Sabtu, 28/09/2019 16:18 WIB

BUM Desa Derek Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat

-

-

Padang, sumbarsatu.com--Keberadaan Badan Usaha Milik Desa dinilai mampu memicu pertumbuhan inklusif perekonomian masyarakat Indonesia.

Ekonom dari Universitas Brawijaya Malang Nugroho Suryo Bintoro mengatakan bahwa, keberadaan BUMDes dinilai menjadi lini awal pembangunan ekonomi Indonesia di era desentralisasi dan otonomi daerah.

"Pembangunan yang berorientasi pada kemandirian dan daya saing daerah, dalam hal ini desa, akan berkontribusi pada pembangunan secara makro atau nasional," kata Nugroho, di Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu (28/9/2019).

Nugroho menjelaskan, dalam sudut pandang pembangunan berkelanjutan, BUM Desa merupakan pemicu pertumbuhan inklusif di Indonesia. Selain itu, keberadaan BUMaDesa juga dinilai bukan hanya memberikan dampak terhadap penyerapan tenaga kerja baru.

Pertumbuhan inklusif merupakan pertumbuhan ekonomi berkualitas, yang mampu menurunkan angka kemiskinan, menurunkan ketimpangan distribusi pendapatan, dan menyerap lebih banyak tenaga kerja.

"BUM Desa, tidak hanya berdampak pada penyerapan tenaga kerja baru, akan tetapi juga membangkitkan gairah ekonomi lokal," kata Nugroho.

Namun, lanjut Nugroho, tetap dibutuhkan pengawasan dan partisipasi aktif dari masyarakat setempat terhadap keberadaan BUM Desa. Jika tidak, keberadaan BUM Desa malah akan membuka potensi peningkatan kesenjangan ekonomi setempat.

"Perlu diwaspadai pula akan potensi munculnya kapitalis, atau mafia lokal yang akan berdampak pada peningkatan kesenjangan ekonomi setempat," ujar Nugroho.

Salah satu contoh kehadiran BUM Desa yang mampu meningkatkan perputaran roda perekonomian masyarakat setempat adalah BUM Desa Pujon Kidul. Dari unit usaha Café Sawah yang dikelola, saat ini mampu mendapatkan omzet mencapai Rp14 miliar per tahun.

Sementara untuk tingkat kemiskinan, tercatat mengalami penurunan dari sebelumnya sebanyak 387 penduduk miskin, pada 2019 turun menjadi 267 penduduk miskin.

Keberadaan BUM Desa Pujon Kidul juga telah membuka kurang lebih 167 lapangan kerja, dan belum termasuk unit usaha yang dikelola masyarakat sekitar secara mandiri. SSC/Rel

BACA JUGA