
Joshua Lowe dan Tamara Mladenovic proses latihan silek
Padang Panjang, sumbarsatu.com—Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang berkerja sama dengan seniman mancanegara (Australia dan Serbia), mementaskan silat, musik dan tarian tradisi Minang, Senin, 27 Oktober 2014, di Gedung Hoerijah Adam ISI Padang Panjang.
“Karya yang ditampilkan merupakan hasil dari proses kolaborasi dan program residensi sekaligus workhop antara seniman tari Joshua Lowe dari dari Tasdance-Australia dan Tamara Mladenovic dari Serbia dengan ISI Padang Panjang. Mereka akan menampilkan tari piring (tradisi), tari modern berjudul “Hamba” dan pencak silat,” kata Kepala Kantor Urusan Internasional (Head International Office) ISI Padang Panjang, Kurniasih Zaitun, kepada www.sumbarsatu.com, Minggu (26/10/2014).
Menurut Kurniasih Zaitun, yang akrab disapa Tintun, program residensi berlangsung tiga bulan. Selama itu pula, koreografer muda asal Australia yang juga pengajar tari di Kota Tasmania dan Melbourne, Australia, melakukan sharing pengetahuan, artistik, estetika, dan gagasan dengan calon-calon koreografer, mahasiswa, dan juga pengajar di ISI Padang Panjang.
“Hasil residensi selama tiga bulan itu, Joshua Lowe menghasilkan tari modern berjudul “Hamba”. Semua pendukung dan penarinya berasal dari mahasiswa jurusan tari,” katanya.
Program ini juga menghasilkan tari pencak silat dengan pemainnya Joshue Lowe dan Tamara Mladenovic dari Serbia dengan koreografernya Asnimar, salah dosen tari di ISI Padang Panjang.
Selain itu, kedua seniman ini, juga terlibat dalam penggarapan tari piring. Tari piring yang sudah jadi ikon Minangkabau ini, dikoreagrafi Susasrita Loravianti, salah seorang doktor tari di ISI Padang Panjang. “Kita bisa saksikan pertunjukan mereka ini besok malam.”
Program residensi seniman mancanegara ini merupakan salah satu bagian dari program kerja sama luar negeri ISI Padang Panjang. Kolaborasi kreatif yang berwujud karya seni lainnya, kini juga tengah berlangsung dengan IDF Jakarta.
Joshua Lowe menetap di ISI Padang Panjang selama 3 bulan. Ia memperdalam seni Minangkabau silat, tari piring, tari salam siobaik, serta budaya. Selama di sini, ia menghasilkan sebuah karya tari kontemporer yang mengelaborasikan dengan seni tradisi Minang.
“Mari kita saksikan besok malam karya multikultural antar-negara ini,” kata Tintun. (SSC/NA)