
Padang, sumbarsatu.com—Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas, Senin malam menggelar takziah virtual atas meninggalnya Dr. Mochtar Naim, MA, Senin (16/8/2021). Almarhum Mochtar Naim salah seorang pendiri Fakultas Sastra Universitas Andalas.
Takziah dan manigo hari ini dilakukan sebagai bentuk penguatan terhadap keluarga yang ditinggalkan dan sekaligus mengenang jasa dan banyak hal baik yang bernah dilakukan oleh almarhum Mochtar Naim terutama untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Acara takziah ini dibuka secara langsung oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Prof. Dr. Herwandi, M.Hum. Acara ini dihadiri oleh Gubernur Sumatera Barat, H. Mahyeldi Ansharullah, S.P. dan Gubernur DKI Jakarta, H. Anies Rasyid Baswedan, S.E., M.P.P., Ph.D., dan Prof. dr. Faslil, Sp.GK, Ph.D, mantan Wakil Menteri Bidang Pependidikan di masa kepemimpinan Presiden Bambang Susilo Yudhoyono.
Sejarah mencatat Mochtar Naim adalah salah seorang yang berjasa dalam pendirian Fakultas Sastra yang kini bernama Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas. Ia tidak hanya mendirikan sebuah fakultas namun juga menjadi staf pengajar difakultas tersebut.
Ilmu pengetahuan yang beliau miliki beliau ajarkan langsung kepada mahasiswa, dan Prof. Dr. Herwandi, M.Hum adalah salah seorang murid beliau. Prof. Dr. Herwandi, M.Hum membuka acara dengan kalimat bela sungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan dan testimoni yang menyentuh. Beliau menyebutkan bahwa almarhum Mochtar Naim adalah seorang dengan pribadi yang humble, begawan yang menjadi panutan serta ilmuan yang menjadi rujukan banyak orang.
“Pemikirannya tentang dialektik-dikatomik melalui pola M dan J adalah salah satunya,” kata Herwandi.
Gubernur Sumatera Barat, H. Mahyeldi Ansharullah, menyebutkan bahwa almarhum Mochtar Naim adalah sosok yang ilmuan yang tidak hanya memberikan ilmunya bagi masyarakat namun juga menginfakkan materinya bagi perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Sementara itu Prof. dr. Fasli Jalal, Sp.GK, Ph.D menyebut bahwa almarhum Mochtar Naim adalah ilmuan yang tak tergantikan.
“Beliau tidak hanya mengabdi diri kepada keilmuan namun juga memperhatikan bagaimana menghasilkan generasi genarasi muda Minangkabau yang handal namun tetap memiliki “ruh” keislamannya,” kata Fasli Jalal.
Hal yang menyetuh lainnya dari takziah virtual ini adalah pernyataan dari Anies Rasyid Baswedan tentang almarhum Mochtar Naim yang disampaikan dalam bentuk video.
Anies Bawesdan menceritakan kenangannya bersama almarhum, saat di Amerika. Bagaimana almarhum menganggap Anies sebagai anaknya dan anak-anak Anies sebagai cucunya sendiri.
“Nilai-nilai kekeluargaan yang humanis menjadikan kenangan itu tidak pernah hapus dalam ingatan saya dan keluarga,” kata Anies.
Selain itu, dalam takziah itu, beberapa orang mahasiswa angkatan pertama Mochtar Naim juga menyampaikan kesan yang mendalam saat mereka kuliah kampus sederhana di Jalan Situjuh No 1 di Jati Padang, antara lain Alfan Miko, Oktavianus, dan lain sebagainya.
Acara takziah ini dihadiri oleh keluarga dan 200 orang yang daring dari berbagai kalangan, mulai kalangan akademisi, politisi hingga orang-orang yang mengenal almarhum baik itu yang mengenal langsung beliau ataupun mengenal dari karya-karyanya.
Acara ini dipandu oleh Harry Efendi Iskandar, SS, MA, staf dosen di Prodi Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas. SSC/Upik