
Jakarta, sumbarsatu.com–Universitas Andalas (Unand) menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemerintah Australia dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan dan kapasitas penanggulangan bencana di Indonesia, Rabu (26/2/ 2025).
Acara ini dihadiri oleh Rektor Universitas Andalas, Prof. Efa Yonnedi, Ph.D., Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto, S.Sos., M.M., serta Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams.
Dalam sambutannya, Rektor Unand menegaskan komitmen universitas dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kebencanaan. "Sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH), Unand berperan aktif dalam memberikan pendidikan kebencanaan di berbagai fakultas, khususnya di Program Studi Magister Manajemen Bencana," ujarnya.
Khusus untuk Program Studi Magister Manajemen Bencana BNPB memberikan dukungan penuh baik dalam bentuk pengajaran ataupun penelitian. Dr. Rustian, Apt, Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan, pelibatan pejabat dan staf BNPB dalam pengajaran ataupun penelitian menjadi concern kami dalam upaya mendukung MMB sebagai corong dalam pengembangan keilmuan dan mitigasi kebencanaan khususnya di Pulau Sumatera
Selain akademik, Unand juga telah lama terlibat dalam berbagai upaya mitigasi dan respons bencana, seperti melalui Pusat Studi Bencana dan Pusat Tanggap Darurat Bencana. Keterlibatan Unand dalam penanganan bencana besar di Sumatera Barat, termasuk gempa bumi tahun 2007 dan 2009 serta erupsi Gunung Marapi, menjadi bukti nyata kontribusi universitas dalam sektor ini.
Selain itu, sejak tahun 2017, Unand secara rutin menggelar Konferensi Internasional Kebencanaan setiap 30 September. Konferensi ini telah dihadiri berbagai tokoh nasional, termasuk Wakil Presiden RI pada 2018, Jusuf Kalla. Yang menarik adalah, pada konferensi ICDM 2024, Unand telah rekomendasikan sebagai Tempat Evakuasi Akhir dalam skenario gempa dan tsunami Megathrust di segmen Mentawai, dan rekomendasi ini yang telah diajukan kepada Presiden Prabowo Subianto.
Dengan berbagai aktifitas yang telah dilakukan oleh Unand dalam penanggulangan bencana, Pemerintah Australia melalui Program Grant Australia (SIAP SIAGA) merasa perlu untuk ikut serta dalam kegiatan tersebut khususnya melalui bantuan pendanaan bagi riset dan kebencanaan.
Beberapa program yang akan dijalankan meliputi penelitian tentang ancaman Megathrust Sumatera, pelibatan mahasiswa Magister Manajemen Bencana dalam penelitian, serta penyelenggaraan konferensi tahunan ICDM/ICDMM guna memperkaya diskusi akademik dan kebijakan kebencanaan.
"Kolaborasi ini membuktikan pentingnya sinergi antara pemerintah, akademisi, dan mitra internasional dalam membangun sistem penanggulangan bencana yang tangguh. Kami berharap kerja sama ini terus berkembang demi kepentingan masyarakat luas," pungkas Rektor Unand.
Dengan adanya MoU ini, Unand, BNPB, dan Australia semakin memperkuat koordinasi dalam mitigasi bencana berbasis akademik dan riset, demi mewujudkan Indonesia yang lebih siap dan tangguh dalam menghadapi berbagai ancaman bencana di masa depan. SSC/REL