WARSI
Painan, sumbarsatu.com--Sebanyak 500 warga Pesisir Selatan berjalan menyusuri sudut kota dan memungut sampah dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan dan Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi bertajuk "Jalan Santai Sadar Iklim" bertujuan untuk merayakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait isu perubahan iklim dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Aksi bersih sampah dan jalan santai ini dilakukan Minggu, 18 Agustus 2024 ini dimulai dari Halaman Gedung Pelayanan Usaha Terpadu (PLUT), melewati beberapa jalan utama kota, dan berakhir kembali di Gedung PLUT. Di sepanjang jalur yang dilalui, masyarakat memilih sampah. Mereka tidak dibekali dengan plastik sampah khusus, namun bebas berkreasi mengangkut sampah dengan benda yang mereka temui. Ada yang mengangkut sampah menggunakan karung dan kantong plastik yang ditemui di sekitar jalur jalan santai.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sebagai salah satu upaya mengurangi dampak perubahan iklim.
Acara jalan santai secara resmi dibuka oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Painan, Mawardi Roska. Dalam sambutannya, Mawardi menyampaikan pesan yang kuat mengenai pentingnya menjaga iklim.
"Menjaga iklim, sama dengan menjaga pasangan hidup kita. Menjaga iklim sama dengan menjaga orang yang kita sayangi," ujar Mawardi Roska sembari mengajak masyarakat untuk lebih peduli dan bertanggung jawab dalam menjaga lingkungan, karena lingkungan yang terjaga artinya dapat menjaga kelangsungan kehidupan di Bumi.
Koordinator Program KKI Warsi, Ade Candra juga menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kontribusi nyata komunitas dalam menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap dampak perubahan iklim.
"Melalui kegiatan ini, kita berharap masyarakat lebih memahami bahwa saat ini bumi tengah mengalami perubahan iklim, hal ini terlihat ketika musim hujan dan musim kemarau sudah tidak menentu. Karena itu kita terus sampaikan pentingnya menjaga lingkungan, termasuk dengan menjaga kebersihan dan mengurangi sampah, sebagai bagian dari upaya kita untuk mengurangi dampak perubahan iklim," jelas Ade Chandra.
Cuaca yang sulit diprediksi dan tidak menentu tentu berpengaruh pada kehidupan secara menyeluruh. Seperti musim tanam dan panen yang menjadi berubah. Serta peningkatan suhu karena perubahan iklim menyebabkan tanaman tertentu mungkin tidak dapat tumbuh dengan baik dalam kondisi yang lebih panas, yang dapat menurunkan hasil panen dan meningkatkan risiko kelaparan.
“Mencegah dampak perubahan iklim dapat dimulai dengan cara yang sederhana dan dekat dengan kita sehari-hari, seperti menanam pohon, berjalan kaki, membuang sampah pada tempatnya,” ajak Ade pada peserta yang hadir.
Selain menjadi ajang untuk meningkatkan kesadaran lingkungan, kegiatan ini juga menjadi momen kebersamaan bagi warga Painan dalam memperingati kemerdekaan Indonesia.
Dengan semangat kemerdekaan yang dikobarkan, KKI Warsi berharap masyarakat akan lebih peduli dan berpartisipasi aktif dalam menjaga bumi yang menjadi rumah bersama.
Semangat dan antusiasme peserta, yang tak hanya berjalan santai tapi juga turut serta membersihkan lingkungan, menjadi bukti bahwa masyarakat Painan siap berkontribusi dalam upaya pelestarian lingkungan dan penanggulangan perubahan iklim. SSC/SONIA