
Kelompok Pemuda Tuah Sakato, Jorong Pasa Rabaa, Nagari Koto Kaciak, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, berupaya mempertahankan kesenian dan budaya Minangkabau dengan menggiatkan latihan randai.
Tanjung Raya, sumbarsatu.com-Di tengah maraknya “serbuan” budaya dan kesenian impor, pemuda yang tergabung dalam Kelompok Pemuda Tuah Sakato, Jorong Pasa Rabaa, Nagari Koto Kaciak, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, berupaya mempertahankan kesenian dan budaya Minangkabau dengan menggiatkan latihan randai.
Hal itu diungkapkan Ketua Pemuda Tuah Sakato, Didi Satria, Sabtu (12/9/2020).
"Kegiatan latihan, yang dilaksanakan secara rutin di Los Pasar Rabaa itu, mengundang perhatian masyarakat setempat untuk menyaksikan pertunjukkan kesenian tradisional," kata Didi Satria.
Menurut Didi, Kesenian dan budaya Minangkabau saat ini sudah mulai tergerus oleh perkembangan zaman. Makanya, kelompok yang dipimpinnya berupaya mempertahankannya, sekaligus memberikan motivasi dan semangat kepada generasi muda untuk mencintai dan mempertahankan nilai-nilai Kesenian dimaksud.
Latihan dilaksanakan dua kali sepekan, pada Kamis dan Sabtu, yang diikuti 25 orang.
”Selain latihan randai, mereka juga melakukan latihan kesenian Minangkabau lainnya, seperti tari tradisional, silek, tambua tansa, dan lainnya,” ujarnya.
Sesepuh Kepemudaan Tuah Sakato, Herman Tanjung menyebutkan, selain bertujuan untuk mengangkat tradisi seni budaya Minangkabau, latihan ini dilakukan sebagai upaya mempersatukan unsur kepemudaan di Jorong Pasa Rabaa.
Kegiatan itu sekaligus untuk ‘Mambangkik Batang Tarandam’ Kesenian Randai Siti Napiah Pemuda Tuah Sakato, yang akhir-akhir ini mulai pudar.
Kesenian Randai Siti Napiah pernah terkenal di era 70-90an, dan sering diundang untuk memeriahkan acara keramaian anak nagari, dan untuk menyambut tamu pejabat dari pusat.
“Pada era itu, kami sering diundang, dan mengikuti festival ke berbagai daerah di Sumatera Barat, seperti Kota Padang, Bukittinggi, Kayutanam, Payakumbuh, Lubuk Basung, Agam Timur, dan lainnya,” ujarnya. (MSM)