Kamis, 01/12/2016 10:47 WIB

Mambangkik Batang Tarandam, Endri Dilewakan sebagai Dt. Rangkayo Tanpalawan

: Pemasangan saluak kepada Endri, dalam prosesi pengukuhannya sebagai pemangku gelar adat, Dt. Rangkayo Tanpalawan.

: Pemasangan saluak kepada Endri, dalam prosesi pengukuhannya sebagai pemangku gelar adat, Dt. Rangkayo Tanpalawan.

Garagahan, sumbarsatu.com-Setelah talipek (tersimpan) sekitar 1 bulan, gelar pimpinan kaum Suku Tanjuang, Nagari Garagahan, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupetan Agam, Datuak Rangkayo Tanpalawan kembali dilewakan.

Dalam rangka mambangkik batang tarandam itu, Endri, S.Pdi, salah seorang anak kemenakan dari kaum Suku Tanjuang, diamanahkan menyandang gelar datuak yang telah tersimpan semenjak ditinggalkan almarhum Drs. Prinaldi, pada Selasa (29/10/2016) lalu.

Prosesi malewakan gelar adat pimpinan Pasukuan Tanjuang kepada Endri dilaksanakan Rabu (30/11/2015), dirumah kediamannya, di Kampuang Tanjung, Jorong II Nagari Garagahan, Kecamatan Lubuk Basung. Prosesi ini dihadiri oleh seluruh pangulu se-Nagari Garagahan, urang nan ampek jinih, pemuka masyarakat, dan paras undangan lainnya.

Para mamak pusako pasukuan Tanjuang melihat sosok Endri yang masih muda, tetapi memiliki kemampuan yang pantas untuk menjadi seorang pemimpin kaum. Dengan berbagai profesi yang disandangnya, seperti seorang pendidik, dan ustad (mubalig, guru mengaji, dan sejenisnya), menunjukkan kalau kaum pasukuan Tanjuang Garagahan tidak salah mempercayakan pucuk pimpinan kaum kepadanya.

“Pendidikan, dan ilmu agama yang ia miliki, dan bakat kepemimpinan yang ia miliki luar biasa. Ia pantas menjadi seorang pimpinan kaum,” ujar salah seorang mamak pusako Suku Tanjuang, Fadli S.Pd, M.Pd.

Hal senada disampaikan Jefri Abdullah, yang juga salah seorang mamak pusako dari Suku Tanjuang. Ia mengungkapkan, dalam diri Endri, memang sudah terlihat jiwa kepemimpinan sejak kecil. Mempercayakannya pimpinan kaum kepada Endri merupakan keputusan yang tepat.

Ia menambahkan, untuk memegang gelar Datuak Rangkayo Tanpalawan, sudah dilakukan seleksi terhadap anak kemenakan yang berhak menyandang gelar tersebut. Setelah melalui berbagai pertimbangan, pilihan jatuh kepada Endri. Ia mendapat amanah, sebagai yang didahulukan selangkah dan ditinggikan seranting dalam kaum..

Endri, yang diamanahkan memangku gelar adat tersebut mengungkapkan, sangat menyadari kalau menjadi seorang pemimpin kaum adalah suatu tanggung jawab berat. Namun sebagai anak kemenakan, yang harus melanjutkan regenerasi kepemimpinan adat, tanggung jawab yang dibebankan tersebut harus diemban dengan segala kemampuan dan konsekuensinya.

Ia mengaku dan sadar, bahwa ia mengemban amanah seumur hidup sebagai pucuk yang dituakan untuk memimpin kaumnya.

“Ini bukan amanah empat atau lima tahun, namun seumur hidup. Sebagai yang dituakan nantinya, saya mempunyai banyak anak kemenakan yang harus perhatikan,” ujarnya.

Menurutnya, keluarga besar Suku Tanjuang Nagari Garagahan, selain yang berada di kampung halaman juga merantau ke berbagai daerah dan kota besar, yang tersebar di nusantara, seperti di Jakarta, Pekan Baru, Medan dan banyak kota lainnya di Indonesia. Dimana pun mereka berada, sebagai pucuk pimpinan kaum, harus tetap memberikan perhatian yang adil kepada seluruh anak kemenakan, tanpa membeda-bedakannya.

Meski dengan banyak kegiatan dan kesibukan yang padat, Endri berkomitmen akan menjalankan amanah sebagai seorang penghulu kaum sebaik-baiknya, untuk memudahkan urusan anak kemenakan.

Pesta pengangkatan Datuak Rangkayo Tanpalawan begitu meriah. Datuak Rangkayo Tanpalawan, yang baru diasami itu diarak keliling kampung oleh ratusan anak-kemenakan kaum suku Tanjuang, diiringi dengan tabuhan alat musik tradisional tambua tansa. (MSM)

 

BACA JUGA