Bupati Suhatri Bur meneken MoU bersama Balai Penelitian Palma Kementerian Pertanian sekaligus peluncuran calon varietas unggul kelapa dalam padang pariaman.
Parit Malintang, sumbarsatu.com—Bupati Padang Pariaman Suahtri Bur menandatangani Nota Kesepahaman Bersama dengan Balai Penelitian Palma Kementerian Pertanian. Kegiatan penekenan nota itu diukuti dengan peluncuran calon varietas unggul kelapa dalam Padang Pariaman dengan nama karambie padang pariaman, Senin (24/5/2021) di Hall Kantor Bupati Padang Pariaman.
Bupati Padang Pariaman mengatakan, kelapa merupakan salah satu komoditas unggulan Kabupaten Padang Pariaman. Untuk itu, pengembangan ekonomi berbasis masyarakat di Kabupaten Padang Pariaman salah satunya dengan pengembangan komoditas kelapa. Potensi tanaman kelapa yang tersebar di 17 kecamatan mencapai 40.048 hektare. Potensi yang sangat besar.
“Potensi ini perlu kita garap serius dengan melibatkan semua pihak. Pada hari ini akan dilaksanakan penandatanganan nota kesepahaman tentang penelitian dan pengembangan tanaman kelapa dan palma lainnya antara Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman dengan Balai Penelitian Palma Manado untuk 5 tahun ke depan. Ini merupakan salah satu bentuk kolaborasi bersama yang sepadan untuk pengembangan kelapa padang pariaman. Tentu implikasi selanjutnya adalah peningkatan nilai tambah aktivitas ekonomi masyarakat dalam produksi kelapa,” kata Suhatri Bur.
Ia menjelaskan, langkah praktis awal dalam pelaksanaan realisasi nota ini adalah Pemerintah Padang Pariaman, Balit Palma dan Dinas Perkebunan Tanaman Pangan Hortikultura telah melaksanakan penelitian-penelitian tentang morfologi, fisiologi dan sifat kimia tegakan kelapa di Nagari Koto Baru Padang Sago.
Hasil penelitian menunjukan performa yang mengembirakan. Kelapa yang berasal dari Padang Sago memiliki tingkat produktifitas tinggi, bermutu serta memiliki khas tersendiri. Tentunya potensi ini akan ditindaklanjuti dengan mengikutkan sidang pelepasan varietas di Kementerian Pertanian yang akan diselenggarakan Oktober mendatang.
“ Mudah-mudahan perjalanan varietas kelapa yang akan dinamai kelapa dalam “karambie padang pariaman” menuju salah satu varietas unggul baru,” tambahnya.
Sebelumnya, dalam paparannya, Ismail Maskromo, Kepala Balai Penelitian Palma Kementrian Pertanian mengatakan, Balit Palma diberikan mandate untuk melaksanakan penelitian tanaman palma kelapa, sawit, sagu, aren, pinang, lontar, gewang dan nipah.
“Alasan dan manfaat pengusulan pelepasan calon varietas kelapa dalam padang pariaman memiliki karakterisitik spesifik, memiliki keunggulan sifat atau produksi, jumlah tananaman cukup banyak, sudah dikembangkan secara luas oleh masyarakat, menyediakan sumber benih unggul untuk Indonesia, meningkatkan pendapatan petani pemilik varietas, sumber pendapatan asli daerah Padang Pariaman, dan menjadi ikon Padang Pariaman,” jelas Ismail Maskromo.
Ia menambahkan, tahapan pemuliaan calon varietas kelapa dalam padang pariaman tahun 2015 eksplorasi popukasi kelapa produksi tinggi dan penetapan BTP. Pada 2017, seleksi dan penetapan biok dan pohon induk kelapa kelapa dalam dan pengamatan produktivitas tanam.
Selanjutnya ia memaparkan tahapan yang dilalui. Pada tahun 2018, seleksi masa positif karakterisasi serta pengamatan produktivitas tanaman, dan tahun 2019 pengamatan produksi dan pengumpulan data pendukung iklim. Pada 2021 pengamatan produksi tanaman, pemetaan tanaman, pemilihan produk induk terpilih, pendaftaran calon varietas ke kantor PPVT, analisa tanah,daun dan buah, penyusunan proposal pelepasan varietas dan siding pelepasan pada Oktober 2021.
“Saran dan tindak lanjut untuk kegiatan ini di antaranya melanjutkan pengamatan produksi direncanakan pada Juni hingga September. Lalu melaksanakan analisis tanah, daun dan buah pada Juli 2021. Mendaftarkan sebagai calon varietas ke kantor PPVT. Menyusun proposal pelepasan varietas, memaparkan proposal pelepasan varietas, dan mengikuti sidang pelepasan di Jakarta. Lalu menyiapkan lahan seluas 10 ha untuk kebun induk sumber benih,” urainya menutup. SSC/Rel