Henry Yosodiningrat
Jakarta, sumbarsatu.com– Tim capres-cawapres nomor urut 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD yakin telah terjadi kecurangan secara terstruktur, sistematis, dan masif (TSM) pada Pemilu 2024 ini. Pihaknya telah memiliki bukti dan saksi yang kuat yang akan diajukan saat mengunggat ke Mahkamah Konsitusi (MK), bahkan salah seorang saksi itu adalah selevel kapolda.
Demikian disampaikan Wakil Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Henry Yosodiningrat, dalam podcast di kanal YouTube @Akbar Faizal Uncensored, Selasa , 12 Maret 2024.
Dalam siniar yang dipandu mantan anggota DPR Akbar Faizal tersebut, Henry menjelaskan dalam mengajukan permohonan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) ke MK pascapengumuman resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) nanti, pihaknya akan fokus dalam membuktikan adanya pelanggaran TSM.
“(Bukti kami) kuat sekali. Kami tidak akan larut dengan masalah selisih angka atau perolehan angka (suara). Tapi kami akan fokus pada TSM. Karena kejahatan ini sudah sangat luar biasa. Kita akan yakinkan hakim dengan bukti-bukti yang kita miliki bahwa ini betul-betul satu kejahatan yang terstruktur, sistematis, dan masif,” ucapnya.
“Nanti tentunya kita akan ajukan ahli-ahli. Apakah ahli sosiologi massa atau apa, itu nanti akan kami ajukan,” sambungnya.
Dia menyontohkan kekalahan pasangan yang mereka usung di Jawa Tengah yang merupakan basis PDIP dan daerah kekuasaan Ganjar selama 10 tahun tidak lepas dari adanya mobilisasi kekuasaan.
“Tanpa itu enggak akan terjadi selisih suara seperti itu. Kami juga punya bukti bahwa ada warga masyarakat yang mau memilih ini, tapi diarahkan untuk memilih yang lain. Kami punya bukti semua. Dan mungkin nanti akan ada kapolda yang akan kami ajukan,” ucapnya.
Namun saat ditanya lebih jauh kapolda mana, dia belum bersedia membocorkan. Khawatir sang kapolda nanti dipanggil lalu dicopot. Namun, dia memastikan pihaknya akan mengajukan saksi selevel kapolda sebagai saksi d MK.
“Yang pasti bahwa akan ada Kapolda yang akan diajukan?” tanya Akbar memastikan.
“Ya,” timpal Henry.
“Ini clear nih. Ini perlu. Karena dalam pemilu itu, pangkat Kapolda itu lumayan sih,” kata Akbar merespons balik.
Dalam kesempatan tersebut, Henry Yosodiningrat juga membenarkan kabar soal adanya upaya agar massa tidak menggunakan hak pilih di Sragen, Jateng, sehingga partisipasi pemilih cukup rendah hanya berkisar 30 persen. Pihaknya pun siap membuktikannya.
“Iya. Kami punya bukti-bukti banyak yang enggak boleh saya buka di sini. Karena kita ‘peperangan’ itu nanti di MK. Dan kami sudah siapkan itu semua,” tandasnya. SSC/KBA