
sastri
Melaka, sumbarsatu.com—Sastri Bakry menerima Anugerah Pelestari Budaya Nusantara yang diserahkan dalam Festival Warisan Etnik Nusantara di Mahkota Parade, Melaka, Malaysia, pada Senin 8 Oktober 2023. Sastri salah seorang dari 10 yang menerima anugerah serupa.
Penghargaan tersebut diserahkan oleh Ketua Menteri Melaka yang diwakili oleh Yang Berhormat Datuk Zaidi Atan, Timbalan Exco Pelancungan dan Kebudayaan (Wakil Menteri Negeri Pariwisata) di hadapan tamu-tamu terhormat, tokoh-tokoh adat dan budaya, delegasi dari negara bagian Malaysia dan beberapa provinsi di Indonesia serta penonton umum.
Menurut Dr Abu Huzaifah Dato Haji Hashim, Pengarah Program Festival Warisan Etnik Nusantara merangkap Ketua Umum Sigma dan Akademi Perantara, Melaka , penghargaan bidang adat dan budaya ini memang diberikan sesuai tema festival, yakni merawat seni budaya warisan etnik Nusantara agar tak punah karena kemajuan zaman
"Ini juga sebagai penghargaan yang dianugerahkan kepada tokoh-tokoh terpilih yang gigih melestarikan adat budaya dari seluruh Nusantara,” kata Abu Huzaifah Dato Haji Hashim.
Kepada sumbarsatu, Sastri mengaku bersyukur atas apa yang dilakukan selama ini dihargai dan diapresiasi dunia luar bersama tokoh-tokoh hebat lainnya.
“Saya bersyukur apa yang dilakukan selama ini diapresiasi, terutama dari luar. Bagi saya ini perhargaan yang ketiga kalinya diberikan Negara Jiran Malaysia kepada saya,” kata Sastri Bakry, yang dirinya salah seorang yang terpilih dalam buku Eksiklopedia 1001 Orang Minang, yang diterbitkan Yayasan Kebudayaan Minangkabau tahun 2023.
Dikatakannya, penghargaan pertama kali tahun 2008 menerima Anugerah Srikandi Tuh Fatimah yang disematkan oleh PM Malaysia Abdullah Badawi Bidang Pembangunan Wanita, kedua tahun 2016 menerima Anugerah Srikandi Numera Bidang Sastra Budaya, dan terakhir 2023 menerima Anugerah Tokoh Adat dan Budaya Nusantara.
Ikut menerima penghargaan lainnya sebagai pemimpin pelestari adat dan budaya adalah Prof Siti Nur Azizah Ma’ruf Amin( Jakarta), Prof Datuk Wira Jamil bin Mukmin, Ezlina Melaka, Al Falah Riau dan beberapa tokoh pelestari dari beberapa daerah lainnya di Indonesia dan Malaysia.
Orasi Budaya di Singapura
Sebelumnya, Sastri Bakry juga jadi pembicara di Forum Internasional atas undangan International Forum on Global Faith and Culture pada 30 September- 2 Oktober di Singapur.
Yusuf Liu Boujun, Deputy Secretary, Standing Committee International Forum on Global Faith and Culture dalam suratnya menyatakan bahwa Forum ini akan membahas kebebasan berbicara tentang beragam keyakinan, kepercayaan dan kebudayaan seluruh dunia demi kemajuan manusia dan kemaslahatan umat.
Akan hadir para tokoh-tokoh agama dan budaya, pengusaha, akademisi , mahasiswa, sekolah seluruh dunia dari berbagai agama dan kepercayaan.
"Saya sangat tersanjung mendapatkan undangan menjadi pembicara di Forum bergengsi ini. Karena itu dengan bangga saya akan menyampaikan soal keragaman budaya Indonesia, suku, agama, etnik terutama Minangkabau sehingga bisa hidup berdampingan dengan harmonis dan damai sepanjang haknya tidak diusik," kata Sastri Bakry, Ketua Satu Pena Sumbar.
Pidato yang berjudul "Ketika Politik Memecah, Seni Budaya Menyatukan" disampaikan di hadapan ratusan delegasi dari lebih kurang 26 negara seluruh dunia.
Pidato Sastri mendapat sambutan hangat dari peserta. President Standing Committee Of The International Forum on Global Faith and culture, memuji pidato dan mengulang- ulang kata kunci pidato karena esensinya sangat cocok dengan usaha global untuk saling memahami, menghargai perbedaan dan menghindarkan kekerasan lewat seni budaya.
"Saya merasa sangat terhormat diberi ruang menyampaikan pikiran-pikiran di hadapan tokoh hebat sedunia," ujar Sastri.
Sastri mengatakan misi yang dibawanya juga menyampaikan soal keragaman budaya Indonesia, suku, agama, etnik terutama Minangkabau sehingga bisa hidup berdampingan dengan harmonis dan damai sepanjang haknya tidak diusik. SSC/MN