AMS Kecam Ketidakhadiran Dua Pasang Calon Wali Kota Solok dalam Acara Ruang Demokrasi

HARY EFENDI: CUKUP SEKALI INI SAJA TERJADI

Sabtu, 05/10/2024 19:27 WIB
-

-

Kota Solok, sumbarsatu.com—Aliansi Mahasiswa Solok se-Indonesia (AMS) mengecam ketidakhadiran dua pasang calon Wali Kota-Wakil Wali Kota Solok yang ikut kontestasi Pilkada 2024 di Kota Solok dalam kegiatan Ruang Demokrasi: Senggol Gagasan Calon Kepala Daerah yang digelar di Kubung 13 Solok, Sabtu 5 Oktober 2024.   

Menurut Ketua Umum Aliansi Mahasiswa Solok se-Indonesia, Anggra Islami Dasya, acara yang menguji gagasan pada calon kepala daerah itu sudah dirancang dan disiapkan jauh-jauh hari.

Kegiatan Ruang Demokrasi: Senggol Gagasan Calon Kepala Daerah mrupakan forum terbuka untuk calon kepala daerah untuk memaparkan visi dan program kerja kepada masyarakat dan mahasiswa, dengan penekanan pada substansi gagasan menjelang Pilkada Kota Solok.

“Kketidakhadiran calon-calon yang diundang merupakan tindakan yang tidak dapat kami terima dan merupakan bentuk pelecehan terhadap nalar kritis masyarakat Solok dalam memilih pemimpin berkualitas,” kata Anggra Islami Dasya dalam pernyataan sikap AMS kepada sumbarsatu, Sabtu 5 Oktober 2024.

Atas keengganan calon Wali Kota Solok untuk datang tanpa alasan yang tidak jelas, maka AMS menyatakan sikap, antara lain mengecam keras ketidakhadiran kedua calon Wali Kota Solok.

“Ketidakhadiran ini menunjukkan kurangnya penghargaan terhadap forum intelektual yang kami upayakan sebagai bagian dari proses demokrasi yang sehat. Hal ini juga merupakan bentuk pengabaian terhadap suara masyarakat yang menginginkan diskusi terbuka dan jujur,” tegas Anggra Islami Dasya.

Menurutnya, pengabaian undangan resmi dari AMS merupakan bentuk pelecehan terhadap dedikasi dan pengorbanan mahasiswa.

AMS menegaskan bahwa penyelenggaraan acara ini merupakan hasil kerja keras dari para mahasiswa yang rela mengorbankan waktu kuliah, tenaga, dan pikiran demi terselenggaranya kegiatan ini.

“Ketidakhadiran calon merupakan pelecehan terhadap dedikasi dan pengorbanan mahasiswa, yang secara langsung menodai semangat demokrasi yang kami perjuangkan dan mengimbau masyarakat untuk kritis dan cerdas dalam memilih [ara calon itu,” urainya.

Terlepas dari ketidakhadiran para calon itu, AMS tetap berkomitmen untuk terus mengawal proses demokrasi di Solok dengan penuh integritas.

“Kami akan terus mengadakan forum-forum yang memberikan ruang bagi diskusi gagasan demi kemajuan daerah. Sehingga, masyarakat mampu memilih pemimpin yang berkualitas dalam ruang demokrasi kita,” tutupnya.

Atas kasus keengganan dua kandidat Wali Kota Solok memenuhi undangan AMS, 0 Hary Efendi, aktivis prodemokrasi, menyayangkan kejadian ini. Ia menilai, ketidakhadiran mereka dalam terbuka menandakan, pasangan calon miskin gagasan dan gagap menghadapi pertanyaan kritis mahasiswa.

“Saya prihatin dengan kondisi seperti ini. Para calon pemimpin seperti takut berdialektika menguji gagasannya. Ini preseden buruk terhadap demokokrasi kita. Saya piker cukup di Kota Solok saja ini terjadi,” urainya. SSC/REL

 

Iklan

BACA JUGA