Pameran Etnofotografi Edy Utama, Wagub Sumbar: Foto Membongkar Memori

-

Sabtu, 28/08/2021 23:37 WIB
Pameran etnofotografi karya foto Edy Utama bertema “Minangkabau Cultural Landscape” telah dibuka Wakil Gubernur Sumatra Barat Audy Joinaldy, 
Sabtu (28/8/2021)

Pameran etnofotografi karya foto Edy Utama bertema “Minangkabau Cultural Landscape” telah dibuka Wakil Gubernur Sumatra Barat Audy Joinaldy, Sabtu (28/8/2021)

Padang, sumbarsatu.com—Pameran etnofotografi karya foto Edy Utama bertema “Minangkabau Cultural Landscape” telah dibuka Wakil Gubernur Sumatra Barat Audy Joinaldy,

Sabtu (28/8/2021) yang ditandai dengan pengguntingan pita di pintu masuk Galeri Taman Budaya Sumatra Barat dan pembubuhan tanda tangannya di atas kanvas. Pameran dilaksanaka hingga 7 September 2021 dan terbuka untuk umum.

Edy Utama dalam pidato pengantarnya mengatakan, ada 75 foto lanskap budaya alam Minangkabau yang dipamerkan setelah dilakukan “penyeleksian” dari ribuan foto yang dihasilkkan sepanjang rentang 1997-2021.

“Bagi saya, ini bukan semata memajang foto, tapi bagaimana foto-foro itu merepresentasikan perjalanan dan perubahan yang terjadi pada alam budaya Minangkabau dari masa ke masa, terutama pada lanskap, kampung-kampung, dan pakaian serta upaca adat Minangkabau,” kata sosok yang akrab disapa Bung ini.  

Ia mendetilkan, foto-foto ini sebagai potret realitas yang menunjukan perubahan yang luar biasa pada budaya Minangkabau. Tidak semua perubahan itu mengembirakan, tetapi juga banyak yang menyedihkan, malah ada yang hilang.  

“Pameran etnofotografi ini bertema Minangkabau Cultural Landscape ini sedang  membicarakan perubahan itu. Konsep etnofotografi ini sesungguhnya merupakan bagian dari pendekatan antropologi visual yang sudah lama berkembang di dunia. Dan ini tentunya menarik jadi salah objek kajian budaya,” urai pria yang mengaku telah berkubang dalam dunia pemotretan sejak era 80-an.

Gemala Ranti, Kepala Dinas Kebudayaan Sumatra Barat, yang mendampingi Wakil Gubernur Sumatra Barat mengatakan, pameren etnofotografi ini sebelumnya direncanakan dimulai pada tanggal 20 Agustus 2021 tapi karena kondisi pandemi Covid-19 masih tinggi dan status Kota Padang dalam level-4, maka baru saat ini bisa digelar.

“Sebagai OPD di Pemerintah Provinsi Sumatra Barat yang berkaitan langsung dengan kebudayaan, maka kami sangat mendukung dan apresiatif dengan pameran etnofotografi  karya Bung Edy Utama ini. Kita memfasilitasi agar pameren bisa digelar. Dan hari ini sudah dapat kita nikmati foto-fotonya yang kental nilai-nilai budaya,” kata Gemala Ranti.

Wakil Gubernur Sumatra Barat Audy Joinaldy tanpak antusias menghadiri pembukaan pameran ini. Ia merespons dan mengapresiasi gelaran 75 foto etnofotografi yang berlatar bentangan alam budaya Minangkabau ini.

Audy Joinaldy menyebutkan, banyak yang bisa diingat dan dipelajari dari 75 karya foto yang merekam pergeseran dan perubahan lanskap budaya alam Minangkabau ini. Bagaimana perkembangan zaman ternyata juga membawa pengaruh terhadap bentang alam yang telah diteroka dan dikelola oleh nenek moyang orang Minangkabau," kata Audy Joinaldy.

Ia menilai foto adalah salah satu upaya untuk merekam segala hal yang tidak bisa terekam selamanya oleh otak.

“Melihat foto dapat membangunkan memori yang pernah dilihat, direkam otak namun terlupa. Foto yang merekam perjalanan budaya masyarakat sekaligus perubahanya, tentu menarik sebagai bahan kajian dan pemikiran bagi generasi selanjutnya agar bisa memetik hikmah,” urai Audy Joinaldy.

Menurutnya, setiap peristiwa budaya, pagelaran seni, pameran-pameran seni rupa harus diviralkan melalui media sosial yang saat ini penyebaran informasi memang paling cepat.

"Kita tidak bisa memungkiri zaman telah membawa pada kenyataan bahwa penyebaran informasi yang paling cepat adalah melalui media sosial. Karena itu, Dinas Kebudayaan harus bisa menyebarkan informasi dan kegiatan budaya seluas-luasnya agar banyak masyarakat terutama generasi muda yang bisa datang, menikmati dan belajar," saran Wakil Gubernur ini.

Pembukaan pameren foto lanskap budaya Minangkabau ini juga dirayakan dengan menghadirkan peristiwa seni (happening art) “Manggaro” karya Susasrita Lora Vianti, doktor penciptaan seni tari dari ISI Padang Panjang, yang sekaligus sebagai penarinya yang diiringan dengan dendang dan rabab pasisie seniman Hasanawi dari Komunutas Langkok Padang.

Dendang yang dikabakan berkisah tentang kehidupan nenek-moyang orang Minangkabau "manaruko", dan membangun nagari serta adat-istiadatnya yang telah diwariskan melalui narasi tradisi lisan bakaba.

Terlihat hadir saat pembukaan antara lain Rektor ISI Padang Panjang Novesar Jamarun, Hasril Chaniago (wartawan senior), Sukri Saad (mantan aktivis dan pendiri Walhi), dari kalangan seniman dan budayawan Yusrizal KW, Suhendri, Esha Tegar Putra, Mahatma Muhammad, Hermawan, Yeyen Kiram, Eddie MNS Soemanto, Dedi Navis, Musra Dahrizal Katik, Rizal Tanjung, Noni Sukmawati, Lilik Zurmailis, Yusril Katil, Wannofri Samry, Tommy Iskandar, Zelfeni Wimra bersama istri, dan lain sebagainya. Dari akademisi tampak Zaiyardam Zubir, Muhammad Taufik, Israr Iskandar, Yudhi Andoni, Firdaus Diezo, dan masyarakat pencinta seni di Sumatra Barat. SSC/MN



BACA JUGA