Festival Piaman Laweh Bukti Kecintaan pada Kampung Halaman

-

Senin, 11/03/2019 16:22 WIB

 

Padang, sumbarsatu.com— Persatuan Keluarga Daerah Piaman (PKDP) Indonesia akan menggelar Festival Piaman Laweh pada hari Jumat-Minggu, 5-7 April 2019 di Blok M Square, Teras Berlian, Jakarta Selatan.

Salah satu program bidang pendidikan, seni budaya, dan adat PKDP ini, menurut Sastri Bakry, Ketua Pelaksana Festival, merupakan manifestasi kecintaan “Urang Piaman”  terhadap kampung halamannya.

“Festival Piaman Laweh atau The Vast Piaman Fest ini merupakan perwujudan atas kecintaan “Urang Piaman” kepada kampong halamannya, sekaligu sebagai ajang penting untuk mempromosikan dan mengenalkan lebih luas kekayaan seni dan budaya, serta kuliner Piaman ini. Potensinya cukup besar tetapi belum tergarap maksimal. Iven budaya ini salah satu upaya ke arah pemberdayaan potensi kultural itu,” kata Sastri Bakry, yang juga sastrawan perempuan ini kepada sumbarsatu, Senin (11/3/2019).

Ketika ditanyakan mengapa festival ini dilaksanakan di Jakarta, Sastri member alasan, bahwa Jakarta merupakan pusat kegiatan dan aktivitas.

“Untuk tahap awal ini kita laksanakan di Jakarta dulu, kelak atau tahun depan bisa dibawa ke Piaman, ke kampung halaman,” ujarnya.

Promosi dan sekaligus memperkenalkan potensi Piaman ini, tentu sangat efektif dan efesien dilakukan di jantung ibu kota Indonesia ini.

“Kita buka dulu pertama kali untuk kegiatan pengurus baru PKDP ini. Kita lihat respons masyarakat Piaman. Nanti dari hasil pertemuan pengurus, bisa diputuskan tahun depan dilaksanakan di Piaman atau tetap di Jakarta,” terang perempuan yang kini sedang mengembangkan Rumah Baca Teras Talenta Padang, sebuah komunitas literasi.

Menurutnya, Festival Piaman Laweh (FPL) ini, menghadirkan hampir semua seni-seni tradisi yang hidup di Piaman. Selain seni, FPL ini juga menghidangkan  beragam jenis-jenis masakan khas daerah ini.

“Kita mencoba membranding makanan khas sala lauak sebagai salah satu kuliner yang menusantara. Bahkan jika perlu kita buat menjadi mendunia, seperti randang. Saya optimis iven ini berjalan sesuai yang direncanakan,” terangnya.

Iven budaya berskala nasional ini diperkirakan menelan biaya mencapai ratusan juta rupiah. Sebagian besar pendanaan dilakukan dengan badoncek. Badoncek merupakan salah satu tradisi kebersamaan dan kegotongroyongan di Piaman.

“Selain badoncek, pembiayaan diharapkan dari sponsor pendukung,” jelasnya.

Festival Piaman Laweh menghadirkan antara lain, penampilan Ajo Bule, seorang lelaki Australia yang menikah dengan perempuan Piaman; penyanyi legendaris Elly Kasim; Ernie Djohan, Ajo Buset;Rayola, Upiak Unyuik dan Mak Pono; Fanny Firginia dan Della Talenta; dan Rani Sagita.

Selain penampilan para panyanyi dan hiburan itu, festival ini menghadirkan perbincangan berupa Ota Lapau (talkshow) membahas secara mendalam tentang sala lauak.

Ota Lapau ini rencananya menghadirkan Bupati Padang Pariaman, Wali Kota Pariaman, Ekonom Prof Fashbir, Burmalis Ilyas II (Direktur MDN) dan Freesca Freshk Syafitri (Alumni Jerman).

“Kita mengundang tokoh-tokoh dari berbagai kalangan. Untuk pembukaan seremonialnya oleh Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Gubernur DKI Anies Baswedan, Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan Ketum DPP PKDP Refrizal Sikumbang, Wako Pariaman Genius Umar, dan Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni, dan lainnya,” katanya.

Untuk seni pertunjukan tradisi dan permainan rakyat ditampilkan seni tradisi randai, gandang tambua tasa, rabab piaman, kukua karambia (memarut kelapa), giliang lado (ngulek cabe), lomba masak kapalo lauak, hoyak tabuik, silek ulu ambek, indang pariaman, dan main KIM. (SSC/NA)



BACA JUGA