
Simposium Panel I yang merupakan rangkaian gelaran Andalas Film Exhibition (AFE) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unand yang digelar di Gedung Seminar I Universitas Andalas, Senin (20/11/2017).
Padang, sumbarsatu.com—Memproduksi gambar bergerak mudah dilakukan tetapi kesadaran- masyarakat dalam bermedia, khususnya film dan gerakan komunitas dalam membangun ekosistem film, perlu dirumuskan agar film tidak hadir sebagai media hiburan semata.
Demikian pemikiran yang mengapung dari pekerja film dalam Simposium Panel I yang merupakan rangkaian gelaran Andalas Film Exhibition (AFE) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unand yang digelar di Gedung Seminar I Universitas Andalas, Senin (20/11/2017).
Simposium mengangkat tema “Film sebagai Media Perubahan Sosial”, menghadirkan tiga orang pembicara, yaitu Manshur Zikri (Forum Lenteng), Adrian Jonathan (Cinema Poetica) dan Muhaimmin Nurrizqy (Relair Cinema).
Adrian Jonathan, salah seorang panelis dalam pemaparannya menjelaskan, film tak mungkin membuat perubahan sosial tapi perubahan sosial tak akan terjadi jika tidak melalui film, salah satunya.
Sesuai dengan pendapat Adrian, Mansur Zikri yang juga salah seorang pembicara dalam simposium ini menyatakan, pelaku film harusnya melihat potensi film bukan hanya sebagai hiburan.
“Apabila berbicara mengenai perubahan sosial, apakah film harus dilihat sebagai advokasi atau pemberdayaan? Ini perlu ditegaskan. Sebab sering praktik advokasi dan pemberdayaan disalahfungsikan,” kata Mansur Zikri.
Sebelum dan setelah diadakan rangkaian simposium, diselingi pemutaran film yang telah lolos kurasi. Film-film yang ditayangkan ialah film “Mars” (Muhammad Marhawi), “Mbobot” (Syaikhu Luthfi), “Bunga Harum Tak Pernah Mekar” (Alan Budi K), “Amak” (Ella Angel), “Kelesah” (Eirene Hasian), dan “Gayatri” (Brian Rayanki).
Yohanes (21), mahasiswi Fakultas Farmasi Unand mengatakan film yag diputar sederhana, tetapi waktunya teralu singkat. “Sewaktu enak-enaknya nonon, tiba-tiba saja filmnya sudah habis.”
Selain itu, malam ini akan diadakan program “Layar Terkembang” di Medan Nan Balinduang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas, dengan menayangkan film “:Cakrawala dari Arkipel.” (SSC/rel)