
Tanah Datar, >sumbarsatu.com--Masyarakat Jorong Pincuran Tujuh, Nagari Batipuh Baruah, Kecamatan Batipuh menggelar tradisi "Alek Kapalo Banda" sebagai ujud rasa syukur terhadap kehadiran sumber mata air untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari dan lahan pertanian, Sabtu (5/4/2025).
Alek kapalo banda yang digelar secara turun temurun setiap tahun itu, dihadiri Bupati Tanah Datar Eka Putra, juga sekaligus ucapan terima kasih kepada pemerintah daerah yang telah dibuka akses jalan dari Pincuran Tujuh ke Gunung Bungsu.
Dikesempatan itu, Bupati Eka Putra memberikan apresiasi atas pelaksanaan tradisi masyarakat yang sudah ratusan tahun turun temurun hingga saat ini masih tetap lestari dan terus dilanjutkan oleh masyarakat Jorong Pincuran Tujuh.
“Alek Kapalo Banda merupakan tradisi yang sudah ratusan tahun. Hingga saat ini terus dilakukan, itu menunjukkan kekompakan dan keharmonisan yang terus terjalin dan semangat kegotong-royongan masyarakat yang tidak pudar tergilas zaman,” ujarnya.
Dikatakan bupati, selain memperkokoh ikatan silaturahmi yang telah terjalin selama ini ditengah- tengah masyarakat, juga dapat untuk mencegah degradasi moral generasi muda, akibat dari pengaruh kemajuan teknologi saat ini.
“Kemajuan era digital saat ini tentu banyak tantangan bagi kita, kerena era digital sangat mudah mempengaruhi generasi muda kita. Maka dengan tradisi seperti ini, kita berupaya, bagaimana mengajak anak kemenakan lebih peduli dengan tradisi ini,” ujarnya.
Ditambahkan dia, peran niniak mamak juga sangat dibutuhkan selalu dalam mengawasi anak kamanakan dari pengaruh era digital saat ini. Karena, mereka akan menjadi penerus nantinya untuk melanjutkan estafet tongkat kepemimpinan dimasa depan.
“Pemerintah daerah punya program unggulan, sebagai upaya membentengi anak kamanakan kita dari penyakit masyarakat, dan pengaruh buruk era digital. Yakni, menjadikan Tanah Datar sebagai kabupaten tahfizh dan melahirkan anak-anak yang berkarakter, cerdas dan tangguh,” katanya.
Wali Nagari Batipuah Baruah Mulyadi Bj mengatakan tradisi "alek kapalo banda" yang ke 124 tersebut digelar, selain ucapan ujud syukur, juga ucapan terima kasih kepada pemerintah daerah atas telah dibangunnya jalan dari Pincuran Tujuh ke Gunung Bungsu. Sehingga akses masyarakat lebih mudah.
"Jalan dari Gunung Rajo menuju Pincuran Tujuh sangat dibutuhkan masyarakat dalam moda transportasi sehari- hari. Namun, kondisi saat ini, masih sempit dan berkelok, untuk itu dapat diperlebar. Sehingga, jika ada kendaraan roda empat yang berpapasan tidak sulit lagi," pintanya.
Sementara itu Tokoh Masyarakat A. Dt. Jo Labiah mengatakan tradisi alek kapalo banda ini dilaksanakan setiap tahun dan sudah turun temurun dari nenek moyang terdahulu. Tradisi ini sebagai ujud syukur para leluhur kita dulunya atas keberadaan sumber mata air.
“Alek Kapalo Banda merupakan ungkapan rasa syukur para leluhur kita atas sumber mata air yang ada di Jorong Pincuran Tujuh. Sumber mata air ini, dimanfaatkan sebagai sumber air bersih bagi masyarakat, dan juga untuk mengaliri lahan pertanian,” ucapnya.
Di saat itu juga, dia juga meminta kepada pemerintah daerah, untuk mengalokasikan anggaran pembangunan gedung serba guna dan membangun jaringan internet di wilayahnya.
"Kita minta ke pemerintah daerah untuk mengucurkan dana untuk pembangunan gedung serba guna, serta membangun jaringan internet. Mengingat di Jorong Pincuran Tujuh masih blank spot," pungkasnya. (SSC/NC)