
Rumah gadang Ahmad Syafii Maarif, 6x6 meter dibangun pada tahun 1925 terletak di Colou, Nagari Sumpur Kudus Selatan, Kecamatan Sumpur Kudus, Sumatra Barat. Foto Thendra
Sijunjung, sumbarsatu.com--Di dalam rumah gadang (lima gonjong) itu terdapat jejak masa kecil Ahmad Syafii Maarif, seperti buayan besi, tempat tidur, dan lemari. Sementara di dinding papan terpajang foto-foto masa lalu keluarga besar Ahmad Syafii Maarif. Di bagian beranda, buku-buku karyanya terhampar di atas meja.
Rumah gadang, sekitar 6x6 meter itu, dibangun pada tahun 1925 dan terletak di Colou, Nagari Sumpur Kudus Selatan, Kecamatan Sumpur Kudus, Sumatra Barat. Dinding papannya masih semula jadi dan belum berganti--meskipun banyak yang lapuk, keropos, dan digirik rayap. Hanya lantai papannya yang ditukuk tambah apabila lapuk, pun atap sengnya.
Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif atau biasa dipanggil Buya Syafii Maarif adalah dosen, sejarawan, aktivis, penulis, ulama, dan cendekiawan Indonesia. Ia lahir pada 31 Mei 1935 di Sumpur Kudus dan wafat pada 27 Mei 2022 di Yogyakarta. Ia pernah menempuh program master di Departemen Sejarah Universitas Ohio. Gelar doktornya diperoleh dari Studi Bahasa dan Peradaban Timur Dekat, Universitas Chicago.
Semasa hidupnya, Buya Syafii Maarif pernah menjadi Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah (1998- 2005), Presiden World Conference on Religion for Peace (WCRP), dan pendiri Maarif Institute. Karya-karyanya mendapatkan Ramon Magsaysay Award dari Pemerintah Filipina.
Meskipun begitu, Buya Syafii Maarif hidup dengan bersahaja. Ilmu, posisi, dan penghargaan yang diraihnya tidak "dimanfaatkan" untuk memperkaya diri dengan materi. Atas dedikasinya untuk Indonesia, ia disebut Guru Bangsa.
Rumah masa kecil Buya Syafii Maarif yang terletak di pedalaman Minangkabau itu, berkat kerjasama LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatra Barat (UMSB) dan Pemkab Sijunjung, dijadikan Museum Rumah Kecil Buya Ahmad Syafii Maarif.
"Kami mendorong Buya Syafii Maarif untuk jadi pahlawan nasional. Kita mulai dengan Museum Rumah Kecil Buya Ahmad Syafii Maarif ini. Kemudian perlu mengumpulkan karya dan penelitian tentang beliau. Siapa lagi yang akan menghargai beliau, kalau bukan kita," kata Wakil Bupati Sijunjung Iraddatillah didampingi Kadis Kominfo David Rinaldo saat peresmian Museum Rumah Buya Ahmad Syafii Maarif di Nagari Sumpur Kudus Selatan, Senin (19/9/2022).
Iraddatillah berharap Museum Rumah Kecil Buya Ahmad Syafii Maarif dikembangkan sebagai ruang edukasi dan mengisinya dengan karya, buku-buku, dan dokumentasi Buya Syafii Maarif.
"Rencananya Pemkab Sijunjung juga akan memberi nama RSUD Sijunjung jadi RSUD Ahmad Syafii Maarif untuk menghormati beliau," kata Iraddatillah.
Iraddatillah menceritakan pertemuannya bersama Bupati Sijunjung Benny Dwifa Yuswir dengan Buya Syafii Maarif pada 7 Desember 2021 lalu. Buya Syafii Maarif memberi pesan yang sederhana tapi dalam maknanya: "Sebagai anak muda bangun nagari awak (kita)."
Sementara itu, Rektor UMSB Dr. Riki Saputra, MA mengatakan Buya Syafii Maarif tidak hanya punya Kabupaten Sijunjung tapi milik bangsa.
"Buya Syafii Maarif layak kita dorong jadi pahlawan nasional. Kami berterima kasih atas dukungan dari Pemkab Sijunjung," ujar Rektor UMSB.
Ia berharap pula Rumah Kecil Buya Ahmad Syafii Maarif bisa seperti Rumah Bung Hatta dan jadi destinasi wisata sejarah.
Yusriati (62), salah satu kemenakan dari Buya Syafii Maarif, menuturkan bahwa Buya Syafii Maarif tinggal di rumah masa kecilnya itu hingga menamatkan sekolah rakyat (SR) di Sumpur Kudus. Kemudian Buya Syafii Maarif melanjutkan pendidikannya ke Madrasah Muallimin di Balai Tangah, Lintau. Saat usia 19 tahun, Buya Syafii Maarif merantau ke Yogyakarta.
"Kami bersyukur atas diresmikannya Museum Rumah Kecil Buya Ahmad Syafii Maarif ini. Bak pepatah Urang Minang, kok ndak tatampuang jo telapak tangan jo nyiru ditampuang,"pungkasnya.
Selain itu, rumah masa kecil Buya Syafii Maarif tersebut pernah disinggahi Mr. Syafruddin Prawiranegara dan jadi markas perhubungan saat gerilya menegakkan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) pada 1948-1949. (Thendra)