Napas Kureta Mendaki Warnai Galanggang Arang WTBOS Stasiun Kayu Tanam

DARAK BADARAK MENGHIPNOTIS

Rabu, 29/11/2023 09:39 WIB
Perhelatan Galanggang Arang WTBOS 2023 yang digelar di Stasiun Kereta Api Kayu Tanam, Selasa malam 28 November 2023 berjalan meriah dan penuh riang gembira

Perhelatan Galanggang Arang WTBOS 2023 yang digelar di Stasiun Kereta Api Kayu Tanam, Selasa malam 28 November 2023 berjalan meriah dan penuh riang gembira

Kayu Tanam, sumbarsatu.com—Perhelatan Galanggang Arang #7 WTBOS yang digelar di Stasiun Kereta Api Kayu Tanam, Selasa malam 28 November 2023 berjalan meriah dan penuh riang gembira. Seribuan lebih masyarakat Nagari Kayu Tanam, 2x11 Kayu Tanam, Padang Pariaman, tumpah ruah merayakan perhelatan budaya nasional ini.

Dibuka resmi Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur yang ditandai penabuhan tambua, rangkaain Galanggang Arang: “Anak Nagari Merayakan Warisan Dunia”,  Warisan Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) di simpul ketujuh ini, dihadiri Irini Dewi Wanti, Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek, Undri (Kepala BPK III Sumatera Barat),  Sofan Hidayah (Vice President PT KAI Divre II Sumatera Barat), lima orang kurator (Edy Utama, Mahatma Muhammad, Dede Pramayoza, Sudarmoko, dan Donny Eros) tokoh masyarakat, ninikmamak, bundo kanduang, pemuda paga nagari, para seniman, dan masyarakat umum.

“Ini sejarah bagi masyarakat dan Nagari Kayu Tanam, dan juga Kabupaten Padang Pariaman. Iven Galanggang Arang di Stasiun Kareta Api Kayu Tanam ini membuka ingatan kolektif masyarakat peran dan fungsi stasiun dan kereta api yang melintas di kampong kita ini. Terima kasih kepada Kemendikbudristek yang telah memilih kawasan stasiun ini salah satu tempatan Galanggang Arang WTBOS. Saya mewakili masyarakat Padang Pariaman berharap kegiatan begini tidak sampai di sini saja dan terus berlanjut,” kata Bupati Suhatri Bur.

 Ia meminta April tahun depan kegiatan tingkat nasional ini bisa digelar kembali. Sebab, dampaknya cukup terasa bagi masyarakat, terutama pedagang dan pelaku usaha menengah dan kecil. Selain itu, terhadap kehidupan sanggar-sanggar seni juga terlihat dinamis karena iven ini.

Irini Dewi Wanti, Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan , Kemendikbudristek mengatakan, Galanggang Arang dengan moto “Anak Nagari Merayakan Warisan Dunia”,  sebagai upaya pelestarian nilai-nilai universal WTBOS, yang telah disusun  rencana strategis dan peta jalan penguatan ekosistem WTBOS untuk tiga tahun ke depan (2023-2025). Langkah awalnya dimulai peluncuran Galanggang Arang WTBOS pada Kamis 19 Oktober 2023 di Padang.

“Tahun 2023 ini dilakukan inventarisasi potensi, membangun dan menyusun narasi, serta aktivasi ekosistem budaya melalui rangkaian perhelatan budaya yang dilaksanakan di 7 kota-kabupaten di Sumatra Barat yang masuk dalam WTBOS,” kata Irini Dewi Wanti.

Ia berharap, kegiatan ini menjadi wadah gotong-royong dan kerja kolaboratif segenap   pemangku kepentingan, dan tentu saja komitmen 7 kepala daerah untuk lebih aktif berperan dalam pengembangan dan memelihara WTBOS agar tercipta kesejahteraan masyarakat.

Libatkan 147 Penambuh Tambua dan Tasa

Galanggang Arang #7 WTBOS di Stasiun Kayu Taman ini menampilkan pertunjukan  utama komposisi musik tambua dan gandang tasa yang diberi judul “Respons WTBOS dalam Komposisi Musik Perkusi Kureta Mandaki” yang melibatkan 147 pemain tambua dan tasa yang berasal dari 21 sanggar yang ada di Piaman.

“Komposisi ini diberi judul “Kureta Mandaki”  sebagai respons terhadap properti kereta api, dan sekaligus mengurai kenangan kolektif ketika “Mak Itam” masih lansir bawa batu bara yang melintas di Kayutanam. Karya ini merupakan hasil lokakarya selama dua hari yang dimentori  Ribut Anton Sujarwo, komposer  dari Komunitas Darak Badarak,” kata Mahatma Muhammad penanggung jawab Galanggang Arang #7 Stasiun Kayu Tanam kepada sumbarsatu, Selasa 28 November 2023.

Sofan Hidayah, Vice President PT KAI Divre II Sumatera Barat mengaku tak menyangka kegiatan Galanggang Arang WTBOS menuai respons yang begitu besar dari masyarakat Sumatera Barat.

“Saya  menghadiri beberapa rangkaian kegiatan Galanggangg Arang WTBOS sebelumnya, respons, animo dan antusiasme masyarakat sangat tinggi. Dan pihak PT KAI tidak pernah membayangkan hal begini selama ini. Ini luar biasa. Kami dari PT KAI sangat respek dan mendukung kegiatan ini,” kata Sofan Hidayah. Lalu ia pun berpantun tentang kereta api.

Galanggang Arang #7 WTBOS di Stasiun Kereta Api Kayu Tanam selain menghadirkan penampilan utama 147 penabuh tambua dan tasa, juga menghadirkan pameran sketsa Body Dharma secara mobile di atas gerbong kereta api jurusan Kayu Tanam-Duku dan sebaliknya. 

Juga menampilkan sanggar seni anak nagari antara lain Sanggar Warih Bajawek, Komunitas Seni Nan Tumpah, Mahoni Musik, Musik Puisi SMAN1 Batang Anai, Sanggar Umbuik Mudo, Sanggar Seni Rumah Gadang, Studio Lukis Kamal Guci, Rabab Galuak, Rayen and Friends, Sanggar Binuang Sati, Salawat Dulang, Silek Galombang, dan Sanggar Tuah Sepakat.

Lalu ditutup dengan penampilan Komunitas Darak Badarak yang ditunggu-tunggu para muda dan juga para konten kreator.

Selain itu, juga dimeriahkan permainan anak nagari tangding laying-layang darek, mural, masakah khas, pameren arsip, dan dialog budaya.

WTBOS ditetapkan Unesco sebagai Warisan Budaya Dunia  pada Sabtu, 6 Juli 2019 di Kota Baku, Azerbaijan. Ada 7 kota dan kabupaten di Sumatra Barat yang masuk dalam WTBOS itu yang dilewati jalur kereta api angkut batu bara dari kota tambang Sawahlunto, yaitu Kota Sawahlunto, Solok, Padang Panjang, Padang, dan Kabupaten Solok,  Tanah Datar, dan Padang Pariaman.

Tujuan akhir dari Galanggang Arang ini sendiri adalah untuk menghidupkan kembali nilai-nilai universal dari WTBOS, melibatkan masyarakat dan dunia, serta memanfaatkannya sebagai sumber pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya yang mendukung ketahanan budaya dan kesejahteraan masyarakat.

Nanda Andika Saputra, Ketua Panitia Galanggang Arang #7 WTBOS merasa senang karena kerja bersama berjalan sesuai yang direncanakan.

Stasiun Kayutanam telah berdiri sejak abad ke-19. Dulunya memiliki delapan jalur kereta api aktif. Jalur 2 merupakan sepur lurus sedangkan jalur 7 dan 8 sebagai sepur badug untuk menyimpan gerbong batu bara.

Sekitar tahun 1990-an, stasiun kereta api kelas II ini sempat berhenti beroperasi. Lalu di tahun 2018, stasiun yang merupakan cagar budaya ini beroperasi kembali dan melayani satu kereta yaitu KA Lembah Anai dengan rute Kayu Tanam- Duku-Bandara Internasional Minangkabau.

Stasiun Kayutanam merupakan titik mula dari jalur rel gerigi yang menghubungkan Kayutanam dengan Padangpanjang. Namun, jalur rel gerigi ini tidak lagi beroperasi karena sarana kereta api di jalur itu tidak tersedia lagi.

Pedagang Panen

Para pedagang yang berjualan sekitar kegiatan ini tak menduga bahwa masyarakat yang datang begitu ramainya.  Para pedangang panen jual beli, dagangan laris manis.

“Kami tak menyangka masyarakat datang saksikan Galanggang Arang ini seramai ini. Makanya saya tidak perlu melebihkan bawa ikan lele untuk pecal lele yang jual, ternyata baru pukul 10 sudah habis. Saya kewalahan melayani pembeli. Ini sedang dijemput tambahannya ke rumah,” kata Nurmila, pedagang pecal lele kepada Hermawan datang dari Padang, yang kelaparan malam itu. Ia terpaksa menunggu sekitar 1 jam. SSC/MN



BACA JUGA