
OLEH Miazuddin Sutan Marajo
MASA kepemimpinan Andri Warman (AWR) sudah usai. Warga pun sudah merasakan “makan tangan” AWR.”
Sukses atau tidaknya ia memimpin daerah berlambanglan harimau itu, hanya warga Agam lah yang mengetahuinya. Yang pasti ia hanya menjabat satu periode saja, lain dengan dua pendahulunya, Aristo Munandar dan Indra Catri. Masing-masing menjabat dua periode.
Sepeninggal AWR banyak yang bertanya-tanya, bagaimana nasib sebuah proyek, yang disebut sebagai “proyek mercu suar. Proyek itu adalah pembangunan, yang diyakini akan menjadi ikon Agam.
Proyek “mercusuar”yang digadang-gadang akan menjadi ikon baru di Kabupaten Agam beberapa tahun lalu, yakni proyek pembangunan perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Agam WateR ( AMDK-AWR) yang menjadi salah satu program unggulan Bupati Agam periode 2021-2025 Andriwarman, yang hingga kini masih tak jelas wujudnya.
Sebenarnya,rencana tersebut sangat masuk akal. Pasalnya modal utama adalah keberadaan air yangmelimpah di Agam.
Pemkab.Agam pun sudah mengelontorkan dana APBD untuk pembangunan dan penyediaan berbagai sarana pendukung, namun operasional yang diharapkan bisa menjadi bagian dari upaya mendorong pengembangan potensi ekonomi, termasuk rekrutmen tenaga kerja baru dari masyarakat itu, hingga kini masih belum terlihat.
Menurut informasi, masih terkatung-katungnya aktivitas usaha AMDK-AWR itu, akibat masih belum keluarnya perizinan yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan AMDK AWR yang berada dibawah Perumda Tirta Antokan tersebut. Tidak hanya izin operasi, tapi juga izin edar, izin kemasan dan berbagai bentuk perizinan lain.
Kondisi demikian dibenarkan Sekab.Agam H. Edi Busti, Jumpa Pers dengan kalangan media pekan lalu. Ia menegaskan saat ini pihak Perumda Tirta Antokan masih terus melakukan upaya untuk merealisasikan seluruh proses perizinan terkait dengan pengelolaan dan aktivitas usaha AMDK tersebut.
menurut Edi Busti, sesuai regulasi yang ada, jika perizinan yang tengah diproses itu belum keluar dari unsur bersangkutan, aktivitas usaha tidak bisa dilaksanakan.
Ia berharap, hal itu bisa segera dituntaskan, sehingga kegiatan usaha AMDK bisa terlaksana sesuai rencana..
Pascadiresmikan operasionalnya oleh Bupati Agam ( saat itu Andriwarman), sarana yang ada termasuk Gedung baru yang baru rampung, hingga saat ini masih tersusun rapi. Walau Secara tekhnis, seluruh perangkat pabrik pengelolaan air minum dalam kemasan tersebut, sudah diuji coba dan sudah bisa berproduksi.
Dikuatirkan, semua asset yang telah disediakan dengan biaya daerah itu, akan tersia-sia.
Bikan hanya itu ambisi AWR. Ia bahkan bercita-citamendirikan perguruan tinggi di daerah itu, yang akan dikelola Pemkab. Agam. hal itu terucap menjelang pelantikannya sebagai Bupati Agam. Kala itu ia didaulat meresmikan SIT Raudhah Lubuk Basung.
Hal itu masuk akal, karena ia seorang penddidik dulunya, mantan dosen salah satu perguran tinggi di Jakarta.
Namun apa lacur. Setelah dilantik menjadi Bupati Agam, semua itu tak ada realisasinya, sampai masa tugasnya finis.
Kini Agam dipimpin Benni Warlis, dengan produk unggulannya “Bangkik dari surau.” Semoga program bukan hanya di atas kertas, tapi benar-benar dikawal dengan konsekuen. Jangan jagi bengkalai pula, yang akan menjadi cibiran masyarakat luas.***