OLEH Wiztian Yoetri (Wartawan Senior)
TUAH adalah sakti, keramat, berkat (pengaruh) yang mendatangkan keberuntungan. Dalam bahasa Minangkabau, "Tuah" juga berarti keberuntungan, kesaktian atau berkah yang mendatangkan kebaikan. Secara lebih luas, Tuah juga bisa diartikan atau keunggulan yang dimiliki seseorang.
Bagaimanakah dengan "Tuah Ketaping?" Inilah, yang terungkap secara spontan dari mulut, seorang raja berdaulat, Bahrun Hikmah Rangkayo Rajo Sampono pada penutupan Pekan Budaya Nagari Ketaping, sebagai pengganti dari Pekan Budaya Kabupaten Padang Pariaman. Apa, Tuah Ketaping? Rajo Sampono bertitah: Saatnya Pemekaran Kabupaten Padang Pariaman.
Pemekaran wilayah yang digagas Bahrun Hikmah Rangkayo Rajo Sampono dengan rancangan nama, Kabupaten/Kota Padang Pariaman Raya; meliputi Kecamatan Lubuk Aluang, Nan Sabaris, Sintuak Toboh Gadang, Batang Anai dan Kecamatan Ulakan Tapakis. Penduduknya hampir 100 ribu jiwa.
Sebetulnya, tak ada sangkut pautnya dengan gagalnya penyelenggaraan Pekan Budaya Padang Pariaman I di Nagari Ketaping, namun jauh sebelum JKA jadi Bupati, semangat pemekaran ini sudah muncul kepermukaan.
Rangkayo Rajo Sampono, hanya "bersifat" mengulangi saja, dan kebetulan disampaikan dalam Pekan Nagari Ketapiang, maka semangatnya menjadi "Tuah Ketapiang."
Bahkan, sebelumnya ada semangat menjadikan kabupaten Palapa, Padang Lubuk Alung-Pariaman, dengan pusat pemerintahan di Lubuk Alung. Yang jelas, semangat pemekaran wilayah di Padang Pariaman, didorong oleh keinginan agar proses pembangunan berjalan secara merata dan cepat.
Dan, semangat pemekaran juga pernah diungkapkan Fraksi PPP DPRD Padang Pariaman; dengan Padang Pariaman Utara: meliputi Sungai Limau, Sungai Geringging, Empat Kota Amal, Gasan, dan kecamatan VII Koto lama.
Artinya, memang keinginan untuk pemekaran wilayah sudah menjadi kegelisahan di Padang Pariaman. Semangat untuk menuju Padang Pariaman tumbuh dan berkembang lebih merata dan fokus. Persis sebagaimana semangat pemekaran Kota Pariaman dan Kabupaten Kepulauan Mentawai dulu.
Maka, "Tuah Ketapiang", pun menjadi pemicu terakhir agar Padang Pariaman dimekarkan. Seperti diungkapkan Rangkayo Rajo Sampono, dalam waktu dekat akan ada pertemuan besar Ikatan Keluarga Besar Lubuk Alung Lama. Meliputi tokoh masyarakat dan, Ninik Mamak; Lubuk Alung, Batang Anai,Nan sabaris, Sintoga, dan Ulakan Tapakis. Akan ada musyawarah besar untuk membicarakan kembali rencana pemekaran wilayah Kabupaten Padang Pariaman.
Ibarat gayung bersambut, Ketua Partai Demokrat Padang Pariaman Januar Bakri, dan anggota DPRD Padang Pariaman dari Fraksi Demokrat Syahrul Usman, SH menyatakan dukungan terhadap pemekaran. Agar pembangunan di Kabupaten Padang lebih merata, serta terukur dan berkeadilan.
Apalagi, ujar Rajo Sampono dan Januardi, arah perluasan pembangunan Kota Padang sebagai ibukota Provinsi, ke Padang Pariaman. Maka, menyambut "arah perluasan" itu, kita Padang Pariaman harus bersiap dengan pemekaran wilayah.
"Dengan pemekaran wilayah, kita lebih siap dan fokus mewujudkan kabupaten baru dengan semangat baru yang lebih berdaya guna dan berhasil guna," ujar kedua tokoh masyarakat Batang Anai itu serempak.**