Tim Assessment Unand: Masjid Sa’adah, Cagar Budaya Nagari Gurun Perlu Perbaikan

-

Sabtu, 14/05/2022 21:07 WIB
Kondisi masjid mengalami kerusakan berupa keretakan pada dinding bagian atas yang berfungsi sebagai penopang kuda-kuda.

Kondisi masjid mengalami kerusakan berupa keretakan pada dinding bagian atas yang berfungsi sebagai penopang kuda-kuda.

Nagari Gurun, sumbarsatu.com—Rektor Universitas Andalas, Prof. Dr. Yuliandri, SH. MH, mengirimkan tim assessment bangunan untuk meninjau langsung salah satu cagar budaya berupa masjid kuno di Kabupaten Tanah Datar yang bernama Masjid Sa’adah.

Masjid yang telah terdaftar sebagai cagar budaya dengan nomor registrasi C.377 ini terletak di Jorong Gurun, Nagari Gurun, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar.

Peninjauan ini merupakan langkah lanjutan dari surat yang dikirimkan oleh Dewan Kemakmuran Masjid Sa’adah tersebut pada Maret lalu. Pengurus masjid meminta tim ahli Unand untuk melakukan assement terhadap bangunan masjid yang telah berdiri ratusan tahun tersebut.

Para pengurus mencemaskan kondisi kelayakan bangunan, karena sudah banyak yang keropos dimakan usia serta retak-retak akibat gempa. Kegiatan ini mendapat dukungan penuh oleh Rektor Unand.

“Kesinambungan dan keutuhan bangunan serta konstruksi masjid yang telah berumur ratusan tahun itu harus menjadi concern kita bersama, sehingga keberadaan masjid berserta nilai sejarahnya dapat terus diterlestarikan ke depannya,” kata Rektor Unand, Jumat (13/5.2022).

Badan Pelestarian Cagar Budaya mencatat bahwa Masjid Sa’adah dibangun pada tahun 1910 dan mulai difungsikan sebagai tempat ibadah pada tahun 1917.

“Masjid ini dibangun atas prakarsa Datuk Paduko Intan, salah seorang bangsawan Gurun yang merantau ke Kota Padang. Arstitekturnya adalah perpaduan antara arsitektur Minangkabau dan Cina,” tutur Hanisben, Wali Nagari Gurun. 

Hal ini dibenarkan oleh beberapa orang lainnya yang memiliki ingatan kolektif dari orang-orang sebelumnya.

Eldiman, selaku Wakil Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) menjelaskan bahwa hubungan bisnis yang sangat dekat antara Datuk Paduko Intan dengan salah seorang pengusaha Cina di Kota Padang memberikan pengaruh pada desain arsitektur masjid.

Tim assessment bangunan Unand yang diturunkan oleh Rektor Unand untuk mengkaji kondisi bangunan masjid ini terdiri dari 6 orang anggota, yaitu Prof. Dr. Eng. Fauzan, Prof. Abdul Hakam, Ph.D., Prof. Dr. Bambang Instijono, Yenny Narny, Ph.D., M. Nasir Sonny, PhD., dan Mariadi, ST, MT (alumni S-2 T. Sipil Unand).

Fauzan, selaku ketua tim assessment, mengatakan bahwa kondisi sekarang masjid mengalami kerusakan berupa keretakan pada dinding bagian atas yang berfungsi sebagai penopang kuda-kuda. Pada bagian kuda-kuda, hampir 80 persen kayu kuda-kuda beserta tiang penyangga sudah lapuk karena usia dan dimakan rayap.

Ia sangat menyangkan kondisi tersebut. Menurutnya, Masjid Sa’adah adalah aset budaya dan aset umat Islam yang harus terus dijaga dan dilestarikan. 

Sejauh ini, masyarakat telah melakukan perkuatan sementara dengan menambahkan kayu-kayu penopang (skor) serta plat buhul melalui dana sumbangan, sehingga masjid saat ini masih bisa digunakan. Meskipun begitu, kondisi masjid yang seperti ini perlu segera dilakukan kajian agar perbaikan dapat segera dilakukan dan masjid bisa terus digunakan untuk beribadah dalam waktu yang panjang ke depannya.

Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid, Eldiman, berharap data yang dihasilkan oleh tim Unand dapat dijadikan acuan bagi pemerintah Nagari Gurun untuk rencana perbaikan ke depan melalui kerja sama dengan stakeholder terkait, termasuk para perantau. SSC/PIK



BACA JUGA