel pintar, tablet, atau TV pintar. Harapan saya, skenario “Dua Ratu” bisa dilirik Vidio, Vision+, MAXStream, atau Amazon Prime Video, Netflix, dan platform OTT lainnya,” harap Yeyen.
Dilasir dari situs https://kemenparekraf.go.id, Direktur Aplikasi, Permainan, Televisi, dan Radio Kemenparekraf/Baparekraf, Iman Santosa menjelaskan “SHOWCASCENE 2024” merupakan puncak dari rangkaian panjang Masterclass Pengembangan Skenario Original Series (SCENE) yang terselenggara sejak Juli hingga Oktober 2024.
“SHOWCASCENE 2024” sendiri terbagi dalam tiga rangkaian kegiatan. Pertama yakni Show-off yang bertujuan mengekspos output produk (naskah skenario) melalui sesi presentasi tertutup kepada 3 platform over-the-top (OTT) panelis, yaitu Vidio, Vision+, dan MAXStream. Kedua Showcase, yakni bertujuan mengekspos output produk (naskah skenario) dan talenta (penulis) melalui media panel di foyer kepada para tamu undangan yang terdiri dari OTT, production house, asosiasi, produser, writers room, dan stakeholders lain di industri layar Tanah Air.
Terakhir adalah showtime sebagai penutup rangkaian SHOWCASCENE melalui networking dinner dan rocket pitch dimana para kreator dapat menunjukkan karya dan talentanya.
“Acara ini adalah bagian dari upaya Kemenparekraf untuk mendorong peningkatan kualitas skenario di Indonesia serta menjadi platform untuk mempertemukan talenta-talenta berbakat dengan pelaku industri, termasuk platform OTT nasional dan internasional,” kata Iman.
Iman Santosa berharap rangkaian program SCENE 2024 tidak hanya menjadi titik awal karier bagi para penulis skenario baru, tetapi juga sebagai langkah konkret dalam memajukan ekosistem layar dan konten lokal Tanah Air.
Tentunya dengan dukungan dari platform OTT nasional dan internasional, SHOWCASCENE membuka peluang besar bagi cerita-cerita asli Indonesia untuk diangkat ke layar lebar maupun platform streaming global.
“Kami berharap, melalui kolaborasi beragam pihak yang terlibat, acara ini memberikan dampak signifikan pada pengembangan ekosistem industri layar di Indonesia,” ungkap Iman. SSC/MN