Program fasilitasi bidang kebudayaan yang diluncurkan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan tahun 2020 merupakan salah satu bentuk dukungan bagi pelaku seni dan budaya, baik seniman maupun komunitas seni, untuk mencipta dan menyediakan ruang bagi ekspresi karya seni dan budaya. Bentuk-bentuk kegiatan yang dibantu juga bermacam-macam; penulisan, riset, festival, pendokumentasian, pembuatan film, pertunjukan, pameran, dan sebagainya.
Sebuah program yang menunjukkan prinsip kerja sama, inisiatif yang segar, dan keterlibatan banyak pihak untuk mengupayakan jaminan program ini dilaksanakan secara obyektif dan transparan.
Melalui program ini, saya mengusulkan sebuah kegiatan dalam bidang sasta lisan di Sumatera Barat. Sebuah jenis kesenian yang masih dipelihara dengan baik dan menjadi bagian dalam hampir seluruh aktivitias masyarakat. Tema besar yang dilaksanakan dalam program ini adalah pendokumentasian, pencatatan, dan pengkajian pengetahuan maestro seni tradisi.
Dengan program yang lebih khusus, kegiatan ini adalah pendokumentasian sastra lisan dan sastra modern, diikuti dengan pengkajian yang terkait dengan sastra lisan di Sumatera Barat. Dengan mempertimbangkan objek program, judul kegiatan yang dilaksanakan adalah: Dokumentasi, Pencatatan, dan Kajian Sastra Lisan, Tradisi Lisan, Folklor, dan Sastra Modern di Sumatera Barat.
Kegiatan ini ditujukan untuk melakukan dokumentasi, pencatatan, dan kajian sastra lisan, tradisi lisan, folklor dan sastra modern di Sumatera Barat. Kekayaan budaya dalam bentuk sastra lisan dan sastra tulis di Sumatera Barat sudah dikenal luas. Berbagai kajian juga sudah dilakukan, baik dalam usaha memetakan maupun analisis terhadap sastra lisan dan sastra tulis. Akan tetapi, diperlukan usaha yang terus menerus untuk melengkapinya, dengan dokumentasi dan kajian yang lebih komprehensif.
Sastra lisan, tradisi lisan, folklore, dan karya sastra modern yang berangkat dari tradisi lisan memiliki fungsi yang sangat erat dengan dan dalam kehidupan masyarakat. Berbagai ajaran, filosofi, hukum, aturan sosial, pendidikan, hingga aturan dan tata krama sehari-hari diabstraksikan dan dalam karya seni tersebut di atas. Tidak hanya itu, bidang-bidang lain dalam kehidupan seperti teknologi, profesi, konservasi dan pemanfaat sumber daya alam, dan lebih banyak lagi dapat ditemukan dalam karya-karya seni berupa sastra dan tradisi lisan. Upaya untuk menggali sastra dan tradisi lisan, baik dalam bentuk maupun isinya sangat penting untuk dilakukan.
Karena itu, kegiatan yang telah dilaksanakan ini meliputi sejumlah tahapan yaitu memetakan kajian-kajian yang telah dilakukan, memutakhirkan data dan kajian yang telah ada dengan kondisi terkini, penelusuran kembali sastra lisan dan tulis yang pernah dicatat, dokumentasi (perekaman) maupun penyuntingan terhadap karya-karya terpilih untuk melihat capaian estetika dalam kurun yang telah berjalan.
Analisis terhadap sastra/tradisi lisan dan sastra modern dengan menggunakan pendekatan yang sesuai untuk melihat kekuatan struktur karya dan fungsi sosial, kesejarahan, agama, pertunjukan, hingga elemen lain yang terangkum dalam sastra lisan di Sumatera Barat.
Kegiatan ini telah melibatkan tenaga perekaman untuk mendokumentasikan sastra lisan dan modern dalam bentuk rekaman audio visual, informan yang terdiri dari maestro, penampil, dan kelompok sastra lisan, penyair, cerpenis, novelis, untuk perekaman sastra modern, tim penyusun data untuk bibliografi beranotasi dan direktori sastra lisan, akademisi atau kritikus sastra untuk mengkaji secara mendalam estetika yang ada dalam karya sastra, dengan menggunakan sejumlah pendekatan dan teori.
Kegiatan ini mencakup studi lapangan untuk mendokumentasikan, memetakan, mencatat, sastra lisan dan tulis di Sumatera Barat, yang terdiri dari 19 kabupaten dan kota, dengan dua pembagian secara kultural (darek/ darat dan rantau/ pesisir), yang mengindikasikan sejumlah perbedaan budaya. Sastra lisan dan tulis menjadi batasan kajian, untuk membedakan medium lain dalam tradisi lisan seperti pertunjukan.
Pada tahap awal, diasumsikan masing-masing daerah kabupaten dan kota akan dilakukan lima perekaman objek sastra lisan. Namun pada kenyataan di lapangan, pada waktu pelaksanaan kegiatan ternyata untuk daerah-daerah dengan karakter perkotaan tidak dapat ditemukan objek sastra lisan yang mencukupi untuk dilakukan perekaman. Karena itu kemudian dialihkan perekaman pada wilayah kabupaten, yang memiliki lebih banyak sastra lisan yang masih ditampilkan.
Pelaksana kegiatan juga mengalokasikan sejumlah sastra modern untuk direkam, dengan kriteria yang memenuhi untuk disebut sebagai maestro, di antaranya sudah berumur lebih dari 50 tahun, memiliki dedikasi dan konsistensi dalam berkarya, dan karya yang direkam memiliki kaitan sumber penciptaannya dengan budaya dan nilai lokal.
Sastra modern di Sumatera Barat dikenal luas dalam ranah sastra Indonesia, dan sebagian besar karya tersebut bersumber dari persoalan-persoalan adat dan budaya di Sumatera Barat. Dengan demikian, perekaman sastra modern ini memberi konteks yang luas dalam hal pengolahan dan pemanfaatan sastra lisan di Sumatera Barat.
Pelaksanaan pendokumentasian dan pengkajian sastra lisan, tradisi lisan, folklore dan sastra modern di Sumatera Barat ini dilaksanakan pada 16 September hingga 30 November 2020. Tempat kegiatan dilaksanakan di Provinsi Sumatera Barat, dengan mengambil lokasi di 19 (sembilan belas) kabupaten dan kota yang ada.
Kegiatan yang di laksanakan di tempat kegiatan, sesuai dengan bentuk dan kebutuhan kegiatan pelaksanaan meliputi; perekaman, penyusunan direktori, penyusunan bibliografi, workshop, rapat-rapat kerja, diskusi dan seminar terbatas, pencetakan buku, finisihing/ editing audio visual dan buku, pelaporan.
Kegiatan pendokumentasian dan pengkajian sastra lisan di Sumatera Barat ini memiliki makna penting bagi kajian sastra dan tradisi lisan, untuk mencoba menemukan formula estetika dalam tradisi masyarakat di Indonesia. Selain itu juga sebagai usaha untuk melindungi dan mengembangkan tradisi lisan dan kesusasteraan secara umum. Secara khusus, manfaat kegiatan ini sebagai berikut:
- Dokumentasikan sastra lisan, tradisi lisan, folklor, dan sastra modern di Sumatera Barat dapat digunakan sebagai bahan utama pengusulan warisan budaya takbenda nasional.
- Pencatatan sastra lisan, tradisi lisan, folklor, dan sastra modern di Sumatera Barat dapat menjadi referensi untuk program pelestarian, penyelamatan, pengembangan dan pembinaan khazanah warisan budaya.
- Kajian estetika dari sastra lisan, tradisi lisan, folklor, dan sastra modern di Sumatera Barat dapat dimanfaatkan sebagai modal ilmiah untuk kajian-kajian dengan objek yang lain.
- Promosi kekayaan sastra lisan, tradisi lisan, folklor, dan sastra modern di Sumatera Barat kepada khalayak luas dapat dimanfaatkan sebagai media pendidikan karakter bangsa dan diplomasi budaya.
- Data sastra lisan, tradisi lisan, folklor, dan sastra modern yang dapat digunakan untuk pengembangan lebih lanjut dalam bidang kebudayaan dapat dimanfaatkan untuk pemutakhiran dokumen Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) kabupaten dan kota di Sumatera Barat.
Dengan telah terlaksananya kegiatan pendokumentasian, pencatatan, dan pengkajian sastra lisan dan modern di Sumater Barat ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam memajukan, memelihara, dan mengembangkan objek dan ekspresi budaya, khsuusnya dalam bidang sastra lisan dan modern di Sumatera Barat. Secara khusus, beberapa bentuk manfaat yang dapat dihasilkan adalah:
- Serial dokumentasi dalam bentuk audio visual, serial tokoh seni tradisi dan sastra. Terdapat total 98 (Sembilan puluh delapan) rekaman berupa audio visual sastra lisan dan sastra modern yang telah dihasilkan, melalui serangkaian proses pengerjaan kegiatan. Diseminasi hasil dalam bentuk audio visual terkait dengan topik penelitian, baik mengenai objek penelitian maupun tokoh sastra lisan dan modern, sebagai bahan apresiasi dan promosi kekayaan kebudayaan, khususnya kepada generasi muda, baik sebagai bahan ajar muatan lokal, dokumentasi dan bahan kajian, serta bahan bagi pemanfaatan lebih lanjut berupa kebijakan, penciptaan karya, dan kegiatan pemajuan kebudayaan lainnya.
- Buku Direktori Sastra Lisan di Sumatera Barat, diterbitkan oleh Minangkabau Press bekerja sama dengan Ruang Kerja Budaya (ISBN: 978-623-7749-11-0), merupakan peta persebaran sastra lisan dan tulis dalam bentuk direktori, khususnya yang telah direkam dalam program ini. Direktori ini dapat dijadikan sebagai basis data yang dapat dikembangkan lebih lanjut untuk untuk berbagai kemungkinan keperluan terkait dengan pengelolaan kebudayaan.
- Buku Bibliografi Beranotasi Sastra Lisan di Sumatera Barat, diterbitkan oleh Minangkabau Press bekerja sama dengan Ruang Kerja Budaya (ISBN: 978-623-7749-07-3), merupakan himpunan sumber-sumber terkait sastra lisan, khususnya dalam bentuk tercetak, yang penting untuk dipublikasikan. Buku ini memuat kurang lebih 350 sumber, yang tersimpan di perpustakaan (ISI Padangpanjang, Unand, Minangkabau Corner, UPN, UIN Imam Bonjol, Ruang Kerja Budaya, dan Perpustakaan Daerah Sumatera Barat). Buku ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan penambahan data yang belum terangkum.
- Buku Pengkajian Sastra Lisan di Sumatera Barat, diterbitkan oleh Ruang Kerja Budaya (ISBN: 978-602-14805-5-7), merupakan publikasi hasil penelitian dalam bentuk artikel dan buku yang dipublikasikan, untuk dapat digunakan oleh para peminat sastra lisan, sebagai bahan kajian lebih lanjut dalam usaha pelestarian dan pengembangan kebudayaan. Buku ini memuat 13 (tiga belas) tulisan dari para pakar sastra lisan yang berasal dari perguruan tinggi (Unand, ISI Padangpanjang, UIN Imam Bonjol, STKIP PGRI Sumatera Barat, Badan Pengembangan dan Perlindungan Bahasa, Komunitas, dan Direktorat Jenderal Kebudayaan). Secara komprehensif buku ini dapat dijadikan sebagai sumber untuk mengetahui fungsi dan posisi sastra lisan dalam masyarakat di Sumatera Barat.
- Penguatan kapasitas sumber daya manusia, khususnya bagi tim peneliti, administrasi, penampil, tim teknis perekaman, penyusun buku, dan pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian ini. Secara keseluruhan, lebih dari 500 orang terlibat dalam kegiatan pendokumentasian karya dan pengetahuan maestro ini, dalam posisinya masing-masing.
- Tersedianya bahan dan data pokok kebudayaan, yang dapat digunakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan lembaga atau perorangan bagi usaha pemajuan kebudayaan, dalam penyusunan program, kebijakan, dan rencana strategis dan praksis dalam bidang kebudayaan. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan untuk kepentingan pelestarian seperti pengusulan warisan budaya tak benda, program fasilitasi kebudayaan, dan festival atau peristwa kebudayaan. Pemanfaatan luaran dari program ini dapat dilanjutkan dalam jangka panjang, dengan melakukan kegiatan terkait dan juga memperluas jangkauan dan cakupan objek pendokumentasian dan pengkajian.
Melalui kegiatan ini setidaknya kita memiliki bahan untuk mengenal lebih jauh kekayaan sastra lisan di Sumatera Barat. Namun demikian masih banyak banyak lagi kegiatan dan kontribusi yang dapat dilakukan untuk menjaga dan mendukung keberlangsungan sastra lisan, termasuk di dalamnya para penampil, komunitas, peristiwa dan upacara yang menyediakan ruang bagi sastra lisan.
Melalui kegiatan yang telah dilakukan ini, yang hasilnya akan dapat diakses secara umum, terdapat keyakinan bahwa selain kita melihat pentingnya sastra lisan juga terbuka kemungkinan untuk mendukung keberlangsungannya, dan membuka peluang bagi pengembangan lebih lanjut baik dari para pelaku dan penampil maupun kita yang menjadi bagian sebagai penikmat, pengkaji, pemegang kebijakan, pewaris, dan pengambil manfaat untuk bidang lainnya.
Storynomics, sebuah jenis pengembangan dan pengalihwahaan dari cerita seperti sastra lisan, merupakan salah satu peluang tersebut. Masih banyak peluang yang bisa kita berikan, kerjakan, dan sumbangkan untuk mendukung keberlangsungan sastra lisan, dan juga objek pemajuan kebudayaan lainnya. SSC/Laporan Koko