Drainase Buruk, Kota Painan Dikepung Banjir

-

Minggu, 27/05/2018 17:21 WIB
Salah satu rumah warga di Kota Painan tergenang banjir, akibat sistem drainase buruk dan belum pernah di perbaiki sejak puluhan tahun, Minggu (27/5/2018).

Salah satu rumah warga di Kota Painan tergenang banjir, akibat sistem drainase buruk dan belum pernah di perbaiki sejak puluhan tahun, Minggu (27/5/2018).

Painan,sumbarsatu.com--Masyarakat Kota Painan mengeluhkan buruknya sistem drainase. Sebab, sejumlah titik di kawasan padat penduduk sangat rentan banjir.

Salah seorang warga setempat, Anton (36) mengatakan, lokasi yang berada di belakang Kantor Bupati itu selalu banjir.

Persoalannya drainase yang ada tidak bekerja secara maksimal. Akibatnya, jika terjadi hujan, dapat dipastikan rumah warga tergenang air.

"Bahkan, sejak dibangun puluhan tahun lalu, tidak pernah diperbaiki pemerintah daerah," ungkapnya di Painan, Minggu (27/5/2818).

Seperti diketahui, sejak Sabtu 26 Mei 2018 sampai Minggu 27 Mei 2018, intensitas hujan di Kota Painan terlihat cukup tinggi.

Akibatnya, di sejumlah ruas jalan dan pemukiman masyarakat terjadi banjir. Selain drainase yang tidak berfungsi, lanjut dia, juga dikarenakan banyaknya bangunan yang menutupi saluran air.

Tak hanya anton, kondisi serupa juga dikeluhkan warga di sekitaran Jalan Pagaruyung. Menurut warga setempat, Roni (43), kawasan tersebut telah menjadi langganan banjir.

Kondisi itu, menurutnya, sangat meresahkan warga sekitar. Apalagi, jika banjir terjadi pada malam hari, sehingga mengganggun istirahat warga.

"Ini tentunya harus menjadi perhatian serius dari seluruh pengampu kebijakan di daerah ini. Masa iya drainase di pusat kota tidak berfungsi," ujarnya.

Badan Metrologi Klimatologi dan Geofisika menyebutkan potensi cuaca ekstrem memang bakal melanda sejumlah wilayah di Indonesia.

Salah satunya adalah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Potensi cuaca seperti itu disinyalir dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir.

Deputi Bidang Meteorologi, Mulyono R. Prabowo mengungkapkan, hal tersebut dipicu adanya pusat tekanan rendah di sekitar Samudra Hindia perairan barat Sumatera.

Kemudiam, adanya sirkulasi di Selat Karimata serta indikasi aktifnya aliran massa udara basah dari Samudera Hindia sebelah Barat Sumatera yang masuk ke wilayah Indonesia bagian barat dan tengah.

Kondisi dinamika atmosfer tersebut diprediksi masih berlangsung hingga beberapa hari ke depan di wilayah Indonesia.

"Nah, kondisi seperti itu berkontribusi terhadap pembentukan dan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia," kata Prabowo dalam situs resmi BMKG.

Untuk itu, ia meminta pada seliruh masyarakat agar tetap berhati-hati dalam melaksanakan aktivitas di luar rumah.

Sedangkan hingga kini belum ada respon dari pemerintah daerah, terkait adanya fenomena banjir dan prakiraan cuaca dari BMKG. (MIN)



BACA JUGA