Pekan Budaya Tan Malaka Sukses Digelar di Desa Selopanggung

PERPISAHAN MAHASISWA KKN POSDAYA TEMATIK UN PGRI KEDIRI

Senin, 13/03/2017 15:23 WIB
Suasana Pekan Budaya Tan Malaka di Desa Solopanggung, Kabupaten Kediri

Suasana Pekan Budaya Tan Malaka di Desa Solopanggung, Kabupaten Kediri

Selopanggung, sumbarsatu.com--Mahasiswa Posdaya Tematik Universitas Nusantara (UN) PGRI Kediri, Jawa Timur, yang melakukan kuliah kerja nyata (KKN) di Dusun Tunggul, Desa Selopanggung, mengakhiri masa pengabdiannya dengan menghadirkan iven Pekan Budaya Tan Malaka, Minggu (12/3/2017).

Dusun Tunggul, Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jatim, merupakan lokasi ditemukannya pusara Ibrahim Datuak Tan Malaka. Penemuan itu hasil riset Harry A Poeze, seorang sejarawan Belanda yang mendedikasikan 35 tahun lebih hidupnya untuk mencari keberadaan Tan Malaka. Pada 2007 setelah melewati proses panjang, dipastikan salah satu kuburan pemakaman umum itu, adalah Ibrahim Datuak Tan Malaka.

Pekan Budaya Tan Malaka yang digelar tak jauh dari pusara Pahlawan Nasional ini, diisi dengan berbagai penampilan seni mulai dari seni tari yang ditampilkan seni anak Desa Selopanggung, pertunjukan teater mengisahkan Tan Malaka, musik akustik, dan penampilan tilawatil Quran.

”Kegiatan dimulai dengan istikasah dan salawatan dalam rangka haul Tan Malaka. Penampilan seni pelintasan sejarah Tan Malaka," kata Indra Fujiantoro, Koordinator Kegiatan Pekan Budaya ini, Senin (13/3/2017).

Selain itu, tambah Indra, peristiwa budaya ini ditutup diskusi dan dialog kebangsaan bertema “Belajar pada Mahaguru Tan Malaka”.

Indra menjelaskan, tujuan kegiatan mengangkat Tan Malaka dalam perpisahan mahasiswa KKN dengan masyarakat, agar pemikiran dan sejarah hidup Tan Malaka dapat dipahami generasi muda.

"Banyak juga yang belum tahu makam Tan Malaka ini berada di Selopanggung. Kegiatan ini sekaligus mengenalkan kepada masyarakat bahwa Tan Malaka ada di sini," katanya.

Menurut Indra, selain Watu Jagul yang selama ini sudah menjadi ikon masyarakat Desa Selopanggung, tapi kini makam Tan Malaka menambah keterkenalan desa yang sejuk ini.

Sementara itu, Yusuf Ardi Saputra, Ketua Pelaksana Acara Pekan Budaya Tan Malaka ini, mengatakan, kegiatan uitamanya dititikberatkan pada dialog kebangsaan karena ini penting bagi masyarakat untuk mengetahui sejarah Tan Malaka yang sesungguhnya”.

“Pada dialog kebangsaan, kami datangkan dua narasumber, yaitu Taufik Al Amin, MSi, seorang akademisi dan budayawan, serta Dwijo U Maksum, seorang jurnalis. Selain jurnalis, Dwijo ialah salah satu orang yang terlibat dalam riset tentang Tan Malaka dengan Harry Poeze,” terang Yusuf yang biasa dipanggil Ucup ini.

Yusuf mengatakan, iven Pekan Budaya Tan Malaka ini bisa dikatakan menjadi pertama dilalukan mahasiswa di Indonesia dengan tema spesifik ini.

"Kami berharap kegiatan ini terus dilakukan secara berkala. Paling tidak dilaksanakan mahasiswa KKN Tematik Posdaya Kelompok 28, 29, dan 30. Sudah selayaknya mahasiswa selalu mengedepankan edukasi dalam segala bentuk kegiatan, dan meninggalkan budaya apatis dan hedonis." terangnya.

Masyarakat Dusun Tunggul, Desa Selopanggung sangat mengapresiasi kegiatan mahasiswa KKN ini, dan mengaku paham atas keberadaan pusara Tan Malaka di desanya.

"Harusnya jangan hanya sekali ini saja dilakukan. Setiap peringatan kelahiran Tan Malaka atau meninggalnya Tan Malaka, digelar kegiatan di sini (Selopanggung)," kata seorang warga di Selopanggung. (SSC)

 



BACA JUGA