Alfajri Maulana, yang akrab disapa Aji (14), penderita kanker tulang ganas, butuh uluran tangan para dermawan
Lubuk Basung, sumbarsatu.com- Alfajri Maulana, yang akrab disapa Aji (14), penderita kanker tulang ganas, butuh uluran tangan para dermawan.
Menurut ayah Aji, Chaidir, Sabtu (7/3/2020), anaknya kini hanya bisa terbaring lemah.
Chaidir, yang bekerja sebagai sebagai garin di Massjid Istiqlal Pincuran Tujuah, Lubuk Basung, dan istrinya Halimah, yang hanya guru honorer di sebuah taman kanak-kanak, jelas penghasilan mereka jauh dari cukup untuk kebutuhan keluarga, termasuk untuk mengobati Aji.
Karena sakit yang tidak tertahankan pada tulang kakinya, Aji terpaksa diistirahatkan dari pesantren. Dalam proses pengobatan, Aji divonis menderita kanker tulang osteosarcoma. Di usia remajanya, Aji terkena kanker tulang stadium lanjut di bagian tulang pahanya.
Menurut ahli, di usia ini rentan terhadap kanker tulang osteosarmcoma, namun kanker tulang ini dikatakan termasuk kanker tulang yang langka.
”Awalnya kami sekeluarga tidak percaya Aji menderita kanker tulang ganas ini, karena sebelumnya dalam keluarga tidak ada riwayat menderita penyakit kanker, tidak ada faktor keturunan,” ujar Chaidir.
Dokter mengatakan, kanker tulang osteosarcoma bisa disebabkan beberapa faktor, termasuk faktor dari luar. Awalnya Aji terjatuh saat olahraga sepak bola, kakinya tidak sengaja tersandung temannya. Kakinya ngilu, lalu dibawa pihak pesantren ke tukang urut.
Semula Aji hanya dianggap sakit kaki biasa. Namun tapi lama kelamaan kakinya semakin membengkak. Aji pun dibawa ke dokter. Di rumah sakit, dokter mengatakan ternyata tulang Aji yang terbentur itu mengalami tumor tulang ganas berpotensi kanker.
” Kami kaget bukan kepalang, rasanya masih tidak percaya. Namun karena terkendala biaya. Aji dibawa pulang. Aji berobat alternatif, namun pembengkakan di kaki Aji semakin membesar, dan kondisinya tidak kunjung membaik,” ulasnya pula, dengan nada sendu.
Berbagai upaya dilakukannya, termasuk meminta dukungan dari berbagai pihak, sehingga dia memberanikan diri melakukan pemeriksaan lebih lanjut di Rumah Sakit Semen Padang untuk di MRI memastikan tumor yang dikatakan itu.
Hasilnya benar, tumor semakin membesar dan menyebar.
Aji diperiksa lebih lanjut hingga biopsi di RS Islam Ibnusina. Aji dinyatakan menderita kanker tulang osteosarcoma, lalu di rujuk ke RSUP Dr. M. Djamil, Padang.
Keluhan terberat yang sering Aji rasakan adalah ngilu di kakinya yang membengkak. Setiap malam Aji tidak bisa tidur.
”Kami bergantian menjaganya. Rasa ngilu di kakinya tidak tertahankan karena itu harus segera dilakukan tindakan kemoterapi agar penyakit ini tidak semakin parah dan menyebar,” ujarnya pula.
Perkembangan terakhir, kanker yang diderita Aji justru menyebar ke paru-paru. Aji batuk-batuk hingga sesak napas. Saat ini Aji harus benar-benar rutin menjalani kemoterapi, dan dibantu dengan obat- obatan lainnya.
”Bagaimanapun kami tetap berusaha melawan kanker ini. Saat ini kami membutuhkan biaya yang cukup besar untuk membeli obat, dan suplai penunjang proses kemoterapi yang mahal, dan tidak dilayani BPJS,” ujarnya lagi.
Dengan penghasilannya sebagai garin dan imam mesjid, dan istrinya Halimah, yang hanya guru honorer di sebuah taman kanak-kanak, jauh dari kata cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, apalagi untuk membiayai pengobatan Aji.
”Saya yakin kuasa Allah, ini ujian. Tapi kami akan terus berusaha untuk kesembuhan aji,” ujarnya, dengan mata berkaca-kaca.
Kondisi Aji kini mendapat perhatian banyak pihak. Bahkan jajaran Pemkab.Agam tengah menyiapkan langkah khusus, termasuk bupati Agam Indra Catri yang sudah berdiskusi dengan Sekab. Agam, Martias Wanto Dt. Maruhun, untuk segera menemui keluarga Aji di Pincuran Tujuah, Lubuk Basung. (MSM)