
Tanah Datar, >sumbarsatu.com--Festival "Sumarak Pesona Nagari", yang akan digelar Pemerintahan Nagari (Pemnag) Pasie Laweh, Kecamatan Sungai Tarab, pada akhir bulan Agustus tahun 2025 ini, terancam tertunda.
Pasalnya, festival yang masuk dalam kegiatan program unggulan (progul) Satu Event Satu Nagari tahun 2025 ini, dinilai oleh Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Parpora) Tanah Datar tidak mencerminkan kearifan lokal.
Wali Nagari Pasie Laweh Hidayat Dt Panduko Sirajo, ketika ditemui diruang kerjanya, Selasa (19/8/2025), membenarkan hal itu, dan menyatakan keberatan atas kebijakan yang diputuskan oleh dinas tersebut.
"Festival ini telah diagendakan pada 30-31 Agustus mendatang. Namun, tiba- tiba ada surat dari Dinas Parpora Tanah Datar, meminta nagari dan panitia meninjau dan melakukan penjadwalan ulang kegiatan tersebut," ujarnya.
Dikatakan dia, surat tetanggal 19 Agustus 2025 itu, yang ditandai tangani oleh Kepala Dinas Parpora Riswandi, M. Pd, menyatakan tema kegiatan belum menunjukkan potensi dan kearifan lokal Nagari, serta belum menunjukkan keunikan produk (One Village One Product), dan diduga tidak melibatkan semua unsur masyarakat.
"Kegiatan lomba burung berkicau, dan layang-layang, bukanlah budaya dan kearifan lokal Pasie Laweh," ungkapnya.
Padahal, kata wali nagari, event bertajuk “Sumarak Pesona Marapi” bukan sekadar perayaan budaya, melainkan simbol kebangkitan nagari pasca luluh lantak diterjang Galodo.
“Perencanaan kegiatan ini lahir dari sebuah musyawarah yang melibatkan semua unsur masyarakat, mulai dari niniak mamak, pemuda, bundo kanduang," jelasnya.
Disebutkan dia, Riswandi (kepala dinas parpora-red) sendiri adalah putra asli Nagari Pasie Laweh.
“Seharusnya beliau mendukung, bukan justru terkesan mempersulit. Apalagi ini bukan hanya hiburan, tapi momentum pemulihan marwah nagari pasca bencana,” terangnya.
Disaat itu juga, dia juga menambahkan bahwa event yang akan dilaksanakan itu, merupakan moment kebangkitan dari reruntuhan.
"Event yang akan kita laksanakan ini, dirancang dengan Tema “Pasie Laweh Bangkit dalam Doa dan Perjuangan”, mencerminkan tekad warga untuk keluar dari trauma," tuturnya.
"Event yang akan kita laksanakan ini, dirancang dengan Tema “Pasie Laweh Bangkit dalam Doa dan Perjuangan”, mencerminkan tekad warga untuk keluar dari trauma," tuturnya.
Dimana, pada event tersebut, akan ditampilkan tarian kolosal hasil perpaduan Silek Galombang dan Tari Marawa, peresmian monumen dan galeri terbuka galodo Pasie Laweh.
"Perpaduan tarian kolosal Silek Galombang dan Tari Marawa, merupakan sebagai simbol kekuatan kolektif. Sedangkan digagas monumen dan dipanjangnya galeri terbuka Galodo Pasie Laweh, untuk mengabadikan memori bencana, agar generasi muda belajar dari masa lalu," bebernya.
Begitu juga katanya, prosesi adat pitaruh marapulai. Dimana Bupati Tanah Datar, direncanakan berperan sebagai marapulai. "Pergelaran prosesi adat ini, ini akan menjadi daya tarik tersendiri, nantinya bagi pengunjung dan warga yang menyaksikan, " ucapnya.
Sama halnya, kegiatan hiburan rakyat seperti lomba layang-layang, kicau burung, hingga memancing di kolam warga.
"Kegiatan ini digelar, agar seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan manfaat langsung. Sedangkan, lomba kicau burung diadakan, karena banyak masyarakat Pasie Laweh yang berprofesi sebagai pamikek( pemikat burung) di sekitaran Marapi," sebutnya.
Dia menyebutkan, meski dinas parpora meminta untuk melakukan penjadwalan ulang, pihaknya akan tetap melaksanakan kegiatan tersebut.
"Apapun keputusannya, kita tetap bertekad untuk mengangkat kegiatan ini, tanpa memakai embel - embel progul. Disamping undangan sudah dicetak dan digandakan, juga persiapan sudah mencapai sekitar 90 persen, " pungkasnya.
Kadis Parpora Tanah Datar Riswandi ketika dihubungi via telpon selulernya, menjawab iya.
"Iya, kita telah surati Pemnag Pasie Laweh dan panitia pelaksana untuk meninjau dan penjadwalan ulang kegiatan tersebut," balasnya seraya melampirkan surat dinas. SSC/NC