Mempercepat Kejayaan Bangsa, 67 Tahun Universitas Andalas

-

Rabu, 13/09/2023 09:43 WIB
unand

unand

OLEH Wannofri Samry (Dosen Ilmu Sejarah, FIB Universitas Andalas)

Tepat pada 13 September 2023 Universitas Andalas memasuki usia 67 tahun. Satu tahap usia yang cukup matang, bahkan boleh dikatakan sudah cukup tua. Sepanjang usia dalam rentangan tahun 1956-2023 tentu sudah banyak pengalaman dan perjuangan yang dilalui Universitas Andalas. Mulai dari Orde Lama yang penuh gejolak dan perang saudara, periode pembanguan bersama Orde Baru dan zaman pascareformasi serta teknologi yang penuh dengan perpacuan.

Bersamaan dengan perubahan waktu dalam usia 67 tahun Universitas Andalas pun sudah berpredikat Perguruan Tinggi Berbadan Hukum (PTNBH). Pada tahap ini Universitas Andalas tentu harus mandiri dan mampu menjawab berbagai persoalan kemasyarakatan. Tidak mudah. Tuntutan terhadap perguruan tinggi semakin jauh dan luas. Orientasi sosial saja tidak cukup, ia pun harus memikirkan orientasi ekonomi untuk mewujudkan capaiannya. Sistem harus dibangun dengan padat teknologi yang apik.

Pada usia 67 ini, Universitas Andalas pun akan menentukan pemimpinnya yang baru, pemilihan rektor pertama setelah ditetapkan sebagai PTNBH. Banyak harapan terhadap kehadiran rektor baru agar Universitas Andalas tetap berada terdepan dalam menjawab perubahan dan peradaban. Dalam perubahan dunia dan masuyarakat yang semakin cepat maka Universitas Andalas sudah selayaknya memikirkan perubahan yang cepat. Kalau tidak tentu ketinggalan. Harapan untuk melompat lebih jauh dan terbang lebih tinggi selalu menjadi cita-cita. Bahkan slogan menjadi Universitas Berkelas Dunia pun bertahun-tahun mengemuka dan menjadi impian yang haras dicapai.

Target Universitas Andalas tahun ini tidak main-main peringkat 500 dunia, dan masuk lima besar di Indonesia. Berkaitan dengan hal ini pada tanggal 5 Agustus 2023 Panitia Pemilihan Rektor Universitas Andalas dari Majelis Wali Amanat (MWA Universitas Andalas telah menyelenggakan dialog “Kejayaan Bangsa”. Dialog itu menghadirkan para calon Rektor Universitas Andalas, yaitu Prof Dr Musliar Kasim, MS, Prof Dr Werry Darta Thaifur dan Prof Dr Tafdil Husni. Selain itu juga menghadirkan mantan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof Dr Fasli Jalal dan Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Arif Satria. Dialog ini dihadiri oleh unsur civitas academica Universitas Andalas.

Pada pembukaan acara Rektor Universitas Andalas mengemukakan berbagai capaian dan tantangan dalam menjalankan Universitas Andalas selama 5 tahun terakhir, termasuk halangan Covid-19 yang menjadi hambatan untuk bekerja secara leluasa. Di tengah banyak tantangan Universitas Andalas tetap berhasil mendorong beberapa prodi untuk meraih akreditasi internasional. Pada tahun 2023 Universitas Andalas juga meraih nomor 1 untuk IKU 5. Lalu pada awal September ini Universitas Andalas peringkat satu dalam penerbitan buku perguruan tinggi se-Indonesia. Dalam kondisi yang serba terbatas ini tentu capaian-capaian prestasi menjadi sangat bermakna. Capaian itu akan lebih tinggi jika Universitas Andalas mampu menyediakan sistem dan kenyamanan buat seluruh civitas academicanya.

Harapan Terbang Lebih Tinggi

Harapan untuk kejayaan bangsa dan terbang lebih tinggi terus diperjuangkan. Karena itu berbagai kegiatan untuk merumuskan gagasan dan strategi selalu diupayakan. Dalam acara dialog “Kejayaan Bangsa”, yang diselenggarakan Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Andalas telah mengundang beberapa mantan Rektor Universitas Andalas dan juga para tokoh pendidikan.

Para narasumber itu diberi kesempatan seluas-luasnya untuk membedah dan menawarkan gagasan agar Universitas Andalas bisa lebih maju dan mampu mewujudkan kejayaan bangsa. Beberapa poin yang bisa dirumuskan: Pertama perlunya Universitas Andalas di bawah kepemimpinan yang kuat namun juga tetap mengakar pada kebudayaan Minangkabau. Kuat dalam arti mampu memberdayakan dan menyatukan sumber daya Universitas Andalas yang beragam. Pemimpin Universitas Andalas juga harus mempu mensinergikan sumber daya yang ada dalam sebuah sistem modern dengan memanfaatkan teknologi yang berkembang. Mengakar pada kebudayaan Minangkabau artinya juga arif bijaksana dalam kepemimpinan.

Kedua rektor Universitas Andalas juga harus mampu memberikan kenyamanan dan melengkapi keperluan seluruh tenaga civitas academica demi kelancaran dalam mencapai kejayaan bangsa.

Musliar Kasim, mantan Rektor Universitas Andalas yang juga mantan Wakil Menteri Pendidikan mengemukakan isu mengenai pentingnya pengembangan sumber daya yang berkualitas. Berkaitan dengan itu diperlukan komitmen bersama, pembinaan, kepercayaan, keterlibatan semua untuk bekerja, pemanfaatan teknologi dan ilmu pengetahuan, dan perlunya kerja inovatif. Musliar juga menekankan perlunya kesejajaran antara kualitas dosen dan tenaga kependidikan yang kini masih timpang. Karena itu, di samping menggenjot kualitas sumber daya dosen maka perlu juga untuk meningkatkan sumber daya tenaga kependidikan.

Tafdil Husni (Rektor Universitas Andalas 2017-2021) menyatakan pentingnya perubahan mindset Universitas Andalas dalam memasuki era PTNBH dan dunia global. Perubahan mindset akan sangat berpengaruh pada perilaku ekonomi Universitas Andalas dan prilaku budaya. Sebagai universitas yang sudah PTNBH sebagaimana yang tertuang dalam PP 95 2021 maka Universitas Andalas sudah semestinya memikirkan usaha atau unit ekonomi agar Universitas Andalas bisa berjalan dengan baik. Universitas Andalas haru mampu mendapatkan uang, mengubah cara berpikir pegawai negeri ke model perusahaan. Para pemimpin Universitas Andalas, tenaga pendidikan dan dosen sudah mesti mengubah “budaya bos” menjadi “budaya melayani” sebagaimana yang dilakukan di perusahaan. Karena itu pemimpin Universitas Andalas harus mampu bertindak sebagai menajer perusahaan sehingga seluruh sistem berjalan dengan baik. Jika para pemimpin dan pegawainya tidak mampu menjalankan perusahaan tentu universitas akan bangkrut. 

Werry Darta Thaifur (Rektor Universitas Andalas 2013-1017) menyatakan bahwa Rektor Universitas Andalas ke depan mesti kuat, mampu menyatukan elemen Universitas Andalas dan menggerakkan yang sudah disepakati. Rektor juga mamu menggerakan secara ekonomi. Werry mendukung pentingnya menggerakkan ekonomi Universitas Andalas dengan memberdayakan semua sumber daya dan potensi. Menurut Werry Universitas Andalas mesti mempunyai kegiatan bisnis untuk meningkatkan pengelolaan.

Prof Dr Fasli Jalal (mantan Wakil Menteri Pendidikan) juga hadir memberikan masukan. Fasli mengusulkan perlunya Universitas Andalas untuk tetap menjadi bahagian dari pemberdayaan nagari. Umpamanya Universitas Andalas terlibat dalam perancangan Nagari Smart, peningkatan perdagangan lokal, peningkatan pariwisata di nagari, pemberdayaan kesehatan dan berbagai kegiatan yang mengakar pada masyarakat.

Ada tiga hal yang perlu diperhatikan oleh Universitas Andalas, yaitu menghargai nilai-nilai luhur keminangkabauan, mampu beradaptasi pada perkembangan zaman dan menyiapkan diri untuk mampu bersaing dengan masyarakat global. Tentu tidak mudah untuk mentransformasi nilai-nilai lokal dan beradaptasi dengan nilai-nilai yang berkembang untuk bersaing dalam masyarakat dunia. Terlebih dahulu Universitas Andalas mesti menyiapkan dirinya secara baik, baik dari sisi sumber daya manusia maupun dari sisi sistem sarana prasarana. Sejalan dengan Fasli, Rektor IPB Arif Satria menekankan bahwa pentingnya untuk menyiasati dan beradaptasi dengan perubahan global. Hanya dengan beradaptasi “kita” bisa survive dan maju.

Apakah Universitas Andalas telah siap untuk melompat lebih jauh? Ini pertanyaan penting yang selalu diajukan. Secara resmi Universitas Andalas selalu menggaungkan untuk maju menjadi World Clas University (WCU), namun seakan hanya beringsut ke arah capaian. Slogan ini tentu tidak bisa hanya diucapkan dan diimpikan, ia mesti dimulai dengan menata dari bawah, sistem yang paling dasar dan detail. Mulai dari sistem perkuliahan, kehidupan kampus, prasarana, wawasan dan nilai-nilai bagi seluruh civitas academica. Umpama betapa pun satu universitas mengatakan ingin maju tetapi sistem dan sarana belajar mengajar tidak dipenuhi maka akan membuat civitas academica tidak nyaman dalam bekerja.

Dosen-dosen belum diberi sarana maksimal untuk melakukan aktivitas dan juga belum diberi ruang menurut keahlian dan kemampuan mereka. Beberapa hal sangat memprihatinakan ialah ruang belajar yang tidak sebanding dengan jumlah mahasiwa, dosen yang mencari sendiri tempat bekerja, fasilitas ruang baca mahasiswa yang tidak memadai dan sering tidak diperhatikan, jam kampus yang jauh tertinggal dibanding dengan universitas luar negeri dan buku-buku yang minimal yang hanya diserahkan kepada alam maya.

Kalau dihitung jam belajar mahasiswa di Universitas Andalas dan juga Indonesia umumnya, tertinggal 6-7 jam sehari karena sarana tidak disediakan oleh universitas. Pilihan mahasiswa hanya dua. niongkrong di kafe atau segera pulang. Ruang-ruang kreatif untuk bekerja yang benar-benar mendukung untuk belajar sangat minimal.

Perpustakaan di Universitas Andalas pun tidak memadai dan tertinggal puluhan tahun dibanding dengan perpustakaan di perguruan tinggi Negeri Jiran, tentu juga dari universitas level atas di Indonesia. Dulu Perpustakaan Universitas Andalas sejak Prof Musliar Kasim sudah mulai disadari dan diusahakan ditingkatkan, tetapi kemudian terhenti dan jalan di tempat.

Sistem universitas yang kurang baik akan membuat kekacauan di tingkat bawah hingga ke prodi. Umpama program “Merdeka Belajar” tetapi mahasiswa tidak merdeka untuk mengambil mata kuliah yang mereka inginkan karena sistem universitas tidak menyediakan. Akhirnya prodi juga kurang genius dalam mengelola kurikulum dan mata kuliah. Kurikulum yang diciptakan dengan tidak serius juga kurang mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.

Di sini ada unsur kepemimpinan di universitas yang seakan tidak bekerja, tidak mampu menyesuaikan sistem dan tidak mampu mengontrol dan mengatrol kurikulum untuk beradaptasi di tingkat prodi. Tentu untuk membuat lompatan yang lebih jauh, mesti ada persiapan, keseriusan dan keberanian untuk berubah dan melompat.

Bagiamanapun menarik untuk mempertimbangkan ucapan Prof Musliar Kasim di depan forum dialog “Menuju Kejayaan Bangsa Universitas Andalas” pada 1 September 2023 yang lalu. “Seorang pemimpin mesti ikhlas menafkahkan dirinya untuk kejayaan bangsa”. Kalau ini tidak dilakukan kita memelihara mimpi seperti katak rindukan bulan. Selamat ulang tahun, Universitas Andalas! *



BACA JUGA