
Salah seorang pedagang Pasar Raya Padang sedang melayani pembeli dalam penjualan daring Foto Dok Bappeda Padang
Laporan Nasrul Azwar (jurnalis sumbarsatu.com)
Padang, sumbarsatu.com—Pemerintah Kota Padang pada 2021 akan merealisasikan pembangun sentra usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan dilengkapi fasilitas teknogi yang terkoneksi dengan internet.
Bangunan dengan pelengkapan fasilitas daring ini, pelaku usaha kecil menengah diharapkan tak terkendala saat berinteraksi dengan pelanggan atau konsumennya secara daring. Dari data yang dilansir Dinas Koperasi dan UMKM Kota Padang, jumlah pelaku usaha dengan pelbagai jenis, mencapai 20 ribu usaha. Jumlah ini seperti raksasa ekonomi yang tertidur. Dan ini akan ditampung dalam platform digital.
“Tahun 2021 Pemko Padang akan membangun sentra UMKM yang sekaligus berfungsi tempat pelatihan (inkubator bisnis daring). Potensi besar itu akan kita dorong berkembang dan menghadirkan kebutuhan usaha dengan memanfaatkan teknogi. Sebagian program pendukung peningkatan kinerja UMKM ini telah dilakukan tahun 2020 lalu,” kata Medi Iswandi, Kepala Bappedea Kota Padang kepada sumbarsatu.com, Selasa (29/12/2020).
Hal ini ia sampaikan terkait dengan meningkatnya jumlah UMKM di Kota Padang, terutama yang berbasis teknologi dalam jaringan internet.
Menurut Medi Iswandi, pada tahun 2020, pelaku usaha daring sudah dibantu Pemko Padang berupa perangkat penunjang usaha daringnya, seperti laptop dan personal komputer, dan jaringan intenet di keluarahan.
Selain itu, upaya meningkatkan keterampilan dan kualitas produk yang dihasilkan, dilakukan berkesinambungan berbentuk pelatihan, baik tata kelola keuangan, juga kualitas produk dan kemasannya.
“Tujuannya memperkuat kapasitas dan kemampuannya memanfaatkan perangkat pendukung dan memaksimalkan akub media sosial untuk promosi sekaligus berjualan,” tambahnya.
Medi Iswandi menjelaskan lebih dalam, selain pelaku usaha, jasa kurir pengiriman paket juga diajak bersinergi dan menyamakan persepsi tentang bentuk pelayanan pengiriman.
“Untuk menjamin kualitas pelayanan dari UMKM, jasa kurir memegang peranan penting. Tahun 2020, Dinas Perdagangan Kota Padang sudah mengumpulkan semua jasa kurir, berdiskusi yang intinya tercipta kesamaan persepsi tentang pelayanan yang baik agar semua bentuk kiriman bisa sampai ke tujuan tepat waktu. Dan itu sudah berjalan dengan baik,” urai Medi Iswandi yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang ini.
Terkait dengan berkembang pesatnya penjualan daring itu, ia tetap menekannkan pentingnya menjaga mutu produk. “Kita tak henti mengawasi soal mutu ini.”
Usaha Masakan Tradisi
Dari 20 ribuan usaha kecil dan menengah yang terus memaksimalkan basis penjualan daring dan juga luring ialah merek dagang (brand) Rendang Lokana dan Takana Tuna yang dikelola masing-masing Oktavina Juita dan Yusnetti Sy.
Keduanya merupakan representasi usaha kuliner rumahan di Kota Padang yang memberi perhatian pada penjualan daring dengan memanfaatkan media sosial. Kendati dalam usahanya, penjualan secara luring persentasenya masih lebih besar dibandingkan cara daring.
“Saya jadikan randang lokan ini sebagai kepala jamba (dagang utama) produk Rendang Lokana. Selain itu tentu saja juga ada varian rendang lainnya, seperti rendang lokan pakis, rendang lokan kerang merah, rendang daging sapi dan paru,” kata Oktavina Juita, owner Rendang Lokana kepada sumbarsatu.
Oktavina Juita yang akrab disapa Vina ini lebih jauh menjelaskan, usaha kuliner dan masakan khas Minangkabau yang didirikan pada 2017 itu awalnya hanya menyediakan olahan lokan saja. Makanya ia beri nama usahanya Lokana. Varian rendang lain ditambah belakangan berdasarkan permintaan konsumen.
“Semua masakan, saya masak sendiri, dan sakaligus dipasarkan sendiri,” jelasnya.
Sekaitan dengan cara pemasaran, yang dikatakannya saat ini produksi Rendang Lokana sekira 80 persen dipasarkan secara langsung, cuma 20 persen yang dilakukan secara daring. Tapi, menurutnya, pasar daring cukup besar ceruknya, berlahan permintaannya terus meningkat.
“Kita memanfaatkan media sosial untuk pemasaran daring. Tapi memang belum maksimal,” jelas Vina sembari menyebutkan, merek dagang Lokana sudah terdaftar di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM RI.
“Saya daftarkan agar berjualan kita nyaman kendati sejak awal berdiri 2017 cuma saya yang pakai merek Lokana,” terangnya.
Selain itu, tambahnya, latar belakang kehadiran usaha ini untuk mengangkat masakan khas daerah, khusus di Tapan.
“Orang tua saya punya tradisi memasak secara tradisional, terutama rendang lokan ini. Dan saya mencoba mengembangkannya agar makanan daerah kita bisa menasional,” urainya lebih detil.
Sementara Yusnetti Sy, owner Takana Tuna yang hadir sejak pada 2018 di Kota Padang mengatakan, produk olahan rendang dengan bahan daging ikan tuna merupakan varian dari masakan khas Minangkabau, yaitu randang daging jawi.
“Rendang ikan tuna merupakan produksi utama Takana Tuna. Selain rendang tuna, kami juga menyediakan abon tuna. Juga Takana Tuna bisa memenuhi permintaan konsumen masakan khusus lainnya,” kata Yusnetti Sy.
Jaga Mutu
Sekaitan dengan pergerakan ekonomi masyarakat yang berbasis rumahan yang pola transaskinya lewat daring dalam kapasitas usaha menengah dan kecil, Prof. Dr. Elfindri, SE., MA, salah Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang, nenilai, dalam jangka pendek ini, masa pandemic Covid-19, terjadi perubahan pola konsumsi pada jenis keperluan primer dan sebagian sekunder. “Karena ada aktivitas dalam ekonomi rumahan, maka keterkaitan produsen ke konsumen meningkat. Permintaan terhadap kebutuhan makanan secara daring, tentu ikut naik. Dan ini menggerakkan usaha rumahan,” kata Elfindri.
Menurut, Direktur SDGs Universitas Andalas ini, pandemik Covid-19 memberikan dua dampak terhadap usaha-usaha kecil dan menengah, yaitu positif dan negatif.
“Usaha rumahan masyarakat yang menerima dampak positif karena cepat menyesuaikan diri dengan kondisi, selalu jaga kualitas, dan opimal memanfaatkan platform digital. Termasuk dengan perubahan model pasar dan perilaku masyarakat,” urainya.
Untuk dampak negatif, tambahnya, tentu dialami UMKM yang tidak mengikuti perubahan perilaku masyarakat dan cara berjualan.
Kinerja Jasa Pengiriman
Berkembangnya usaha rumahan dan UMKM, tentu tak lepas dari kerja jasa pengiriman logistik yang memang harus memberikan pelayanan maksimal kepada pengguna jasa ini.
“Jasa kurir jelas diuntungkan dengan masa pandemi ini. Namun juga masih belum optimal. Diperlukan inovasi baru termasuk kualitas mengingat produk produk makanan olahan,” urai Guru Besar SDM ini.
Yusran, Branch Manager JNE Cabang Padang kepada sumbarsatu menjelaskan, semenjak meruyaknya Covid-19 dan diikuti dengan keluarnya berbagai aturan oleh pemerintah sebagai bentuk antisipasi memutus mata rantai virus berbahaya ini, JNE merupakan salah satu usaha jasa pengiriman yang mendapatkan izin tetap beroperasi di tengah pembatasan sosial berskala besar.
Kesibukan di salah satu Kantor JNE. Foto Internet
Seiring dengan penerapan PSBB dan pola hidup new normal, telah mengubah perilaku masyarakat, paling tidak pada perilaku berbelanja. Setahun pandemik Covid-19, pemesanan dan belanja (transaksi) scara daring terus meningkat. Hal ini berdampak pada JNE sebagai jasa pengiriman logistik dan barang,
“Dikalkulasikan, ada sekira 25-30 persen terjadi peningkatakan penggunaan jasa pengiriman JNE. Sebagian besar produk UMKM. Angka itu jelas sangat membahagiakan, bukan saja pihak JNE, tapi juga mitra pelanggan dan penerima kiriman,” kata Yusran,
Menurut Yusran, saat ini di Kota Padang banyak bermunculan start up online shop. Produk yang mereka kirimkan bermacam-macam, termasuk makanan khas Minangkabau, oleh-oleh berupa aksesoris, dan pakaian,
Lebih jauh ia menguraikan, tingginya angka pertumbuhan UMKM di Kota Padang dan Sumatra Barat secara umum, berdampak pada pengiriman logistic ke luar Sumatra Barat.
“Sebagian besar pengiriman logistik bersumber dari para pelaku UMKM. Angkanya mencapai 30-40 persen dari total keseluruhan pengiriman JNE Padang. Dari 100 persen kiriman, 90 persen kiriman pelaku usaha kecil menengah dan online shop, sedang dari korporasi sekitar 10 persen,” urai Yusran dengan mendetil.
Kehadiran JNE sebagai cabang di Padang sejak tahun 2012, sebelumnya cuma mitra. Semenjak dipercaya sebagai cabang Padang, komitmen menjaga kepuasan bagi pelanggan menjadi utama. “Kami selalu menekankan pentingnya pelayanan maksimal, Yang paling diutamakan JNE itu adalah pelayanan, keselamatan kiriman, dan kecepatan. Tiga kata kunci ini kami pertahankan. Kiriman makanan, misalnya, terjadi kerusakan karena keterlambatan dalam proses pengantaran, JNE akan ganti dengan kiriman yang sama atau diganti dengan nominal uang yang setara. Ini prinsip agar pengguna pelayanan JNE tak kecewa,” ujar pria kelahiran Bukittinggi ini.
Tak Pernah Dikecewakan JNE
Apa yang disampaikan Yusran memang bukan isapan jempol. Dua pelaku usaha masakan, Oktavina Juita dan Yusnetti Sy telah merasakan optimalisasi pelayanan JNE.
“Layanan YES, Yakin Esok Sampai JNE, benar-benar sehari sampai. Salut sama kurir yang kadang pukul 23.30 masih mengantarkan ke alamat yang dituju demi tidak melewati hari yang dijanjikan. Selama tidak ada force major, JNE selalu tepat waktu,” kata Okvina Juita yang mengaku menggunakan jasa pengiriman JNE sejak tahun 2017.
Ia mengatakan, kendati produk makanan olahannya produksi Lokana masih didominasi perjualan langsung ke toko oleh-oleh di Sumatra Barat secara luring, yang jumlahnya 80 persen, tetapi penjualan daring sekitar 20 persen, tetap menggunakan jasa JNE.
“Sejauh itu pula, pelayanan JNE sangat membahagiakan, baik itu pengirim maupun yang menerima kiriman. Tak pernah mengecewakan. Selain itu, komunikasi CS-nya juga menyejukkan,” sebut ibu dua anak ini.
Ia berharap agar JNE terus mempertahankan yang sudah baik ini. Menurutnya, cuma JNE perlu memperbaiki yang kecil-kecil, seperti kualitas CS.
“Secara umum CS sebagai ujung tombak yang berhadapan pangsung dengan pelanggan atau mitra, sudah bagus. Hanya satu-satu yang perlu di upgrade,” saran Vina.
Sementara itu, Yusnetti dalam nada yang sama dengan Oktavina Juita, juga berpandangan demikian. “Semenjak 2018 menggunakan jasa pengiriman JNE untuk pemesanan daring produk rendang tunanya, ia tak pernah dikecewakan.
“Usaha saya masih rumahan, belum begitu besar permintaan dari konsumen. Paling dalam seminggu itu, saya kirim paling kurang 5-7 paket dengan menggunakan JNE,” katanya.
Sekaitan dengan UMKM jualan daring ini, kata Medi Iswandi, kini pedagang di Pasar Raya sudah memanfaatkan teknologi untuk menggelas.
“Sudah banyak pedagang di Pasar Raya Padang berjualan secara daring. Saya menaruh harapan, jualan daring ini akan terus bertambah jumlahnya,” ujar Medi Iswandi. SSC/NA
#jne #jne30tahun #connectinghappiness #30tahunbahagiabersama