Dua Reportoar Memukau Kota Jambi

TEATER LANGKAH EKSPEDISI KINCAH JAMBI II

Minggu, 30/11/2014 10:46 WIB
Pertunjukan

Pertunjukan

Jambi, sumbarsatu.com—Teater Langkah Padang, Sumatera Barat, sukses memukau publik pencinta seni di Kota Jambi. Selama dua hari, Jumat-Sabtu (28-29/11/2014) dua reportoar teater dipentaskan di Taman Budaya Jambi. Ratusan penonton terdiri seniman, penikmat seni, mahasiswa, siswa, dan masyarakat umum, memadati gedung teater kebanggaan Kota Jambi.

Perjalanan budaya yang diberi nama “Teater Langkah Ekspedisi Kincah Jambi II” ini mengusung lakon “Jam Dinding yang Berdetak”  sutradara Arif Hidayatullah yang naskahnya dikarang Nano Riantiarno yang disajikan pada Jumat, sedangkan “Makam Dipertuan” sutradara Zulfikar naskahnya ditulis Wisran Hadi ditampilkan Sabtu.

Menurut, Meksi Rahma Nesti, produser pegelaran ini, tur kali ini kelanjutan dari agenda yang telah dilaksanakan pada 2011, yaitu “Teater Langkah Ekspedisi Kincah Jambi I.”

“Kami sangat senang dua pertunjukan teater yang dibawa Teater Langkah mendapat respons dan apresiasi yang positif dari semua kalangan masyarakat di Kota Jambi. Ini membanggakan kami,” kata Meksi Rahma Nesti, pada sumbarsatu.com, Minggu pagi (30/11/2014).

Apresiasi yang positif dan respons yang antusias dari publik Kota Jambi yang dijuluki Pesako Betuah ini, tambah Meksi Rahma Nesti, terlihat saat diskusi usai pertunjukan.

“Kami tak menduga sebelumnya, antusiasme masyarakat Kota Jambi terhadap pertunjukan seni sangat luar biasa. Semua komentar dan pertanyaan dijawab dengan tepat kedua sutradara. Dari diskusi itu bisa disimpulkan, seni teater masih punya spirit dan semangat bagi pelaku dan publiknya,” kata Meksi Rahma Nesti, yang pagi ini rombongan sedang dalam perjalanan menuju Kota Padang.

Sementara itu, Arif Hidayatullah, sutradara “Jam Dinding yang Berdetak” mengatakan, pertunjukan teater ini berangkat dari konsepsi realis. Proses latihan “Jam Dinding yang Berdetak”memakan waktu dua bulan.

“Saya memainkan empat aktor dengan konsep garapan realis. Tafsir saya terhadap naskah Nano Riatiarno itu, hasilnya terlihat dalam pementasan ini. Saya sangat senang apresiasi berupa kritikan terhadap karya saya. Karena saya yakin ini sebuah proses yang dinamis,” kata Arif Hidayatullah saat diskusi karyanya.

Lain halnya dengan pementasan “Makam Dipertuan”, penonton yang hadir di Gedung Teater Taman Budaya Jambi ini melebihi kapasitas 300 tempat duduk penonton.

“Jumlah penonton  luar biasa. Saya lihat beda dengan pertunjukan Teater Keliling yang mementaskan karyanya di tempat yang sama, tapi penonton sepi,” kata Nukman, salah seorang budayawan Jambi, yang juga alumni Fakultas Sastra (kini FIB) Unand.

“Saya sangat respek dengan penonton muda Jambi. Saya yakin, masa depan teater akan sangat baik di Kota Jambi ini,” kata Zulfikar mengapreasiasi antusiasme penonton.

Nurul Fahmi, salah seorang pengamat teater di Kota Jambi ini menilai, dua hari ini warga kota ini disuguhkan pementasan seni teater yang lain dari biasa yang tampil di Taman Budaya Jambi ini.

“Selamat Teater Langkah berhasil menghadirkan pertunjukan yang tidak biasa di Taman Budaya Jambi,” kata tokoh muda Jambi yang akrab dipanggil Buya ini.

Sementara itu, Sri Purnama Syam, Kepala Taman Budaya Jambi, mengaku bangga atas kunjugan budaya Teater Langkah Padang ini.

Saya atas nama Taman Budaya Jambi dan masyarakat Jambi, bangga atas lawatan budaya ini yang diberi label Teater Langkah Ekspedisi Kincah Jambi II. Kerja sama seperti ini sangat penting sebagai suatu cara komunikasi antarbudaya. Dan ini perlu dikembangkan lebih lanjut,” kata Sri Purnama Syam.

Selain sambutan hangat dan ramah dari pihak Taman Budaya Jambi, alumni Fakultas Sastra (FIB) Unand,  yang merupakan “rumah” Teater Langkah selama ini berkiprah”, juga bersemangat menyambut “adik-adiknya” ini.

“Ada puluhan alumni dan pernah bersentuhan dengan Teater Langkah yang kini bekerja di Jambi. Kami senang adik-adik berkegiatan dan bisa mementaskan karya teater di Kota Kincai ini. Kami usahakan semampu kami untuk melancarkan pertunjukan ini,” kata Ricky Manik, peneliti arkeologi ini. (SSC)

Laporan Andesta Herli, dari Jambi



BACA JUGA