gemunand
Padang, sumbarsatu.com--Pusat Bencana Universitas Andalas, Jurusan Teknik Sipil, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (STMKG), Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) dan Universitas Dharma Andalas (UNIDHA) menggelar International Conference on Disaster Management and Mitigation (ICDMM) di Gedung Bagindo Aziz Chan Youth Center, Jumat, 29 September 2023.
Konferensi bertema "Bencana yang Dapat Diprediksi dan Bencana yang Tidak Dapat Diprediksi" menghadirkan pembicara dalam dan luar negeri, antara lain Junji Kiyono dari Universitas Kyoto dari Jepang; Richard Haigh Universitas Huddersfield Inggris; Indrajit Pal dari Institut Teknologi Asia Thailand, Era Marlon dari Universitas De la Salle Filipina; Iman Satyarno dari Universitas Gadjah Mada, dan Yulvi Zaika dari Universitas Brawijaya. Sedangkan dari Universitas Andalas adalah Andriani dan Fauzan. Juga jadi pembicara Dody Ruswandi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Ahmad Safuan dari Universitas Teknologi Malaysia, Malaysia; dan Saravanan Subbrayan dari National Institute of Technology, India.
Abdul Hakam, ketua panitia mengatakan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana baik yang diantisipasi maupun yang tidak diharapkan.
“Kami ingin memberikan waktu dan ruang bagi delegasi dari seluruh dunia untuk berbagi pengetahuan luar biasa dan ide-ide terbaru untuk membantu negara-negara berkembang membangun kapasitas pemulihan bencana dalam upaya mitigasi dan manajemen bencana mereka sendiri,” kata Abdul Hakam.
Konferensi berlangsung hybrid (online dan offline) dengan peserta sekitar 100 orang. Topiknya berkisar dari pengalaman merespons gempa bumi di Padang tahun 2009 hingga penilaian dampak perubahan iklim terhadap risiko tanah longsor dan eksplorasi metode baru untuk penilaian kerentanan.
Pembicara utama Adrin Tohari (Pusat Penelitian Bencana Geologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengatakan, ICDMM dapat menjadi wadah bagi para ilmuwan hingga peneliti akademis untuk berbagi pengetahuannya mengenai temuan-temuan penelitian terkait dengan bencana, bagaimana kita melakukan mitigasi, bagaimana kita melakukan penanggulangan bencana dan tentunya tidak hanya bencana geologi saja tetapi juga bencana non-geologi.
Iman Satyarno dari Universitas Gadjah Mada yang juga menjadi salah satu keynote speaker mengatakan, poin penting dari hasil konferensi ini adalah dapat menjangkau masyarakat sehingga masyarakat dapat memperoleh pengetahuan tentang kebencanaan dan bersiap merespons.
Yuliandri, Rektor Universitas Andalas mengatakan ICDMM merupakan konferensi penting karena dapat menjadi wadah berbagi ilmu mitigasi bencana dan kesadaran bencana.
"Konferensi ini juga dapat menjadi referensi bagi masyarakat luas karena Padang merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki risiko bencana alam yang tinggi," katanya.
Penutupan konferensi akan mencakup peringatan 14 tahun gempa bumi tahun 2009 di Padang Earthquake Memorial di Taman Melati, Kota Padang, Sumatera Barat.
Mahasiswa yang tergabung dalam Komite Mahasiswa Pencegahan Bencana Universitas Andalas (Kosbema Unand) terlibat secara aktif mulai dari pembukaan acara hingga akhir. SSC/REL