Kewajiban Kita: Selamatkan Islam

Senin, 16/11/2015 10:58 WIB
Emeraldy Chatra

Emeraldy Chatra

OLEH Dr Emeraldy Chatra, pengajar Ilmu Komunikasi FISIP Unand

Menyelamatkan Islam dari kehancuran yang dibuat orang-orang kafir yang zalim adalah kewajiban kita sebagai muslim. Jangan sampai kita meninggalkan generasi yang lemah imannya, generasi yang jauh dari ajaran luhur Islam, apalagi menjadi kafir.

Harus menjadi pengetahuan kita bersama, ancaman terhadap Islam dari kalangan kafir tidak pernah berhenti. Dengan segala upaya mereka berusaha menggiring kita ke pintu neraka dengan meninggalkan Quran dan segala kewajiban individual mapun berjamaah. Mereka menggunakan berbagai taktik yang menyesatkan, yang membuat kita melupakan Allah Subhanahu wa ta’ala dan Nabi Muhammad Salallahu wa alaihi wa sallam beserta petunjuk-petunjuk mulia yang telah diwariskan kepada seluruh umat Islam.

Musuh Islam bukan hanya kalangan Nasrani atau Yahudi yang ingin menjadikan kita kafir. Lebih berbahaya lagi adalah ancaman yang datang dari kaum mason, para penyembah setan yang bernaung dalam organisasi Freemasonry, Illuminati, Skull dan Bond, dan berbagai derivat dan cabangnya di seluruh dunia. Mereka ingin kita meninggalkan Islam, menjadi tak beragama dan bertuhan, dan akhirnya menjadi penyembah setan – Azazil atau Lucifer – seperti mereka.

Kaum mason sudah hadir di muka bumi sejak sekitar 4.000 tahun yang lalu, jauh sebelum lahirnya Nabi Musa di Mesir. Ritual mason sendiri sudah ada sejak sekitar 6.500 tahun, muncul di kalangan orang-orang Sumeria. Ajaran mistik Sumeria kemudian menyebar sampai ke Mesir dan dianut oleh para mason (tukang batu) yang mengerjakan piramid. Oleh sebab itu, mason dan piramid adalah dua entitas yang tak terpisahkan. Piramid divisualisasi menjadi simbol mereka.

Orang-orang Sumeria tinggal di Harran, di tenggara Turki atau utara Suriah. Beberapa sumber mengatakan, agama orang Sumeria adalah agama tertua di dunia, bercorak politeis atau menyembah dewa-dewa. Agama ini sudah lengkap dengan sistem spiritual, kependetaan (clergy) dan mitologinya. Ia juga sudah mempunyai filsafat yang dalam tentang manusia dan alam.

Pada tahun 538 SM orang-orang Yahudi yang dideportasi oleh Nebuchadnezzar II ke Babilonia (Irak sekarang) dibebaskan oleh pasukan Cyrus dari Persia dan dibolehkan kembali ke kampung halaman mereka. Sebagian dari orang Yahudi itu tidak kembali ke Jerusalem, tapi menetap di Harran, bersama orang-orang Sumeria. Mereka kemudian dikenal sebagai penganut agama Sabean atau Sabiin, yaitu agama yang dibentuk dari kepercayaan Sumeria kuno, Mandaean dan Yahudi. Selama berada di Babilonia orang-orang Yahudi itu memperoleh pengetahuan mistik dari penganut Zoroaster dan mengembangkannya bersama-sama orang Sumeria setelah bermukim di Harran.

Demikianlah, Harran akhirnya menjadi tempat pertemuan aliran-aliran sihir dan jadi pusat mistik terpenting dalam sejarah dunia, juga sejarah agama-agama, termasuk Islam. Dalam Islam, orang Sabean digolongkan sebagai dimmi atau golongan kafir yang dilindungi. Orang-orang Harran pulalah kemudian yang sangat berperan dalam pergerakan kaum mason hingga sekarang ini. Mereka mempunyai jaringan ritual okultisme sampai ke Mesir, jazirah Arab, Turki, Persia, Yunani, bahkan ke India.

Kaum mason adalah orang-orang yang bekerja untuk mewujudkan sumpah Azazil/Lucifer kepada Allah setelah ia diusir dari sorga karena menyesatkan Adam dan Hawa. Raja iblis itu bersumpah akan menyesatkan seluruh umat manusia sehingga semuanya bertekuk lutut dan bersama-sama dengannya menuju neraka. Melalui ritual-ritual mistik iblis itu menjalin kontak dan komunikasi dengan manusia, yaitu kaum mason, yang kemudian diperbudak untuk mewujudkan sumpahnya.

Kaum mason mulai menyempal ke agama Allah sejak zaman Nabi Musa. Melalui seorang penyihir keturunan Sumeria yang mendompleng dalam rombongan pengikut Nabi Musa, namanya Samiri atau Shamael, kaum mason mengambil posisi dan secara perlahan-lahan eksis di kalangan pengikut Nabi Musa.

Bermula dari pembuatan patung anak sapi emas yang dikatakan sebagai bayangan Tuhan, Samiri memperkenalkan mistik Sumeria ke kalangan orang-orang Yahudi dan setelah Nabi Musa meninggal ajarannya berhasil diterima oleh para rabi. Bahkan, setelah periode exile di Babilonia, para rabi-rabi Yahudi pada umumnya adalah penganut ajaran mason. Untuk mengokohkan keberadaannya di kalangan penganut agama Yahudi, mereka mengklaim bahwa ajaran itu mula-mula diberikan G-d (Tuhan) kepada Nabi Musa, tapi kadang-kadang dikatakan juga diberikan kepada Abraham/Nabi Ibrahim dan Nabi Adam dan Hawa ketika masih di surga, lalu diwariskan kepada nabi-nabi lain.

Melalui ajaran mistik pagan inilah, yang kelak mulai abad ke-12 M disebut Kabbalah, aqidah Yahudi disimpangkan sedemikian rupa. Pengikut Kabbalah tidak hanya menyembah Tuhan (Yahweh/Elohim) melainkan juga jin dan iblis, sehingga agama Yahudi sejatinya sudah menjadi agama pagan sejak fase awal atau sepeninggal Nabi Musa. Dengan kata lain agama Yahudi sudah jadi agamanya kaum mason. Berarti, lahirnya Yahudi, batinnya masonik. Oleh sebab itu, banyak di antara penganut Yahudi yang lebih menekuni sihir setan ketimbang menyembah Tuhan, sehingga Allah akhirnya mengutus dua malaikat, Harut dan Marut untuk mengajarkan penangkal sihir setan itu kepada sebagian orang Yahudi pada masa Nabi Sulaiman (QS, Al-Baqarah 101-102).

Namun kemungkaran para penyihir itu tidak dapat dihabisi dan mereka tetap mempraktekan sihir setan, bahkan sampai sekarang. Memang, tidak semua penganut agama Yahudi mengakui Kabbalah sebagai bagian dari paham Yahudi atau Judaisme. Sebagian menganggapnya sesat dan sudah keluar dari Judaisme yang sebenarnya. Namun penolakan itu sia-sia. Agama Yahudi dan Kabbalah sudah terlanjur menjadi seperti aur dengan tebing.

Cita-cita kaum mason sesungguhnya adalah merusak semua agama, kemudian menarik keluar penganut-penganutnya, seterusnya diarahkan untuk jadi masonik pula. Bila semua agama sudah hancur, dan eksistensi Tuhan sudah hilang dari pikiran umat manusia, dengan sendirinya Azazil/Lucifer telah membukukan kemenangannya atas manusia, sekaligus atas kehendak Allah.

Dalam mengejar cita-cita demikian, kaum mason menjadikan agama Yahudi hanya sekedar tempat berpijak untuk mewujudkan rencana setanis mereka. Sebagian mereka dengan sadar menyaru dan menyeberang ke agama lain, lalu berusaha pula ‘memasonkan’ ajaran agama tersebut, atau menyesatkan agar terjadi perpecahan yang melemahkan, mendegradasi dan menciptakan kebingungan sehingga ajaran aslinya tidak lagi diamalkan para pengikutnya. Penyaliban yang dilakukan orang-orang Romawi terhadap Nabi Isa kemungkinan besar merupakan salah satu bentuk kebiadaban mereka, karena merekalah yang melakukan provokasi dan penghasutan.

Kendaraan mereka yang paling populer dalam mengobok-obok Kristen adalah Ksatria Templar (Knight of Templar), yaitu sekelompok tentara dari Ordo Rumah Tuhan (Order of the Temple) yang sangat berperan dalam pengaman para peziarah ke Jerusalem dan Perang Salib ke-2. Ksatria Templar tampil di awal abad ke-12 dengan wajah yang sangat kristiani, fanatik dan keras terhadap kaum muslimin yang menjadi musuh. Tapi di belakang para pemuka agama Kristen mereka menjalankan ritual mason yang sangat misterius itu.

Atas tuduhan menginjak dan meludahi salib, homoseks dan menyembah setan, Paus Clement V membubarkan Ksatria Templar pada tahun 1312. Anggotanya dihukum mati dengan cara dibakar di tiang salib. Pada 18 Maret 1314 Grand Master dari Ksatria Templar, Jacques de Molay juga dihukum mati dengan cara yang sama dengan yang dialami para ksatria lainnya.

Pada masa Nabi Muhammad kaum mason mencoba melakukan pengrusakan internal terhadap Islam dengan berpura-pura menjadi muslim. Tokoh munafik yang paling terkenal bernama Abdullah bin Ubay, orang yang sangat mencintai orang Yahudi dan penyebar fitnah tentang Aishah. Di antar kaum munafik itu bahkan menampilkan diri ‘lebih muslim ketimbang Nabi Muhammad’ sendiri. Mereka mulanya hanya disebut sebagai kaum munafik, tapi setelah Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah kelompok mereka dinamakan Khawarij yang secara harfiah berarti "mereka yang keluar" (dari makhroja-yakhruju). Ciri-cirinya, tampak sangat taat menjalankan ibadah sholat dan puasa. Mereka juga sangat hafal ayat-ayat Quran, tapi menurut Nabi Muhammad hafalan mereka hanya sampai di tenggorokan.

Tak banyak yang membahas peran mereka setelah Nabi Muhammad meninggal. Dapat dimaklumi, tidak mudah menjelaskan apa yang mereka lakukan karena paham mereka bersifat esoteris (tersembunyi atau rahasia). Mereka sangat canggih menutupi kebusukan dengan kebaikan dan perbuatan-perbuatan yang menipu. Namun dengan menyimak operasi mereka sebelumnya, berat dugaan mereka jugalah yang berada di belakang sengketa antara kelompok pendukung Ali bin Abi Thalib dengan Abu Bakar as-Siddiq dan Umar bin Khattab dan pendukung-pendukungnya. Kaum mason-Khawarij sepertinya merasa cemas kalau Ali bin Abi Thalib yang menggantikan kedudukan Nabi Muhammad sebagai pemimpin umat Islam, sebab mereka tahu watak Ali yang tegas dan tidak akan memberi ruang bagi gerakan mereka.

Apa yang mereka inginkan, dan apa yang terjadi kemudian tidak dapat menutupi sangkaan bahwa semua kisruh di masa awal kekhalifahan adalah hasil perbuatan mereka. Kaum Khawarijlah yang mengusung ide demokrasi ke tubuh Islam, sebuah ide yang mempunyai jaringan hingga ke Eropa yang kelak berkembang ke seluruh dunia dengan mengandalkan jaringan yang mereka miliki. Nabi Muhammad tidak mengajarkan demokrasi a la Barat, sebagaimana yang diseludupkan kaum Khawarij itu. Melalui demokrasi Barat mereka berusaha melemahkan kepemimpinan, namun berkedok menjauhkan masyarakat dari kezaliman penguasa. Sebenarnya mereka ingin melemahkan kontrol penguasa dalam rangka ingin menguasai masyarakat dengan virus-virus pemikiran yang dapat membuat hubungan masyarakat menjadi renggang, ragu-ragu, dan konfliktual sehingga kemungkinan masyarakat mengkonsolidasikan kekuatan jadi semakin kecil. Di sisi lain, dengan demokrasi mereka pun mengondisikan penguasa agar masuk ke dalam pusaran ide mereka, lalu mengendalikannya sesuai kepentingan mereka. Demokrasi yang dipaksakan pada masa kekhalifahan adalah bukti paling otentik yang dapat membuka tabir identitas asli dari kaum Khawarij. Berdasarkan bukti itu, tak mungkin lagi dibantah, mereka benar-benar orang mason.

Dengan menghasut umat Islam agar berbaiat kepada Abu Bakar (yang pada saat itu ia sudah berusia 60 tahun, sementara Ali baru 33 tahun) mereka mendapatkan dua keuntungan sekaligus: terhindar dari ketegasan Ali dan umat Islam melemah karena perpecahan. Taktik adu domba (pecah dan kuasai atau devide et impera) yang mereka mainkan berhasil menyingkirkan Ali untuk sementara waktu, dan berhasil pula memecah umat Islam menjadi dua kelompok besar yang tetap berseteru sampai sekarang, yaitu kelompok pendukung Khalifah Abu Bakar as-Siddiq (Sunni) dan pendukung Khalifah Ali bin Abi Thalib (Syiah).

Kekuatiran mereka menjadi kenyataan ketika Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah, menggantikan Utsman bin Affan yang tewas terbunuh. Kaum mason-Khawarij yang hanya 12 orang pada masa Nabi Muhammad  sudah berkembang sampai 12.000 orang ketika Ali menjadi khalifah . Mulanya, dengan jumlah yang telah berlipat ganda mereka merasa cukup kuat untuk melakukan perlawanan terbuka. Perhitungan mereka ternyata meleset, dan Ali berhasil menghancurkan pasukan mereka dalam sebuah operasi penumpasan. Namun tahun 661 M atau tiga tahun setelah kehancurannya dalam pertempuran di Nahrawan, Irak, kaum Khawarij dapat membalaskan dendam dengan menikam Ali hingga syahid pada suatu subuh.

Tak puas dengan hanya membunuh Ali, kaum mason pun masuk ke kalangan Syiah dan melakukan pengrusakan internal dengan menciptakan tafsir-tafsir aneh, sesat dan ekstrim serta mengajarkan ilmu sihir. Bagi orang-orang Syiah dari Parsi tidak terlalu sulit menyerap ajaran sihir itu karena sejak berabad-abad di daerah itu telah berkembang ajaran sihir Mitraisme yang menyatu dengan agama Zoroaster.

Dengan cara demikian mereka kembali melakukan operasi ‘pecah dan kuasai’, sebagaimana mereka laku-kan di masa awal kekhalifahan. Benarlah, Syiah akhirnya terpecah menjadi berbagai sekte. Sebagian bahkan sudah tidak dapat lagi diindentifikasi sebagai bagian dari Islam karena menolak kewajiban sholat dan puasa, seperti sekte Ismailiyah, Qaramithah, Alawiyah dan Batiniah.

Pada saat bersamaan, mereka pun masuk ke kalangan Sunni untuk tujuan yang tidak berbeda. Mereka mengajarkan mistik, maka lahirlah aliran-aliran tarekat dan sufi. Harran, pusat pengembangan sihir mason, juga sekaligus pusat perkembangan sufi di tubuh Islam . Sufisme lalu melakukan infiltrasi ke kalangan Suni dan Syiah sekaligus. Harran juga tempat munculnya kaum rasionalis Islam yang terkenal: Mu’tazilah. Golongan ini dimusuhi kaum Sunni, tapi di sisi lain tokoh-tokoh yang mendukung gerakannya seperti Ibnu Sina, Ibnu Rushd, Al Farabi, Al Kindi dan sejumlah tokoh terkenal lainnya justru dielu-elukan dan mereka dibanggakan sebagai simbol kemajuan Islam dalam ilmu pengetahuan.

Sukses luar biasa yang diperoleh kaum mason adalah tercapainya tingkat kebencian yang hebat golongan Nashibi-Sunni (Sunni yang jadi pengikut Muawiyah) terhadap Syiah, yang berujung pada pembunuhan massal terhadap pengikut-pengikut Syiah pada masa Dinasti Umayyah dan Abbasiyah. Sukses itu masih mereka nikmati hingga sekarang, dengan tidak kunjung redanya ketegangan antara Sunni dengan Syiah, dan jatuhnya jutaan korban jiwa di kedua belah pihak karena semangat keislaman yang telah disimpangkan.

Yang menyedihkan, operator mereka adalah ulama-ulama Islam, baik Sunni maupun Syiah yang tidak mengerti dan tidak sadar bahwa mereka telah terkondisikan. Ulama itu menyangka diri mereka tengah menegakkan syariat Islam atau memurnikan aqidah Islam, padahal mereka terperangkap dalam hasutan iblis kaum mason yang memecah belah untuk melanggengkan permusuhan antara sesama umat. Masing-masing sibuk mengatakan paham firqah merekalah yang satu-satunya yang benar di mata Allah, sedang yang lain salah, sesat karena itu harus dihapus.

Egosentrisme firqah seperti ini tentu akan menimbulkan reaksi yang keras dari firqah yang dituduh sesat, lalu melancarkan tuduhan balasan. Tuduh-menuduh dan sesat-menyesatkan yang dilakukan para ulama ini telah terjadi dalam waktu yang sangat panjang. Pengikut pun dihasut untuk saling memusuhi. Tidak hanya barang-barang cetakan, mesjid pun digunakan sebagai tempat menyampaikan pesan-pesan penuh kebencian terhadap sesama muslim dari firqah yang berbeda. Dengan demikian, secara tidak sadar mereka pun sudah berperan dalam misi penghancuran Islam dari dalam.

Kembali ke Gerakan Kaum Mason

Sejak kehancuran Ksatria Templar gerakan kaum mason terpusat di tempat-tempat pemujaan (shrine) setan atau loge/pemondokan (lodgengane) yang terpencar di berbagai negara. Mereka meneruskan tradisi pagan dan penyembahan setan secara rahasia sambil diam-diam menyelusup ke berbagai lembaga kemasyarakatan, termasuk lembaga pendidikan, politik dan pemerintahan. Di abad ke-16 mereka sudah mempunyai banyak loge di kota-kota besar di Inggris, seperti London dan Edinburg. Setelah menghilang dari muka umum selama empat abad, mereka muncul kembali sebagai Scottish Rite Freemasonry pada tahun 1733 dan mendirikan loge-loge agung (grand lodgenganes) untuk menghimpun loge-loge yang bertebaran. Gerakan yang dimulai di Skotlandia ini dimotori oleh pewaris ritual Templar yang nenek moyangnya berlindung disana saat terjadi penumpasan oleh gereja pada abad ke-14.

Dari Skotlandia, gerakan Freemasonry berkembang ke berbagai negara. Dari Belanda, Freemasonry menye-berang ke Indonesia. Sejak sebelum 1756 sudah banyak pengikut Freemason di Hindia Timur (Hindia Belanda) . Sampai tahun 1962 pengikutnya 1.500 orang, tersebar ke dalam 25 loge . Bukan hanya orang-orang Belanda yang menjadi pengikut, tapi juga pribumi, terutama kaum priyayi Jawa. Boedi Oetomo, organisasi pergerakan untuk kemerdekaan Indonesia merupakan salah satu derivat Freemasonry yang didirikan para priyayi Jawa.

Freemasonry memperoleh pasangan intim yang jadi sekutu terdekatnya hingga sekarang sejak awak abad ke-19, yaitu Illuminati. Organisasi rahasia ini didirikan oleh lima orang penganut ajaran mason di Bavaria, bagian tenggara Jerman, dibawah pimpinan Dr. Adam Weishaupt. Anggota-anggotanya kemudian bergabung dengan Freemasonry tanpa meninggalkan Illuminati. Dua organisasi inilah yang kini menjadi kekuatan inti dari gerakan kaum masonik yang membentuk berbagai organisasi internasional. Kaum masonik pun menyebar di berbagai organisasi pemerintah, lembaga ekonomi, sosial dan politik, badan-badan riset, militer, perguruan tinggi dan media di berbagai negara. Mereka pun masuk ke organisasi intelijen dan berbagai sindikat kejahatan di Eropa, Amerika Serikat dan Asia. Meskipun telah menanamkan pengaruh yang luar biasa, Freemasonry dan Illuminati tetap mempertahankan identitas mereka sebagai organisasi yang sangat tertutup dan menyimpan banyak rahasia. Karena itulah keduanya disebut secret society atau organisasi rahasia.

Memasuki abad ke-20 kekuatan kaum mason semakin sulit dibendung. Melalui keluarga Rothschild -- salah satu keluarga keturunan Yahudi yang menjadi inti dari Illuminati -- mereka menguasai keuangan dunia. Keluarga ini menguasai aktivitas perbankan Eropa, termasuk menguasai bank-bank sentral yang menjadi penggerak perekonomian. Dimulai dari Eropa pada abad ke-18 gerakan keuangan mereka menjalar ke berbagai negara di Asia, Afrika dan Australia sehingga menimbulkan ketergantungan global yang parah kepada mereka. Singkat kata, jika sekarang keluarga Rothschild menghentikan kegiatannya, ekonomi dunia akan langsung kolaps.

Selain melalui jaringan keuangan global, Free-masonry dan Illuminati juga berusaha menguasai dunia dengan mengontrol pikiran manusia. Mereka dengan cerdik sekali membangun berbagai isme (aliran pemikiran) yang kemudian jadi perangkap mematikan bagi banyak umat manusia.

Isme-isme besar di dunia pada umumnya buatan Freemasonry dan Illuminati. Bagi sebagian orang mungkin aneh karena isme-isme itu ada yang sangat bertentangan. Ada juga yang berdekatan, tapi tidak dapat disamakan. Kapitalisme, Liberalisme berbenturan dengan Komunisme dan Sosialisme. Komunisme dan Sosialisme berdekatan, tapi tidak sama. Feminisme dekat dengan berbagai isme besar sebelumnya. Karena itu ada feminis liberal, ada feminis radikal, marxis, dan sosialis, dsb. Label agak berbeda, tapi substansinya sama.

Demikianlah, mereka seolah-olah membuat pang-gung global dengan tokoh-tokoh antagonis dan protagonisnya. Mereka menjadi sutradara di balik layar. Manusia yang memilih isme tertentu sebagai pegangan hidup maupun ideologi politik mereka kelompokkan kemudian dibenturkan dengan menggelar perdebatan, intrik, dan propaganda yang saling menjelekan. Ketegangan yang terjadi di antara penganut isme merupakan hiburan yang sangat mengasyikan bagi kaum mason. Akibat perbuatan mereka, manusia seperti terkepung oleh isme-isme yang mereka buat. Manusia yang terperangkap akhirnya berperang karena isme berbeda dan tidak ingin kalah. Kaum mason bersuka ria karena bagi mereka semua konflik adalah uang. Perang yang menyebabkan kehancuran dan kematian mengerikan bagi kelompok yang diadu adalah pesta pora bagi kaum mason. Dengan adanya perang industri senjata anggota-anggotanya dapat order banyak. Demikian juga industri farmasi. Saat manusia bertarung nyawa, mereka mendulang uang dalam jumlah yang luar biasa.

Dalam mewujudkan dunia yang hanya menyembah setan, mereka membuat proyek yang disebut New World Order (Tatanan Dunia Baru). Melalui proyek ini mereka menyebarkan berbagai paham yang akan membuat manusia lebih mudah berkonflik dan gerak mereka terlindungi, seperti Hak Azasi Manusia (HAM), demokrasi, kesetaraan gender, filantropi, anti-kekerasan, dll.

Orang-orang yang tidak mengerti menganggap semua paham-paham itu baik. Padahal, tidak ada ma-kan siang yang gratis. Semua itu racun bersalut gula. Dengan paham-paham bervirus tsb. manusia akhirnya akan tunduk pada kemauan mereka.

Karena paham-paham itu memang diproduksi untuk menguasai dunia, maka tidak heran kalau negara pendukung utama Freemasonry dan Illuminati tidak pernah menghormati HAM secara konsisten. Demokrasi mereka juga elitis, kesetaraan gender itu bualan saja karena diskriminasi tetap dijalankan. Negara itu juga rasis dan membunuhi ribuan rakyat sipil di Irak, Afganistan dan Palestina

Bagaimana Freemasonry dan Illuminati mempengaruhi dan mengontrol pikiran para ilmuwan? Tak dapat dipungkiri, sebagian besar ilmuwan terkenal di dunia adalah Yahudi. Mereka menjadi basis bagi Freemasonry dan Illuminati untuk menguasai ilmu pengetahuan.

Ahli-ahli ilmu alam mereka bina untuk mendapatkan temuan-temuan baru, dan dijauhkan dari moral. Kelak keahlian mereka bisa digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pembuatan senjata biologi, nuklir, peralatan tempur canggih, obat-obatan, dsb. yang diperlukan untuk menguasai dunia. Mereka mengembangkan berbagai pengetahuan kejiwaan (psikologi) untuk mengendalikan kesadaran manusia, untuk selan-jutnya menjadikan mereka sebagai budak-budak belaka.

Ahli-ahli ilmu sosial mereka kurung dengan paradigma positivisme yang membuat mereka tidak sensitif terhadap masalah masyarakat dan cendrung membela kepentingan kaum borjuis. Positivisme juga menolak eksistensi nilai --- termasuk nilai-nilai agama -- dan mengukuhkan diri sebagai free value science. Dengan menceburkan diri seutuhnya pada positivisme anda tidak lagi mementingkan agama dan Tuhan karena Tuhan tidak empiris dan mempercayai Tuhan berarti tidak rasional.

Positivisme dikembangkan oleh anggota Freemasonry yang bernama Auguste Comte, yang jadi nabi bagi para sosiolog. Konon suatu kali Comte menyarankan pada Sultan Turki agar mengganti saja Islam dengan positivisme.

Agar positivisme tidak main sendiri, ia harus dikontrol. Kontrolnya adalah Marxisme. Kelak dari Marxisme lahir neo-marxisme yang memperkenalkan teori kritis. Teori Kritis kerjanya terutama sekali menghantam positivisme. Padahal, Marxisme itu berkembang dari filsafat Hagel, seorang Grand Master Freemasonry di Jerman.

Marxisme semakin dipercaya sebagai perlawanan terhadap kaum borjuis dengan hidupnya partai komunis. Padahal, Bakunin, Lenin dan Stalin -- seperti Mao Ze Dong -- adalah anggota Freemasonry

Menguasai keuangan, ilmu, media dan seni adalah stategi utama kaum masonik Freemasonry dan Illu-minati. Di samping melalui pemilikan, mereka mengontrol media global melalui iklan: media tergantung kepada iklan-iklan produk industri milik anggota mereka yang fantastis dananya. Ketergantungan itu menyebabkan Freemasonry dan Illuminati mudah mengendalikan isyu-isyu yang menguntungkan maupun yang akan merugikan mereka. Dewasa ini mereka mengoptimalisasi gerakan melalui industri musik yang sangat ampuh untuk menyesatkan kaum muda. Musik dan budaya yang terbawa serta dari pertunjukan musik benar-benar menjauhkan kaum muda dari agama dan Tuhan.

Untuk mengamankan jejak kejahatannya kelompok ini pun membelah diri menjadi bagian yang sangat banyak. Organisasi-organisasi seperti Zionisme Inter-nasional, International Monetary Fund (IMF), United Nations (PBB), World Bank, Foreign Council Relations (FCR), Bildelberg, Lions Club, Rotary Club dan banyak lagi adalah organisasi-organisasi selubung Freemasonry dan Illuminati. Nama organisasinya berbeda, objek garapan berbeda, tapi ideologinya sama, yaitu masonik. Dengan sendirinya, tujuan akhir organisasi-organisasi itu juga sama. Melalui jalur keluarga Rothschild mereka menguasai bank-bank sentral di beberapa negara berpengaruh, dan menguasai jaringan keuangan dunia.

Telah cukup panjang uraian saya, tapi masih jauh dari lengkap. Namun untuk sekedar memahami apa yang sebenarnya terjadi di sekeliling kita, saya rasa sudah memadai. Kita sudah dikepung dan diobok-obok oleh kekuatan setan yang mengorganisir diri dalam kelompok Freemasonry dan Illuminati beserta derivat-derivatnya. Mereka berusaha menarik kita ke neraka bersama mereka, dengan meruntuhkan aqidah Islam kita. Mereka berusaha membuat kita tidak lagi yakin kepada ajaran Islam melalui berbagai program yang mereka balut dengan jargon kemanusiaan (humanity). Dengan program kemanusiaan itu, mereka ingin memperlihatkan kepada dunia bahwa Islam sama sekali jauh dari manusiawi. Islam mereka citrakan sebagai agama yang buruk, yang tidak respek terhadap manusia. Mereka menjadikan manusia sebagai sumber kebenaran, seperti halnya kaum Sofis yang hidup 400 tahun sebelum Masehi. Manakala manusia sudah menjadi sumber kebenaran, berarti mereka sudah menihilkan keimanan kita kepada Allah SWT. Berarti pula tinggal selangkah lagi menyeret umat Islam kepada jalan setan.

Akankah kita berdiam diri terus menerus, tenggelam dalam kebodohan? Inilah firman Allah SWT untuk kita: Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu, [Al Hajj 39] (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: “Tuhan kami hanyalah Allah.” Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. [Al Hajj 40] (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat makruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. [Al Hajj 41]

Secara fisik kita memang belum terusir dari kam-pung halaman kita. Tapi kalau kita cermati, kita sudah menjadi orang yang menumpang di negeri sendiri. Apa-apa yang diberikan Allah untuk kita sudah dirampas, baik secara halus maupun kasar. Sumber Daya Alam yang melimpah mereka rampok, sehingga menyisakan kemiskinan dan kemelaratan bagi umat Islam. Aqidah dan cara berpikir umat Islam mereka kotori dengan imaji penuh maksiat dan kemungkaran, sehingga banyak umat Islam yang tidak lagi bangga menjadi muslim. Naudzubillah min zalik. Kita harus segera sadar dari mimpi yang panjang bahwa Allah tidak rela agamaNya pun akhirnya dihancurkan oleh penganut-penganut ajaran setan itu. Karena itulah rumah-rumah ibadah masih terpelihara. Mesjid-mesjid kita masih berdiri bahkan banyak yang semakin bagus. Allah masih bersemayam di hati kita. Mengapa Dia masih ada dalam hati kita?  Karena kita diwajibkan menolong agamaNya dari kehancuran. Untuk itulah kita diberi kewajiban mendirikan sholat, membayar zakat dan melakukan perbuatan-perbuatan yang makruf.

Apakah kewajiban kita hanya sekedar melaksanakan ritual agama? Sekedar melakukan sholat dan membayar zakat untuk melunasi kewajiban? Jangan lupa, Allah juga memerintahkan kita melakukan perbuatan-perbuatan yang makruf. Kombinasi ketiga perbuatan itulah kunci rahasia kekuatan Allah yang akan mengaliri diri dan membuat kita berdaya melawan kekuatan kaum penyembah iblis laknatullah.

Agar kekuatan diri tadi menjadi sebuah kekuatan besar atau kekuatan kolektif umat, setiap individu harus berusaha menggabungkan kekuatan yang ia miliki dengan kekuatan individu lain. Tanpa ada usaha menggabungkan kekuatan individu maka kekuatan itu akan tetap tidak ada artinya untuk digunakan melawan kekuatan setan mason yang sudah sangat merajalela. Dalam konteks penggabungan kekuatan itulah kita perlu membicarakan masalah ukhuwah atau persaudaraan.

Ikhuwah dan Kekuatan

Prof Herman Soewardi, alm. menulis dalam bukunya Roda Berputar, Dunia Bergulir, bahwa kemunduran umat Islam di hadapan Barat adalah karena mengabaikan dua sumber kekuatan, yaitu ukhuwah dan energi.

Allah SWT berfirman dalam Quran ul-Karim, orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. [Al Hujuraat 10]

Melalui ayat ini Allah SWT memberitahu bahwa umat Islam harus mempunyai ukhuwah atau hubungan persaudaraan, karena itulah dasar kekuatan kolektif umat Islam.

Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan. [Ar Rahmaan 33]

Dari ayat ini Allah SWT memberitahu bahwa umat Islam harus mempunyai kekuatan atau energi. Energi yang dimaksud adalah adab (moral) dan karsa (usaha). Adab dan karsa merupakan dua elemen penting yang dapat menggerakkan manusia mencapai apa yang mereka inginkan.

Sangat disayangkan, masyarakat Islam dewasa ini seperti tidak lagi mempedulikan kedua ayat di atas. Ukhuwah hanya sekedar ucapan verbal, tapi tidak diwujudkan dan dibingkai dengan sistem yang kokoh agar ukhuwah itu tidak mudah hancur. Ukhuwah yang tidak mempunyai kerangka sistem adalah ukhuwah yang semata-mata emosional dan rentan terhadap perpecahan. Seharusnya masyarakat Islam membangun sebuah sistem organisasi yang khas, yang membuat ukhuwah dapat bertahan dan kokoh. Tanpa kerangka itu, terlalu mudah bagi unsur luar melakukan infiltrasi yang membuat umat menjadi terpecah-belah.

Kaum mason rupanya sangat menyadari bahwa ukhuwah muslim mengandung potensi bahaya yang sangat besar bagi gerakan mereka. Adalah malapetaka bagi mereka apabila membiarkan umat Islam menjadi suatu kesatuan tunggal, karena dengan demikian umat Islam akan mempunyai kemampuan mengalahkan dan mengakhiri usaha mereka menggenggam dunia. Oleh sebab itu, mereka melakukan berbagai cara agar ukhuwah itu tidak pernah terbentuk. Mereka menggunakan teknik-teknik infiltrasi dan propaganda untuk menciptakan konflik internal, sehingga kaum muslim menghabiskan energinya untuk saling menjatuhkan sesama.



BACA JUGA