-
Agam, sumbarsatu.com-Petani di Kabupaten Agam semakin berminat bercocok tanam jagung. Alasan mereka, salah satunya adalah harga jagung yang relatif stabil, seperti disampaikan petani sekaligus pedagang pengumpul jagung di Lubuk Basung, A.Y. Dt. Indo Marajo (58), Sabtu (14/1/2017), dalam perbincangan dengan sumbarsatu.com.
Menurutnya,menjelang natal dan tahun baru, harga jagung di tingkat petani sempat anjlog ke Rp1.900/kg. Kini harga jagung pipil kering di tingkat petani sudah kembali membaik, menjadi Rp2.700/kg.
Penurunan harga jual jagung menjelang natal dan tahun baru, disebabkan pada saat itu banyak pabrik pakan yang tutup. Akibatnya, yang menyerap panen jagung petani Agam, termasuk Pasaman Barat, hanya peternak (ayam) besar di Kota Payakumbuh.
“Begitulah, sesuai prinsip ekonomi,bila produksi melimpah, dan pembeli kurang, maka harga akan anjlog,” ujarnya.
Setelah pabrik pakan di Sumbar dan di provinsi tetangga kembali beroperasi, maka harga jual jagung kembali membaik, seperti saat ini.
Kepala Dinas Pertanian, melalui Kabid Tanaman Pangan, Japrizal, membenarkan kondisi demikian. Banyak petani di daerah itu berminat bercocok tanam jagung.
Menurutnya, tahun 2016, produksi jagung daerah itu mencapai 113.880 ton, dengan luas tanam 14.638 ha.
Dengan demikian, produksi jagung Kabupaten Agam tahun 2016 meningkat sebesar 36 persen, dibandingkan tahun 2015.
Tahun 2015, luas tanam jagung hanya sekitar 10.595 ha, luas panen mencapai 9.676 hektar, dan produksi 75.437 ton. Peningkatan produksi jagung dari tahun ke tahun, merupakan komitmen Bupati Agam, dalam mengembangkan dan mewujudkan Kabupaten Agam sebagai sentra produksi jagung terbesar di Sumatera Barat.
Tahun 2017, menurut Japrizal, target luas tanam jagung seluas 14.000 ha. Diharapkan juga terjadi peningkatan produksi. (MSM)