
-
Padang, sumbarsatu.com—Membangun Piaman, tangan harus terampil, hati berzikir, dan kepala berpikir. Kalimat itu simpulan dari bincang-bincang dengan Wiztian Yutri, pekan lalu di Padang.
“Itu yang diajarkan Anas Malik kepada saya puluhan tahun lalu hingga kini terus terpatri setiap tindakan dan keputusan yang saya ambil. Kalimat itu bak falsafah bagi saya,” katanya.
Itu pengalaman puluhan tahun lalu. Saat ia “menjabat” sebagai Sekretaris Pribadi Bupati Padang Pariaman Anas Malik. Kolonel TNI (Purn) Anas Malik adalah seorang purnawirawan militer menjabat Bupati Padang Pariaman selama 10 tahun (1980-1990).
Anas Malik tergolong bupati yang progresif dan legendaris bagi masyarakat Padang Pariaman karena berhasil membangun sarana dan prasarana serta karakter dan mental masyarakat Padang Pariaman.
Anas Malik adalah sosok yang menginspirasi bagi Wiztian Yutri. Anas Malik berhasil mengubah wajah Pantai Pariaman, menjadi bersih, tertata dan rapi. Bupati yang sudah mulai blusukan sejak zaman Orde Baru itu, selalu ditemani oleh Wiztian Yutri yang posisinya sebagai Sekretaris Pribadi Anas Malik. Kepadanyalah Wiztian Yutri banyak belajar tentang kepemimpinan dan komunikasi dengan masyarakat.
Etos kerja dan petuah Anas Malik itu dipakainya hingga sekarang. Dengan tangannya yang terampil ia berhasil sebagai seorang wartawan, profesi yang digelutinya sejak masih bangku SMA. Puncak karier sebagai jurnalis ketika ia menakhodai Harian Padang Ekspres sebagai pemimpin redaksi dan sekaligus menjadi Koran nomor satu di Sumatera Barat.
“Melalui hati yang berzikir ia membangun silaturahmi dengan masyarakat dari berbagai kalangan. Kemudian, lewat kepala yang berpikir, dicarikannya berbagai solusi terhadap persoalan masyarakat,” urai sosok yang pernah menjabat sebagai Komisaris PT Semen Padang ini.
Wiztian Yutri lahir di Jawi-Jawi, Pariaman, 30 Mei 1962. Ayahnya bernama Ahmad Sayuti dan ibunya Rawiyah. Sebagaimana laki-laki Pariaman, Wiztian Yutri diberi gelar Sidi. Masa-masa sekolah ia mulai dari SD Negeri 5 Pariaman yang ditamatkannya tahun 1974. Kemudian melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 2 Pariaman dan tamat tahun 1977. Pendidikan SMA ditempuhnya di SMA Negeri Pariaman.
“Waktu SMA, saya sudah menjadi wartawan Koran Masuk Desa Harian Haluan. Selain itu juga aktif sebagai penulis di Sanggar Paris,” ceritanya tentang riwayat kepenulisannya.
Tamat SMA tahun 1981, Wiztian Yutri diajak Anas Malik menjadi “pegawai”. Ia diangkat sebagai Sekretaris Pribadi Bupati. Sejak jadi Sespri tahun 1985, hari-hari Wiztian Yutri dilewati bersama Bupati yang dicintai masyarakat Piaman itu. Tahun 1990, Anas Malik berhenti jadi Bupati, Wiztian Yutri juga berhenti sebagai pegawai.
Suami Hasnah Cendra Dewi ini kemudian kembali menekuni dunia jurnalistik di Harian Haluan. Wartawan senior, Basri Segeh, salah satu guru yang mewarnai karier jurnalistiknya. Selain itu, ia juga aktif menulis sajak di Remaja Minggu Ini (RMI). Tidak hanya wartawan koran, ia juga menjadi koresponden radio-radio luar negeri.
Setelah dari Haluan, ayah dari Harry Setya Putra, M Teguh Luthfi Al-Ghani dan Adinda Nabillah Wiztian ini bergabung ke Harian Semangat. Ketika kerja sama Harian Semangat dengan Riau Pos, harianb milik ABRI itu berhenti.
Lalu, lulusan Fakultas Hukum Universitas Taman Siswa Padang ini bersama Zaili Asril, Jayusdi Effendi dan Marah Suryanto merintis Harian Padang Ekspres (Padek) Group. Dalam pengembangan Harian Padang Ekspres ini, Rida K Liamsi dan Dahlan Iskan merupakan dua sosok yang diteladaninya. Keduanya figur yang berhasil membangun Riau Pos Group dan Jawa Pos Group.
“Dua orang ini figur teladan saya, karena visi besar dan keikhlasan kepemimpinan beliau. Pak Rida dan Pak Dahlan menjadi spirit baru pers Sumbar lewat kehadiran Padang Ekspres Group,” ungkapnya.
Merintis koran baru di Sumbar bukanlah perkara mudah. Apalagi pembaca dan pemasang iklan di Sumbar sudah memiliki langganan koran tersendiri. Hal lainnya, kondisi perekonomian masyarakat Sumbar juga menjadi tantangan untuk mendapatkan kue iklan dan pemasaran. Para pendiri dan seluruh karyawan serta wartawan turun ke jalan menjajakan koran di simpang-simpang lampu merah. Ini menjadi terobosan baru dalam menggaet pembaca dan pelanggan, sekaligus memperkenalkan koran baru tersebut kepada masyarakat.
“Ada yang meramalkan Padang Ekspres ini 3 bulan mati. Tapi ramalan ini jadi pelecut bagi kami untuk membesarkan koran Padang Ekspres. Berbagai upaya kami lakukan agar terdepan dalam memberikan informasi kepada masyarakat, sehingga koran ini ditunggu pembaca. Kami mengundang tokoh-tokoh masyarakat secara bergiliran ke ruang redaksi Padang Ekspres. Kemudian, menyediakan dua halaman untuk mereka. Pada akhirnya mereka menjadi ‘jubir” koran Padang Ekspres. Kami juga membentuk Dewan Pembaca, yang rapat sekali tiga bulan,” ungkapnya.
Karier Wiztian Yutri di Padang Ekspres dimulai sebagai koordinator liputan, kemudian menjadi redaktur pelaksana, wakil pemimpin redaksi hingga diangkat sebagai pemimpin redaksi. Tidak hanya mengurus Padang Ekspres, ia juga mengembangkan koran Pos Metro Padang, Padang TV, dan www.padangtoday.com.
Mahasiswa pascasarjana Ilmu Komunikas Unand ini melihat media yang bermunculan sekarang tidak sepenuh hati melaksanakan kerja jurnalistik, sehingga informasi yang disampaikan nyaris tanpa analisis.
“Mestinya, dalam informasi yang bergerak cepat ini, analisis menjadi kerja jurnalistik yang utama untuk memberikan informasi yang berbeda ke pembaca. Media sosial bisa dijadikan informasi awal. Lalu melengkapinya menjadi berita yang komprehensif,” paparnya.
Wiztian Yutri bukanlah tipikal yang mau terlalu lama di zona nyaman. Sebagai bentuk regenerasi dan memberi peluang kepada yang muda, ia mundur dan mengambil pensiun dini dari Padek Grup. Keluar dari Padek Grup, ia dipercaya sebagai Komisaris PT Semen Padang selama 2 tahun. Ia juga pendiri media daring www.sumbarstu.com.
Ia juga kolumnis tetap di media daring sumbarsatu dalam rubrik "Harmoni Wiztian Yutri". Tulisan Ciweq—demikian ia akrab disapa—lebih bersifat reflektif, sarat renungan, introspektif, dan inspiratif.
Kini, ia bertekad diri menuju ladang pengabdian ke DPDR Sumbar sebagai calon anggota legislatif dari PAN untuk daerah pemilihan Pariaman dan Padang Pariaman dalam Pileg 2019 yang akan datang.
“DPRD ini sebagai ranah pengabdian, silaturahmi dan beribadah bagi saya,” katanya. n