Bundo Kanduang di Nafari Jawi Jawi
Arosuka, sumbarsatu.com - Kementerian Pariwisata Republik Indonesia menyebutkan bahwa Nagari Jawi-Jawi Guguk, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok masuk dalam 10 desa prioritas untuk dijadikan desa budaya pembinaan pariwisata di Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Solok, Yandra Prasat, saat berbincang dengan wartawan di ruang kerjanya, Selasa 31/1017.
Sebelumnya, Bupati Solok H. Gusmal Dt Rajo Lelo, SE, MM melakukan peresmian Nagari Jawi-jawi sebagai salah satu Kampung Wisata Budaya di Kabupaten Solok
“Alhamdulillah, Nagari Jawi-Jawi Guguak masuk ke dalam 10 desa prioritas desa wisata budaya di Indonesia dan merupakan satu-satunya desa dari Sumbar,” jelas Yandra Prasat.
Didampingi Kabid Kebudayaan, Emi Edisar, Yandra dengan bersemangat menjelaskan kepastian itu didapat setelah pihaknya mendapat kabar dari Vitria Ariani, Ketua Tim Percepatan Pembangunan Wisata Perdesaan dan Perkotaan dan juga Deputi Bidang Pengembangan desa dan Industri Pariwisata, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, maka pihaknya tertarik dengan Nagari Jawi-Jawi Guguak untuk dikembangkan bersama 10 desa lainnya di Indonesia.
Dijelaskan Yandra, Vitria Ariani datang bersama Dr Sari Lenggogeni, Direktur Pusat Studi Pengembangan Pariwisata Universitas Andalas ke Nagari Jawi-Jawi Guguak, pada saat Bupati Solok meresmikan Nagari Jawi-Jawi Guguak sebagai kampung wisata budaya awal Oktober lalu.
“Usai melihat tradisi dan adat nagari setempat, buk Vitria Andriani langsung terpesona dengan sambutan masyarakat yang ramah dan budayanya yang beragam, termasuk dengan indang padusinya,” jelas Yandra.
Hal tersebut langsung dikoordinasikan dengan ketua tim percepatan desa wisata, dan insaallah nagari ini akan masuk dalam 10 desa prioritas Indonesia karena selama ini di Sumbar belum ada nagari atau desa yang masuk.
Dalam waktu dekat ini jelas Yandra, pihaknya akan segera segera memulai langkah untuk MoU dengan Kementerian Pariwisata RI.
“Kampung Wisata Budaya ini adalah konsep pengembangan pariwisata berbasis masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat di nagari. Konsep kampung budaya ini dititik beratkan kepada pengembangan mental budaya masyarakat setempat dan pengelolaanya kita serahkan langsung ke masyarakat nagari setempat,” jelas Yandra Prasat
Sementara Wali Nagari Jawi-Jawi Guguak, Laswir Malin Putiah menyebutkan dengan dicanangkannya Nagari Jawi-Jawi ini sebagai kampung wisata budaya, diharapkan nagari ini bisa dikenal lebih jauh dan ekonomi masyarakatnya akan meningkat dan hal itu juga butuh dukungan pemerintah, agar kita bisa kembali melestarikan nilai-nilai budaya asli nagari yang sudah banyak terkontaminasi oleh budaya dan arus modernisasi.
“Apalagi nagari kita akan masuk sebagai 10 desa prioritas wisata budaya, maka jelas hal ini sangat membanggakan kita semua. Kita juga sangat berterima kasih kepada Bapak Kepala Dinas Pariwisata yang telah memperjuangkan nagari kita masuk ke 10 desa binaan Kemenpar RI,” terang Laswir.
Selain itu, Laswir juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bupati Solok, yang sudah menunjuk nagarinya sebagai kampung wisata budaya yang bisa dikelola langsung dan diharapkan bisa meningkatkan pendapatan masyarakat nagari karena nantinya orang dari luar bisa berkunjung, berbelanja dan menginap di home stay yang ada.
“Seperti Homestay Rumah Gadang Datuak Rajo Nan Putiah,” beber Laswir Malin Putih.
Disebutkannya, pemerintah nagari berkomitmen terhadap pelestarian dan pengembangan adat istiadat dan nilai luhur Minangkabau.
“Kampung budaya merupakan salah satu implementasi untuk pelestarian nilai-nilai tradisi, kebudayaan lokal dan kesenian anak nagari. Kita sangat memahami bahwa di nagari ini sangat banyak budaya baik yang perlu kita lestarikan. Sebagai destinasi wisata budaya, tentunya kita perlu berbenah diri, seperti halnya kebersihan, keramahan dan kenyamanan bagi para wisatawan yang akan datang dan jaga nama nagari,” pungkas Laswir. DW.
Bundo kanduang Nagari Jawi Jawi berpakaian kebesarannya.